Warga di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara digegerkan dengan penemuan mayat pria di semak-semak. Mayat dengan kondisi membusuk itu diduga korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas) tunggal.
"Setelah diidentifiksi, korban tersebut diketahui atas nama Raisal, usianya 21 tahun, asal Kelurahan Guraping, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan," ujar Kasi Humas Polres Halmahera Barat, Iptu Yuherson Dodowor dalam keterangannya, Sabtu (21/10/2023).
Mayat Raisal ditemukan pertama kali oleh warga Desa Tosoa, Kecamatan Ibu Selatan, Halmahera Barat bernama Titus Puse (66) di semak-semak tepi jalan lintas Kecamatan Jailolo-Kecamatan Ibu, Jumat (20/10). Menurut keterangan saksi, bau busuk sudah tercium sejak 3 hari sebelum mayat Raisal ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut keterangan saksi, bau busuk itu sudah tercium sejak 3 hari lalu, namun mereka tidak menaruh curiga. Nanti Jumat kemarin karena bau busuk itu tidak hilang, saksi Titus berinisiatif memanggil pendeta bernama Novel Guraici (36) untuk sama-sama mencari sumber dari baru busuk itu," ujar Yuherson.
Kedua saksi kemudian menemukan korban terkapar di semak-semak di tepi jalan. Sementara, di sekitar lokasi terdapat sebuah sepeda motor yang diduga milik korban.
"Setelah menerima laporan dari warga, anggota polsek langsung datang mengamankan tempat kejadian perkara, mencari saksi-saksi untuk meminta keterangan dan mengevakuasi mayat tersebut," ujarnya.
Yuherson menambahkan, korban berprofesi sebagai buruh bangunan yang bekerja di Desa Bataka, Kecamatan Ibu Selatan. Korban diduga mengalami kecelakaan saat balik dari Desa Bataka.
"Korban mungkin balik dari Desa Bataka, tapi karena baru melewati jalur lintas Jailolo-Ibu, sehingga tidak begitu hapal dengan kondisi jalan. Akibatnya terjadi laka tunggal yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Yuherson.
Lebih lanjut Yuherson menjelaskan, pihak keluarga yang mengetahui kabar kematian korban menolak dilakukan autopsi. Pihak keluarga telah ikhlas menerima kematian korban.
"Dari pihak keluarga korban tidak lagi mau melakukan autopsi, karena keluarga merasa bahwa korban mengalami kecelakaan tunggal dan itu memang sudah ajalnya, sehingga pihak keluarga tidak mempermasalahkannya," imbuhnya.
(ata/sar)