- Contoh Teks Akademik 1. Buku ajar 2. Diktat 3. Artikel Jurnal Ilmiah 4. Artikel konferensi 5. Makalah 6. Esai 7. Proposal skripsi 8. Skripsi/Tesis/Disertasi 9. Ulasan/Resensi Buku 10. Laporan Penelitian 11. Laporan Praktikum
- Contoh Bagian-bagian Teks Akademik Bagian Pendahuluan Bagian Tinjauan Literatur dan Metode Penelitian Metode Penelitian Bagian Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian Kesimpulan Bagian Implikasi dan Rekomendasi
- Ciri-ciri Teks Akademik Deskriptif Analitis Persuasif Kritis
Teks akademik adalah teks yang sering ditemui dalam instansi pendidikan. Lantas, apa saja yang termasuk contoh teks akademik?
Teks akademik biasanya ditulis oleh seorang ataupun kelompok akademisi. Teks ini dapat berupa penelitian yang memiliki penjelasan yang rinci maupun artikel singkat namun memiliki penjelasan yang lengkap.
Agar lebih mudah memahaminya, berikut ini penjelasan tentang karya tulis apa saja yang termasuk contoh teks akademik. Yuk disimak!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contoh Teks Akademik
Dikutip dari buku Mudah Menerjemahkan Teks Akademik (Edisi Revisi) yang disusun oleh Lidya Pawestri dan Ina Sukaesih, contoh teks akademik adalah sebagai berikut:
1. Buku ajar
Buku ajar adalah buku yang digunakan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu. Buku ini merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu progam pengajaran.
Buku ajar merupakan salah satu sumber belajar dan bahan ajar yang banyak digunakan dalam pembelajaran. Buku ajar memang merupakan bahan ajar sekaligus sumber belajar bagi siswa yang konvensional.
Namun, meskipun konvensional dan sudah dipergunakan cukup lama dan banyak yang menganggap tradisional, buku pelajaran masih cukup mampu memberikan kontribusi yang baik pada pembelajaran. Beberapa materi pembelajaran tidak dapat diajarkan tanpa bantuan buku pelajaran.
2. Diktat
Diktat merupakan catatan pelajaran yang dibuat oleh guru untuk persiapan mengajar praktis pada waktu melaksanakan pembelajaran. Diktat juga bisa diartikan sebagai catatan belajar siswa yang disusun oleh siswa dengan bahan stensilan atau salinan.
3. Artikel Jurnal Ilmiah
Jurnal ilmiah adalah kumpulan jurnal penelitian. Formatnya biasanya kurang lebih mirip dengan majalah, namun dengan format yang berisi kumpulan rangkuman karya ilmiah yang dibuat oleh masing-masing peneliti.
Artikel ilmiah biasanya terbit dalam jangka waktu tertentu (bisa bulanan, dua bulanan, atau bahkan tahunan). Diterbitkan oleh lembaga publikasi ilmiah, baik itu kampus, perusahaan, atau media lainnya.
4. Artikel konferensi
Paper Conference pada dasarnya mirip dengan jurnal ilmiah, tetapi biasanya lebih ringkas (lebih sedikit halaman). Inilah perbedaan utama dengan jurnal ilmiah yang bisa sangat panjang (rata-rata jurnal minimal 6 halaman, sedangkan makalah konferensi 2-5 halaman).
5. Makalah
Makalah adalah sebuah karya tulis ilmiah yang membahas tentang suatu topik tertentu yang tercakup ke dalam ruang lingkup pengetahuan. Sebuah makalah mempunyai sistematika yang terbagi menjadi empat bagian, yaitu pendahuluan, studi kepustakaan, pembahasan, dan kesimpulan atau penutup.
6. Esai
Esai adalah sebuah karya tulis yang membahas suatu hal dari sudut pandang penulisnya. Istilah 'esai' sendiri berasal dari bahasa Prancis, 'essayer', yang berarti 'mencoba' atau 'menguji'. Jadi, saat menulis esai, penulis seolah 'mencoba' untuk mengeksplorasi suatu ide atau gagasan dan 'menguji' pemahaman pembaca tentang topik tersebut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan esai sebagai sebuah tulisan prosa yang memberikan pandangan singkat tentang suatu isu dari perspektif pribadi penulis. Secara garis besar, esai menyampaikan informasi, gagasan, argumen, serta ekspresi emosi penulis tentang subjek tertentu.
7. Proposal skripsi
Proposal Skripsi adalah suatu bentuk rancangan atau usulan penelitian yang akan disusun oleh seorang mahasiswa mengenai bahan penelitian untuk pembuatan skripsi. Proposal skripsi tersebut berisi garis-garis besar materi permasalahan dan metode penelitian yang akan diuraikan dalam skripsi.
Proposal skripsi termasuk ke dalam proposal formal karena memiliki standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan, dan lain sebagainya. Beberapa unsur yang melengkapi proposal skripsi antara lain adalah judul, tujuan, manfaat, metode, tinjauan pustaka, serta hipotesis penelitian. Dalam prosesnya, mahasiswa mengajukan proposal skripsi setelah judul disetujui oleh Dosen Pembimbing.
8. Skripsi/Tesis/Disertasi
Skripsi adalah tugas akhir yang dibuat untuk meraih gelar sarjana. Sementara, tesis merujuk pada karya ilmiah tertulis jenjang magister atau pascasarjana (S2). Disertasi menjadi karya tulis ilmiah mahasiswa yang hendak menyelesaikan program doktoral atau S3.
9. Ulasan/Resensi Buku
Resensi buku ialah memberikan tinjauan kritis atau penilaian terhadap kualitas suatu buku. Meresensi sebuah buku berarti merupakan aktivitas seseorang untuk menyampaikan gagasan secara tertulis dalam hal mengukur baik buruknya suatu buku. Hal-hal yang diukur dari satu buku tersebut meliputi isi, struktur penyajian, serta manfaatnya bagi pembaca.
10. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah suatu dokumen tertulis tentang hasil pelaksanaan suatu penelitian yang dibuat secara jelas, disusun menurut metode penulisan dan sistematika tertentu dengan bahasa yang lugas.
11. Laporan Praktikum
Laporan praktikum bertujuan untuk menyampaikan tujuan dan sasaran, alasan praktikum tersebut, kondisi lingkungan praktikum, melaporkan kegiatan selama terjadinya praktikum beserta dengan hasilnya dan menjadi penilaian untuk pengalaman tersebut. Cara kerja dari laporan praktikum adalah dengan menggabungkan pengalaman selama praktik atau saat di lapangan dengan pengetahuan teoritis.
Contoh Bagian-bagian Teks Akademik
Secara garis besar, struktur teks akademik biasanya berupa pendahuluan, isi, dan penutup. Namun, hal ini bisa berbeda beda tergantung dengan jenis dari teks akademiknya.
Pada artikel jurnal ilmiah berbahasa Indonesia, bagian awal selalu dimulai dengan abstrak yang ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Abstrak diikuti dengan bagian pendahuluan (introduction) yang memuat latar belakang masalah yang dibahas dalam artikel tersebut.
Bagian pendahuluan diikuti dengan bagian tinjauan literatur (literature review) yang memuat ringkasan dari teori-teori, artikel ilmiah serupa, dan teks pendukung lain. Bagian ini diikuti oleh metode penelitian (methods) hasil dan pembahasan (result and discussion).
Bagian kesimpulan (conclusion) merupakan bagian terakhir yang biasanya memuat bagian implikasi dan rekomendasi (implication and recommendation). Meskipun artikel jurnal ilmiah memiliki struktur seperti ini, namun tiap jurnal memiliki format penulisannya tersendiri.
Berikut ini contoh teks akademik berdasarkan struktur atau bagian-bagiannya, yaitu:
Bagian Pendahuluan
Keberadaan lembaga pendidikan tinggi yang semakin marak muncul, menunjukkan semakin banyaknya competetion yang ada di lintas perguruan tinggi (Yulista, 2019). Hal itu menjadikan persaingan pada dunia pendidikan tinggi juga semakin ketat (Remiasa, 2005). Dalam tahun-tahun terakhir, Perguruan Tinggi terus melakukan beberapa pertimbangan untuk meningkatkan keberlanjutannya di bidang tata kelola kampus (Widiasih & Nuha, 2019). Untuk itu, sebuah organisasi di lembaga pendidikan, apalagi di perguruan tinggi swasta (PTS), pada dasarnya mempunyai kepentingan yang selaras dengan perusahaan (organisasi bisnis), yaitu
berjuang agar tetap survive, dipandang oleh masyarakat, dan laku (Rofelawaty & Ridhawati, 2016). Dari berbagai PTS yang ada tentunya diinginkan agar bisa menjawab expektasi di masa depan (Nurdin & Dinnullah, 2017).
Perguruan Tinggi mempunyai daya tampung dan potensi besar dalam usaha meningkatkan kualitas, sebagai rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia (Satori, 2012). Perguruan tinggi sebagai agent of changes harus bisa menghasilkan output yang siap bersaing di tengah-tengah persaingan pasar global (Remiasa, 2005). Selain itu, perguruan tinggi diharuskan mampu menghasilkan produk-produk inovatif searah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan industri saat ini dalam upaya membangun keanekaragaman perubahan (Ary & Sanjaya, 2020). Namun nyatanya, data di Kemendiknas menyatakan, sekitar satu juta keluaran PTS sarjana pada tahun 2009 sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan (Agusti, 2012). Bagi PTS daerah yang belum kuat, disarankan agar berkolaborasi dengan PTS yang lebih besar atau dengan PTN yang membina, sehingga ikatan kemitraan tetap berjalan baik, dan mutunya tetap terjamin (Kartiwa, 2002; Dakir & Elbadiansyah, 2011).
Suatu instansi pendidikan harus dapat menyampaikan pemahaman terhadap masyarakat tentang agregat lembaga, dan lebih meningkatkan hubungan baik dengan stake holdersnya, universitas dalam maupun luar Negeri (Syamsuddin, 2018). Melalui kerjasama yang dimiliki yang diwujudkan dengan menjalankan promosi kerjasama atau kemitraan dengan lembaga dalam dan luar negeri (Husna, 2017: Dakir, 2018). Beberapa pendidikan tinggi di Indonesia masa kini telah memiliki dan melakukan program kemitraan pendidikan, baik antara perguruan tinggi nasional serta bermitra dengan perguruan tinggi di luar negeri (Munadi, Surakarta, & Khuriyah, 2019).
Hal tersebut direalesasikan karena kemitraan dengan masyarakat merupakan strategi penting sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial perguruan tinggi untuk responsif terhadap kecenderungan terkini dan antisipatif terhadap perkembangan masa depan kehidupan masyarakat (Zuhriyah, 2016). Bagaimana melalui kerjasama atau kemitraan tersebut perguruan tinggi bisa membentuk calon sarjana yang siap kerja, bukan pengangguran yang bergelar. Sesuai dengan keadaan Negara, kebutuhan masyarakat dan beragam perkembangan juga perubahan yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, untuk mewujudkan semua tuntutan masyarakat tersebut, perlu diwujudkannya kerjasama atau program kemitraan (Sari, 2018).
*Sumber: Baharun, Septantiningtyas, and Zainab (2020).
Bagian Tinjauan Literatur dan Metode Penelitian
Pendapatan Asli Daerah
Dasar hukum Pendapatan Asli Daerah terdapat dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pengertian Pendapatan Asli Daerah terdapat dalam Pasal 1 UndangUndang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yaitu Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
*Sumber: Pesik, Saerang, and Manosoh (2020)
Otonomi Daerah
Pengertian otonomi daerah menurut Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 junto Undang-undang nomor 32 tahun 2004 bahwa otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemberian kewenangan itu sendiri didasarkan kepada azas desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Untuk menyelenggarakan otonomi daerah ini tentunya diperlukan kewenangan dan kemampuan menggali sumber-sumber keuangan sendiri dan juga didukung oleh perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
Kemandirian Keuangan Daerah
Cohen (2016) menyatakan semakin besar jumlah penduduk maka suatu daerah akan menuntut pemerintah untuk mencukupi kebutuhan fasilitas publik. Adanya tuntutan tersebut maka pemerintah daerah akan meningkatkan kemandirian daerah dalam mencukupi kebutuhannnya. Sumber daya alam yang dimiliki suatu daerah akan menentukan tingkat penerimaan daerah. Penerimaan daerah yang bersumber dari sumber daya alam masing-masing daerah, tentunya mengindikasikan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu daerah mempengaruhi kemandirian keuangan daerah (Taryoko, 2017: Hal tersebut mempunyai dampak yang nyata terhadap kenaikan pendapatan asli daerah yang merupakan faktor utama dari kemandirian keuangan daerah (Imawan dan Wahyudin, 2015 : 149).
Metode Penelitian
Untuk tahap ini penulis mengadakan suatu proses kegiatan penelitian dengan melakukan peninjauan ke lokasi di kecamatan baamang dan ketapang secara langsung untuk mencari dan serta mengumpulkan data-data yang ingin menentukan atlet silat mana yang pantas mendapatkan juara 1 atau peringkat yang pertama dari sekian banyak nya orang yang ikut serta dalam melakukan perebutan gelar juara tersebut (Situmorang, 2015). Untuk kesempatan saat itu penulis bertemu secara langsung dengan pihak penyelenggara mencari atlet silat se-Kotawaringin Timur untuk melakukan sesi tanya jawab mengenai hal-hal yang bisa bermanfaat untuk penyelesaian pada tahap proses perhitungan yang akan di lakukan dengan menggunakan metode yang sudah diterapkan, yaitu dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting)(Gunawan, Afrina, & Sofrawida, 2019).
Metode Penelitian Kasus Gambar 1 menunjukkan tentang penggambaran umum dalam menggunakan metode SAW untuk melakukan perhitungan yang akan dilakukan penulis. Penjelasannya yang akan diterapkan adalah:
- Menentukan sebuah topik yang ingin diproses, latar belakang dari permasalahan, dan tujuan dalam melakukan penelitian ini.
- Studi dari perumusan ini, yang akan dilakukan oleh penulis adalah dengan memperhatikan aspek-aspek yang berlaku dalam melakukan penelitian. Dan juga dalam prosesnya ini, setiap perhitungan akan ditemukan hasil atau bobot dari masing-masing. Sehingga dalam penyeleksiannya pun akan ditemukan, dengan adanya peringkat serta dapat mengetahui bobot nilai yang tertinggi dari 1 sampai 100 orang tersebut. Seleksi Atlet Silat yang digunakan di dalam penelitian (Hakim, Nurjaman, & Tampangela, 2018).
*Sumber: H. Ruspendi Famly, Maulida, Putriana, and Ahmad (2020)
Bagian Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Kepercayaan Diri
Dengan menggunakan angket ternyata dapat diketahui bahwa kepercayaan diri siswa juga meningkat dari siklus I ke siklus II. Dengan melihat data angket diketahui rerata kepercayaan diri siklus I sebesar 77,35% dengan kategori baik dan sudah memenuhi indikator keberhasilan bahkan melebihi batas minimal indikator keberhasilan yaitu 75%. Kondisi awal ada beberapa pernyataan yang masih rendah yaitu siswa takut apabila dipercaya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, saat berdiskusi kelompok siswa berani untuk menyampaikan pendapatnya ketika mengalami kesulitan memahami materi, siswa memberanikan diri bertanya kepada guru. Setelah melakukan refleksi pada siklus I, kemudian dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Sedangkan pada siklus II rerata hasil presentase angket kepercayaan diri siswa mengalami peningkatan menjadi 77,75% dengan kategori baik. Hal ini dapat dilihat pada grafik peningkatan kepercayaan diri siswa dengan menggunakan angket sebagai berikut.
2. Keaktifan
Pengukuran lembar observasi dilakukan pada pertemuan ke 1 dan 2 pada siklus I dan siklus II. Pengisian lembar observasi keakitfan siswa dilakukan secara langsung oleh dua observer. Hasil observasi pada siklus I menunjukan bahwa persentase 73,74%. Sedangkan pada siklus II keaktifan siswa yang diukur dengan lembar observasi mengalami peningkatan, yaitu dengan persentase 76,75%. Hal ini dapat dilihat pada grafik peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi sebagai berikut:
3. Prestasi Belajar
Meningkatnya kepercayaan diri dan keaktifan belajar siswa diikuti oleh peningkatan prestasi belajar siswa. Pada nilai tengah semester rerata 61,38 dan ketuntasan klasikalnya 15%. Hasil tes yang dilakukan pada siklus I dan siklus II menunjukan kenaikan, yaitu pada siklus I memperoleh rerata 68,25 dengan ketuntasan klasikalnya 60%, dimana siswa sudah mulai paham dan bisa menerapkan rumus keliling dan luas segitiga walaupun masih ada siswa yang belum begitu menguasai. Hingga pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik dengan rerata sebesar 78,25 dengan ketuntasan klasikalnya 80%. Untuk mengamati peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari grafik berikut.
*Sumber: Puspitasari (2018)
Bagian Kesimpulan
Dari hasil analisa pengujian yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Intensitas cahaya matahari dengan daya berbanding lurus, semakin besar intensitas cahaya maka akan semakin besar daya yang dihasilkan oleh modul surya.
- Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi daya yang dihasilkan oleh modul surya yaitu suhu, debu, kondisi cuaca, bayangan benda dan jarak antara matahari dengan posisi modul surya.
- Modul surya tetap menghasikan daya listrik dalam kondisi cuaca yang mendung. Hal ini membuktikan bahwa solar cell jenis polycrystalline akan tetap menghasilkan daya listrik dalam kondisi tersebut.
- Dalam pemilihan sudut kemiringan modul surya, hasil yang paling optimal adalah sudut 30° dengan daya maksimal dihasilkan sebesar 60.552 W dan daya rata - rata sebesar 32.15 W.
- Efisiensi pada solar cell jenis polycrystalline memiliki efisiensi yang kecil dari data yang didapatkan selama pengujian. Daya maksimal yang didapatkan selama pengujian mendapatkan daya sebesar 60.522 W dari spesifikasi solar cell sebesar 100 Wp
*Sumber: Huwaida (2020)
Bagian Implikasi dan Rekomendasi
Hasil evaluasi pelaksanaan kredit program dan identifikasi faktor-faktor yang menghambat penyaluran kredit program untuk mendukung peningkatan penyediaan indukan untuk penyediaan bibit/bakalan dalam negeri. Dengan demikian, dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor serta peningkatan usaha pembibitan ternak sapi potong maka saran yang dapat disampaikan adalah 1) perbankan, dukungan penuh perbankan diperlukan untuk peningkatan jumlah nasabah kredit program dalam rangka penyaluran KUPS. Dukungan tersebut meliputi pemberlakuan peraturan yang lebih memihak kepada peternak. Dukungan Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk melakukan PKP dengan Kementerian Keuangan dan penetapan KUPS ke dalam business plan. 2)Pemerintahan, komitmen kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan dan daya tawar peternak diperlukan, dalam hal peningkatan akses petani terhadap perbankan sehingga peternak tidak selalu berharap dengan program bantuan sosial. Pengurangan anggaran untuk bantuan sosial dan peningkatan anggaran pendampingan dan pengawalan kredit program ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaannya. Penetapan prioritas kinerja mulai dari pemerintah pusat sampai dengan pemerintah kabupaten. 3) Pelaku usaha, peningkatan aksesbilitas pelaku dengan meningkatkan feasibility pelaku sehingga perbankan tidak memandang negatif terhadap pelaku usaha peternakan. Usaha dilakukan dengan bersinergi dan integrasi sehingga membuka peluang pasar yang lebih baik dan cash flow yang lebih aman. 4) Penelitian lebih lanjut, penelitan lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui dampak manfaat kredit program terhadap pendapatan petani sehingga dapat diambil kebijakan untuk keberlanjutan program kredit.
*Sumber: Muladno, M., Daryanto, A., & Susanti, I. (2012)
Ciri-ciri Teks Akademik
Masih dari buku Mudah Menerjemahkan Teks Akademik (Edisi Revisi) yang disusun oleh Lidya Pawestri dan Ina Sukaesih, ciri-ciri dari akademik teks menurut situs dari The University of Sydney ("Types of Academic Writing," 2019) adalah deskriptif, analitis, persuasif, dan kritis. Berikut penjelasan lengkapnya:
Deskriptif
Menyajikan fakta atau informasi adalah tujuan dari teks deskriptif. Contoh dari teks deskriptif dalam bidang akademik adalah ringkasan sebuah artikel ilmiah atau laporan hasil sebuah eksperimen.
Analitis
Sangat sedikit teks dalam tingkat perguruan tinggi yang merupakan murni teks deskriptif. Teks akademik mencakup pula teks analitis, yaitu jenis teks yang merupakan teks deskriptif, namun penulis mengelompokkan fakta-fakta dan informasi yang tersedia ke dalam kategori, grup, bagian, tipe, atau jenis hubungannya.
Terkadang, kategori-kategori atau hubungan ini merupakan sebagian dari sebuah disiplin ilmu, namun penulis mengelompokkan kembali sehingga sesuai dengan teks yang akan ia tulis. Contohnya, jika penulis membandingkan dua teori, penulis mungkin akan memngelompokkannya ke dalam beberapa bagian.
Misal, bagaimana tiap teori berhubungan dengan konteks sosial, bagaimana tiap teori berhubungan dengan pembelajaran bahasa, dan bagaimana tiap teori dapat digunakan dalam praktiknya.
Contoh teks akademik yang merupakan teks analitis adalah tulisan yang menganalisis, membandingkan, menghubungkan, dan membahas sebuah atau lebih ide atau masalah.
Persuasif
Hampir di seluruh penulisan akademik, penulis diharuskan untuk setidaknya satu langkah lebih jauh dari penulisan analitis, yaitu penulisan persuasif. Menulis teks persuasif mencakup seluruh fitur penulisan analitik (yaitu, informasi dan pengorganisasian kembali informasi), dengan tambahan sudut pandang penulis sendiri. Sebagian besar esai bersifat persuasif, dan ada elemen persuasif dalam artikel ilmiah, yaitu setidaknya di bagian diskusi dan kesimpulan.
Sudut pandang dalam penulisan akademik dapat mencakup argumen, rekomendasi, interpretasi dari temuan atau evaluasi karya orang lain. Dalam tulisan persuasif, setiap klaim yang penulis buat perlu didukung oleh beberapa bukti, misalnya referensi untuk temuan penelitian atau sumber yang dipublikasikan. Jenis-jenis teks persuasif meliputi bagian argument, evaluasi, diskusi, dan memilih posisi atau sudut pandang dalam menulis.
Kritis
Menulis kritis merupakan sesuatu yang umum untuk penelitian, tingkat pascasarjana, dan mahasiswa sarjana tingkat lanjut. Penulisan kritis memiliki semua fitur penulisan persuasif, dengan elemen tambahan setidaknya dari satu sudut pandang lain.
Jika menulis persuasif mengharuskan penulis untuk memiliki sudut pandangnya sendiri tentang suatu masalah atau topik, penulisan kritis mengharuskan penulis untuk mempertimbangkan setidaknya dua sudut pandang, termasuk milik penulis sendiri sendiri. Misalnya, penulis dapat menjelaskan interpretasi atau argumen dari seorang peneliti dan kemudian mengevaluasi manfaat argumen tersebut, atau memberikan interpretasi alternatif penulis itu sendiri.
Contoh tugas penulisan kritis adalah termasuk kritik artikel jurnal, atau tinjauan literatur yang mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penelitian yang ada.
Nah, itulah penjelasan tentang apa saja yang termasuk contoh teks akademik lengkap dengan bagian-bagian dan ciri-cirinya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan detikers ya!
(edr/alk)