Geramnya Pj Gubernur Sulsel Diwariskan Andi Sudirman Utang-Defisit Rp 1,5 T

Geramnya Pj Gubernur Sulsel Diwariskan Andi Sudirman Utang-Defisit Rp 1,5 T

Tim detikSulsel - detikSulsel
Jumat, 13 Okt 2023 08:21 WIB
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Foto: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. (Dok. Istimewa/Humas Pemprov Sulsel)
Makassar -

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin geram mendapati defisit anggaran Rp 1,5 triliun tahun 2023 pascakepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman (ASS). Bahtiar menyebut Sulsel dalam kebangkrutan gegara memiliki banyak utang.

Bahtiar blak-blakan mengungkapkan kondisi keuangan Pemprov Sulsel di hadapan anggota DPRD Sulsel, Rabu (11/10). Saat itu Bahtiar tengah berpidato dalam rapat paripurna dengan agenda pengantar nota keuangan dan RAPBD 2024

"Hari ini saya harus terbuka ke semua yang terhormat semua pimpinan dan anggota DPRD yang ada, kita defisit Rp 1,5 triliun, Sulsel ini bangkrut," kata Bahtiar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahtiar mengaku tidak menyangka kondisi ini terjadi di awal kepemimpinannya. Dia menganalogikan Pemprov Sulsel sebagai kapal yang sudah lama tenggelam sebelum dinakhodai oleh dirinya.

"Saya ini pemimpin nakhoda, kapal Sulsel sudah tenggelam. Pilihannya dua, siap-siap untuk tenggelam atau saya ambil upaya penyelamatan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dia lantas menyinggung harga diri sebagai orang Bugis Makassar. Bahtiar menegaskan akan menuntaskan permasalahan yang diwariskan dari masa kepemimpinan sebelumnya.

"Sebagai orang Bugis Makassar ketika saya mengambil tanggungjawab saya tidak akan lari dari tanggung jawab maka saya akan ambil upaya penyelamatan," tambah Bahtiar.

Bahtiar mengungkapkan defisit Rp 1,5 triliun terjadi karena ada perencanaan pengelolaan keuangan yang keliru. Bahkan, situasi ini dikatakan sudah lama terjadi.

"Berarti perencanaan keliru bertahun-tahun kan. Program lama itu perencanaan di langit uangnya tidak ada," ungkapnya.

Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kemendagri menambahkan pengeluaran Sulsel lebih besar dari pendapatan. Anggaran belanja daerah dipaksakan dikeluarga.

"Jadi defisit itu artinya tidak sesuai apa yang diomongin. Misalnya tulis APBD Rp 10,1 (triliun) yah defisit Rp 1,5 artinya aslinya uangmu hanya Rp 8,5 T kan itu berarti 1,5 tidak ada duitnya," urai Bahtiar.

Bahtiar lantas menyinggung penyebab anggaran tidak ada lantaran Pemprov Sulsel mengklaim utang sebagai pendapatan di ABPD. Utang tersebut yakni dana bagi hasil (DBH) Rp 850 miliar yang harus dibayarkan ke kabupaten dan kota.

"Kenapa tidak ada duitnya? Satu, uangnya orang (daerah) yang kau (provinsi) klaim jadi duitmu, Rp 850 miliar DBH kabupaten/kota, kan begitu. Kemudian ada utang dari tahun lalu sudah audit BPK, ini harus diluruskan," jelasnya.

Dia mencontohkan dalam APBD dituliskan ada pendapatan Rp 500 miliar. Di satu sisi OPD lalu membuat program yang bersumber dari dana itu.

"Misalnya ditulis akan ada pendapatan Rp 500 miliar diubah jadi program di PU atau Dinas Pendidikan kan nanti buat lelang, kegiatan segala macam, ini jelas-jelas yang tidak ada uangnya yang bayar siapa," tambah Bahtiar.

Bahtiar pun menyebut program kegiatan yang sudah direncanakan terancam terganggu lantaran defisit dan utang tersebut. Menurutnya, anggaran bisa saja disetop dibelanjakan karena kondisi tersebut.

"Maka caranya menyelamatkan kabupaten ini, hentikan semua program. Anak-anak (OPD Pemprov) tidak usah belanja lagi, kenapa kita mau belanja (sementara) masih ada utang," tegasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Sementara Ketua Fraksi NasDem DPRD Sulsel Ady Ansar menilai wajar jika Pj Gubernur Sulsel mengutarakan kekesalannya karena defisit anggaran Rp 1,5 triliun. Pasalnya Bahtiar juga tidak menyangka akan kondisi tersebut di awal masa kepemimpinannya.

"Saya lihat gubernur kemarin sedikit emosi (saat pidato) mungkin karena membayangkan APBD Sulsel ini normal, ternyata sampai di sini wah krodit kan," ujar Ady kepada wartawan, Kamis (12/10).

Ady lantas menuding perencanaan dan pengelolaan APBD Sulsel di era kepemimpinan sebelumnya tidak transparan. Proses parsial anggaran lanjut dia, kerap dilakukan sepihak tanpa melibatkan legislatif.

"Jujur saja di dewan tidak pernah disampaikan secara transparan dan terbuka berapa sebenarnya utang. Itu dieksekusi Pak gub lewat parsial 1 dan seterusnya, kita tidak tahu, nanti sudah parsial baru kita dikasih tahu," imbuhnya.

detikSulsel mengkonfirmasi mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS) terkait utang dan defisit tersebut. Namun upaya konfirmasi wartawan tidak mendapat respons.

Utang Pemprov Sulsel Era ASS

Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sulsel mengungkap utang Pemprov Sulsel era Andi Sudirman Sulaiman (ASS) menjabat gubernur tersisa Rp 54 miliar dari total Rp 1,2 triliun. Utang itu disebut telah ada sejak tahun 2022.

"Yang tersisa kurang lebih Rp 54 miliar yang akan diselesaikan pada Anggaran Perubahan," kata Ketua Banggar DPRD Sulsel Irwan Hamid kepada detikSulsel, Senin (11/9).

Irwan menuturkan sedianya utang itu mau diselesaikan pada tahun 2022. Namun terkendala surat perintah membayar (SPM) yang belum terbit.

"Akhirnya melompat ke tahun berikutnya. (Sisa utang) Rp 54 miliar ini tersebar di beberapa OPD. Cuma tentu utang ini akan mengganggu porsi anggaran di tahun 2023," ujarnya.

Irwan menegaskan pembayaran utang akan dialokasikan di APBD Perubahan 2023. Prosesnya harus melalui verifikasi inspektorat dan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Dan itu sudah dijalani, dan sudah ada rekomendasi BPK dan inspektorat untuk dibayarkan," pungkasnya.


Hide Ads