.webp)
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pohuwato, Gorontalo angkat bicara soal fenomena butiran emas ditemukan di pantai. DLH mengimbau warga untuk membatasi galian di pinggir pantai.
"Jangan sampai melakukan kegiatan yang dapat berdampak pada kerugian. Gali pasir di sekitar pantai besar-besar itu berbahaya dampaknya bisa abrasi," ujar Kepala DLH Pohuwato Sumitro Monoarfa kepada detikcom, Senin (18/9/2023.
Sumitro mengaku telah memberikan edukasi kepada warga sekitar terkait dampak pertambangan terhadap lingkungan. Pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan pemerintah setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi juga dari pihak kecamatan dan desa sudah melakukan rapat himbauan dan edukasi dampak aktivitas pertambangan di pinggir pantai," terangnya.
Dia mengungkap pemerintah Kecamatan Paguat sementara membuat kesepakatan kerja. Hal ini dilakukan untuk membatasi kegiatan pertambagan di sekitar pantai.
"Saya juga sampaikan kepada pemerintah kecamatan agar bisa membuat kesepakatan kepada pekerja dan membatasi melakukan penggalian lubang di pinggir pantai," sebutnya.
Sumitro menambahkan penambangan akan memicu pencemaran air laut. Menurutnya, pekerja tambang biasanya menggunakan alat berat dan bahan kimia.
"Dikhawatirkan ada warga yang melakukan penggalian dengan menggunakan alat berat atau bahan kimia. Kami khawatir jangan sampai zat kimia aka mencemarkan laut," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial penemuan butiran emas di pesisir pantai di Kabupaten Pohuwato. Hal itu membuat warga sekitar berdatangan mencari butiran emas di wilayahnya itu.
"Ini baru pertama kali, terjadi Desa Buhu di pinggir pantai. Kemarin warga sekitar datang di pantai mencari emas," tutur Camat Paguat, Ikbal Mbuinga saat dikonfirmasi detikcom, Senin (18/9).
Peristiwa itu terjadi di Desa Buhu Jaya, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato pada Minggu (17/9) sekitar pukul 15.00 Wita. Menurut Ikbal, butiran emas itu memang ditemukan di lokasi sebagaimana dalam video beredar.
(hsr/hsr)
