8 Fakta Ketua DPC Gerindra Semarang Pukul Kader PDIP Berujung Dipecat

Berita Nasional

8 Fakta Ketua DPC Gerindra Semarang Pukul Kader PDIP Berujung Dipecat

Tim detikJateng, Tim detikNews - detikSulsel
Minggu, 10 Sep 2023 18:15 WIB
Suparjiyanto dan kuasa hukum saat menemui Didik Sugeng di posko untuk memberikan pendampingan, Sabtu (9/9/2023).
Foto: Suparjiyanto (tengah) yang diduga dipukul Ketua DPC Gerindra Semarang Joko Santoso. (Angling Adhitya Purbaya/detikJateng)
Jakarta -

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang Joko Santoso diduga memukul kader PDI Perjuangan, Suparjiyanto. Insiden ini membuat Joko dilaporkan ke polisi hingga dipecat dari jabatannya.

Insiden itu terjadi di sebuah rumah Jalan Cumi-cumi IV Kota Semarang, Jumat (8/9) pukul 21.45 WIB. Ulah anggota DPRD Kota Semarang itu terekam CCTV hingga beredar di media sosial.

Dari video beredar, terlihat pria berbaju putih datang ke sebuah rumah. Pria itu terlihat berbincang dengan orang dari dalam rumah kemudian masuk. Orang-orang di sekitar kemudian berlari ke arah rumah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari Jumat jam 21.45 Pak Suparjiyanto, warga Jalan Cumi-cumi, Bandarharjo didatangi Ketua DPC Gerindra. Tanpa babibu memukul kader kami," kata Ketua DPC PDIP Semarang Hendrar Prihadi alias Hendi dalam keterangan berupa video yang diperoleh detikJateng, Sabtu (9/9/2023).

Suparjiyanto dan Joko merupakan tetangga satu gang. Hendi menjelaskan peristiwa dipicu pemasangan bendera PDIP di sekitar kampung tersebut.

ADVERTISEMENT

"Alasan karena kader kami pasang bendera yang itu kampung yang tinggal Ketua Gerindra Mas JS," tegas Hendi.

Dirangkum dari detikJateng dan detikNews, berikut 8 fakta Ketua DPC Gerindra Semarang Joko Santoso pukul kader PDIP:

1. Ketua Gerindra Semarang Dipolisikan

Hendi menuturkan insiden itu sudah dilaporkan ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto. Pihaknya juga meminta kader meredam emosi karena kasus ini sudah diserahkan ke ranah hukum.

"Pertama diminta meredam agar di Semarang tidak terjadi pertikaian yang keras antara dua partai ini, partai kami dan Gerindra. Pak Sekjen sampaikan agar membawa ranah ini ke hukum," ujar Hendi.

Sementara Fungsionaris DPC PDI Perjuangan Kota Semarang Didik Sugeng mengatakan sudah membuat laporan ke Polda Jateng soal penganiayaan tersebut. Laporan sudah diterima SPKT Polda Jateng dengan STTLP/167/IX/2023/JATENG/SPKT. Saat ini pihak korban juga dibantu LBH Ratu Adil sebagai kuasa hukum.

"Dengan peristiwa ini sudah dilaporkan ke Polda. Teman-teman dari LBH peduli dengan apa yang terjadi," ujar Didik di Posko PDIP, Sedulur Didik Sugeng, di Bandarharjo.

2. Joko Bantah Lakukan Pemukulan

Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Joko Santoso membantah sudah melakukan pemukulan kepada kader PDIP Perjuangan, Suparjiyanto. Joko mengaku sempat emosi dan mendorong, tapi tidak memukul.

"Saya sama sekali tidak melakukan hal seceroboh itu, sekelas saya untuk melakukan, tangan saya memukul orang. Saksi banyak yang melihat, saya tidak sedikit pun menyentuh muka dari orang yang namanya Suparjiyanto itu," kata Joko kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (9/9).

Dia menegaskan hanya mendorong saja, tidak memukul. Joko mengaku heran dengan luka benjol di muka sebelah kanan Suparjiyanto.

"Memang saya dorong tapi bukan di muka. Saya nggak habis pikir muka itu dibuat siapa kok ada benjolan. Ini yang perlu klarifikasi, dan tangan saya bersih tidak ada sedikit pun luka dan lebam, kalau saya mukul pasti ada bekas," tegasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

3. Duduk Perkara Pemukulan

Pertikaian ini diduga dipicu pemasangan bendera PDIP di sekitar kampung tersebut. Namun Joko menegaskan sebenarnya tidak masalah ada bendera PDIP dan gambar caleg di wilayah RW 4 Bandarharjo yang jadi tempat tinggalnya sejak lima bulan lalu.

"Tadi malam ada pemasangan khusus di RT saya. Saya tanya ke warga, sopo sing masang ini, kok ora ngajeni (siapa yang pasang ini kok tidak menghormati) saya yang selaku warga asli RT sini, ada partai lain, dipasang bendera yang cukup banyak di RT ini," ujar Joko.

Namun hari Jumat (8/9) kemarin ada pemasangan bendera khusus di RT tempat tinggalnya. Joko pun lantas mempertanyakan hal ini ke Suparjiyanto.

"Terus saya ketemu dengan orang yang namanya Suparjiyanto, saya tanya kowe kok ora ngajeni aku nopo (kamu kok tidak menghormati aku kenapa), dia jawab, 'aku hanya disuruh om.' Itu aja statemennya," jelasnya.

4. Joko Ancam Lapor Balik ke Polisi

Joko tidak mempermasalahkan soal dirinya dilaporkan ke polisi usai dituding memukul kader PDIP. Menurutnya itu merupakan hak sebagai warga negara.

"Ini kan negara hukum, saya persilakan asal ada bukti yang kuat, tidak masalah," paparnya.

Joko mempersilakan jika Suparjiyanto memang punya alat bukti. Tapi ketika dalam laporan dirinya disebut melakukan pemukulan, maka ia akan melapor balik.

"Saya akan melakukan hal yang sama ketika itu dilaporkan terkait katanya bahasanya menghajar atau memukul, saya akan laporkan balik, satu pencemaran nama baik dan kedua laporan palsu," tambah Joko.

5. Respons Hasto soal Pemukulan

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memastikan tidak akan terjadi gesekan. Dia menegaskan pimpinan partai akan menindaklanjuti hal tersebut.

"Tidak akan ada gesekan, karena PDI ini taat pada komando dan pimpinan kami kan pimpinan yang welas asih, pimpinan yang nggak suka marah-marah. Nggak akan ada (gesekan)," kata Hasto pada wartawan di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata Purwa, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9).

Hasto menyebut pihaknya tetap akan menempuh jalur hukum. Hasto meminta kadernya untuk tetap fokus melayani masyarakat.

"Sehingga lebih baik kami menempuh jalan hukum dan kami telah menginstruksikan kepada seluruh kader PDI Perjuangan bahwa sejak dulu PDI itu biasa yang namanya diperlakukan tidak adil," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

6. Gerindra Gelar Sidang Etik

Majelis Kehormatan Partai Gerindra menggelar sidang pemeriksaan terkait dugaan pemukulan Ketua DPC Gerindra Semarang, Joko Santoso terhadap kader PDIP di DPP Gerindra, Jakarta Selatan, Minggu (10/9). Hasilnya Joko dicopot dari jabatannya sebagai ketua DPC Gerindra Semarang.

"Diberikan sanksi cukup berat diberhentikan sebagai ketua DPC Gerindra kota Semarang," kata Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra Habiburokhman di DPP Gerindra, Jakarta Selatan, Minggu (10/9).

Adapun Joko disebut melanggar pasal 68 AD/ART partai Gerindra. Joko juga telah dimintai secara langsung keterangannya pada sidang kali ini.

"Intinya majelis bersepakat, 5 anggota majelis menjatuhkan putusan bahwa yang bersangkutan bersalah. Melanggar pasal 68 anggaran rumah tangga partai Gerindra yaitu soal jati diri kader Gerindra yang harus berperilaku sopan, rendah hati dan disiplin," ucapnya.

7. Gerindra: Joko Bentak Kader PDIP

Habiburokhman mengatakan jika Joko mengakui dirinya mendatangi rumah kader PDIP di Semarang. Saat itu Joko disebut datang sambil membentak-bentak.

"Jadi beliau tadi dalam pengakuannya mendatangi rumah kader PDIP, masuk kemudian juga membentak-bentak diakui sendiri," kata Habiburokhman.

Terkait adanya dugaan pemukulan, Habiburokhman belum mendapatkan keterangan saksi. Gerindra juga menyerahkan dugaan pemukulan itu ke pihak kepolisian.

"Terkait persoalan tuduhan penganiayaan, sampai sejauh ini kami belum mendapatkan keterangan saksi tersebut dan itu di luar kewenangan kami karena itu ranah pidana," ungkapnya.

8. Gerindra Koordinasi ke PDIP

Habiburokhman mengatakan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan PDIP terkait kejadian ini. Namun dia tidak menyebut kapan Gerindra akan bertemu dengan pihak PDIP.

"Ya kita akan koordinasi setelah ini, mungkin petinggi kami Pak Dasco (Sufmi Dasco Ahmad) dengan petinggi PDIP," kata Habiburokhman.

Habiburokhman berharap korban dari peristiwa ini Suparjiyanto, yang merupakan kader PDIP bisa memberikan keterangan kepada Gerindra. Namun, kata dia, tidak ada masalah jika memang korban itu tidak berkenan memberikan keterangan.

"Kami sebetulnya senang sekali kalau korban berkenan memberikan keterangan, tetapi kan ini lintas partai apakah beliau berkenan," ucapnya.

"Kalau berkenan ya bagus, tapi kalau tidak berkenan ya tidak masalah ya kan, insyaallah kami bersikap dengan fair, kader kami kalau salah ya kami hukum," pungkasnya.

Halaman 2 dari 3
(sar/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads