Alasan Demokrat Getol Minta Anies-Cak Imin Ganti Tagline Perubahan

Berita Nasional

Alasan Demokrat Getol Minta Anies-Cak Imin Ganti Tagline Perubahan

Tim detikNews - detikSulsel
Sabtu, 09 Sep 2023 08:30 WIB
Partai Demokrat. (dok. IG Demokrat).
Foto: Partai Demokrat. (dok. IG Demokrat).
Jakarta -

Demokrat getol meminta tagline 'Perubahan' pada koalisi pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) diganti. Demokrat menyebut tagline 'Perubahan dan Perbaikan' sudah lama dipresentasikan.

Melansir detikNews, Deputi Bappilu Demokrat Kamhar Lakumani menegaskan tagline 'Perubahan dan Perbaikan' sudah sejak lama dipresentasikan Partai Demokrat. Bahkan tagline itu disebut sudah ada jauh sebelum penjajakan dan pembicaraan koalisi.

"Sebelum Anies Baswedan dideklarasikan oleh Partai Nasdem pada Oktober 2022 yang lalu," ujar Kamhar, Jumat (8/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kamhar lantas menganggap wajar jika ada kader Partai Demokrat yang mempertanyakan nama Koalisi Perubahan tetap digunakan setelah Partai Demokrat memutuskan keluar. Kamhar menyebut tagline kubu Anies-Cak Imin tidak tepat karena kedua pengusungnya, NasDem dan PKB, merupakan bagian dari pemerintahan saat ini.

"Lagi pula paket Anies-Muhaimin yang motor utamanya NasDem dan PKB sangat tak tepat menggunakan nama ini. Perubahan adalah simbol antitesis terhadap kekuasaan saat ini, sementara kedua partai ini selama dua periode pemerintahan Jokowi berada di dalamnya," kata Kamhar.

ADVERTISEMENT

"Jadi jika terus menggunakan nama Koalisi Perubahan, bukan hanya tak orisil, malah lebih tepatnya diterjemahkan sebagai 'antitesis' kenyataan. Katanya perubahan, nyatanya di pemerintahan. Pembajakan atas gerakan perubahan," imbuh dia.

Deputi Balitbang DPP Demokrat Syahrial Nasution juga menyindir kubu Anies-Cak Imin yang masih memakai tagline 'Perubahan'. Dia menyebut Anies kemungkinan sedang kehilangan kreativitas.

"Kami ini sudah move on dari Anies Baswedan dan sudah keluar dari KPP. Jadi, agak kehilangan memori soal itu. Karena diingatkan, nama Koalisi Perubahan tetap digunakan oleh Pak Anies, mungkin karena beliau sedang kehilangan kreativitas," kata Syahrial.

Syahrial menyebut sebelum Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP lahir, Demokrat sudah memposisikan diri dan menggunakan tagline 'Perubahan dan Perbaikan'. Dia menyebut sikap Anies-Cak Imin yang tetap menggunakan tagline perubahan bisa jadi karena bisikan spiritual.

"Atau barangkali juga ada bisikan melalui misalkan, pandangan spiritual, wallahualam," kata Syahrial.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Nama Koalisi Perubahan Hampir Disetujui

Bendum NasDem Ahmad Sahroni tak setuju jika nama poros Anies-Muhaimin Iskanda atau Cak Imin yakni 'Koalisi PBNU'. Wakil Sekjen PKB Syaiful Huda mengungkap ada satu nama koalisi yang hampir disepakati bersama yakni Koalisi Perubahan.

"Kira-kira yang hampir disetujui adalah Koalisi Perubahan," ujar Wakil Sekjen PKB Syaiful Huda kepada wartawan, Kamis (7/9).

Huda menjelaskan nama tersebur adalah opsi dari NasDem. Diketahui, nama Koalisi Perubahan tak jauh berbeda dari nama yang sudah disepakati oleh NasDem, PKS, dan Demokrat sebelum pecah kongsi, yakni Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Menurut Huda, pihaknya sama sekali tidak mempermasalahkan nama Koalisi Perubahan. Dalam internal PKB, juga mulai bermunculan usulan-usulan nama koalisi.

"Relatif kita nggak ada masalah walaupun di kami juga ada yang usul itu juga sifatnya pandangan pribadi, kita bikin aja namanya misalnya Koalisi Kebangkitan untuk Perubahan," tambah Huda.

"Atau mungkin (koalisi) Kebangkitan dan Perubahan. Bisa kan?" lanjutnya.

Meski begitu, Huda menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan partai soal nama koalisi. Menurut Huda pribadi, ia menginginkan nama Koalisi Anies Muhaimin.

Sementara itu, jubir PKB, Mikhael Sinaga memilki pilihan sendiri seputar nama koalisi. Koalisi usulannya yakni Koalisi ADEM.

"Kalau menurut saya koalisi ini cocok dinamakan koalisi ADEM (Anies DEngan Muhaimin), karena pasangan ini bercita-cita agar Pemilu 2024 terutama Pilpres berlangsung adem, sejuk dan damai," terang Mikhael.

Mikhael juga berkomentar mengenai tidak setujunya Bendum NasDem soal usulan nama Koalisi PBNU. Ia tak mempermasalahkannya.

"Masing-masing orang kan punya pendapat jadi sah-sah saja. Para pimpinan koalisi masih belum duduk bersama membahas soal nama, karena deklarasinya saja baru beberapa hari dan menurut saya lebih penting menyatukan pandangan dan menyusun program untuk perubahan Indonesia lebih baik ke depannya," lanjut Mikhael.

"Misalnya, pasangan Anies-Muhaimin akan mengusung politik kebhinekaan sesuai dengan ideologi PKB yang toleran dan pluralis, dan kami sedang menyusun program terkait itu bersama dengan NasDem," tambahnya.

Halaman 2 dari 2
(asm/asm)

Hide Ads