Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) periode 2003-2008 Amin Syam wafat akibat mengalami gagal ginjal. Keluarga almarhum hingga kolega menilai Amin Syam merupakan sosok purnawirawan jenderal TNI itu sebagai panutan yang cerdas.
Amin Syam menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Siloam, Jumat (1/9) pukul 23.55 Wita. Jasadnya lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang pada Sabtu (2/9), yang sebelumnya disalatkan di Masjid Al-Markaz.
Putra kedua mendiang Amin Syam, Imran Tentri Tata membeberkan sosok ayahnya. Dia mengatakan sang ayah merupakan politisi yang santun serta menjadi panutan keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi saya beliau role model, panutan," ujarnya.
Imran mengaku terlecut terjun ke dunia politik karena hendak mengikuti jejak sang ayah. Mantan legislator DPRD Makassar ini berani terjun ke dunia politik karena terinspirasi dari ayahnya.
"Karena saya kan mengikuti (jejak) beliau, di politik pun menjadi junjungan saya, menjadi contoh saya, jadi apapun yang saya lalui di politik itu berkat (beliau)," tambah Imran.
SYL Nilai Mendiang Amin Syam Cerdas
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menilai mendiang Amin Syam sebagai sosok yang cerdas. SYL yang juga mantan Gubernur Sulsel dua periode itu menyebut mendiang Amin Syam baik ke semua orang.
"Dia (almarhum) sangat cerdas. Cerdas itu bukan hanya pintar, cerdas itu pakai hati. Kalau pintar banyak, tapi (dia) pakai hati. Dia baik ke semua orang," kata Syahrul di rumah duka, Kompleks Azalea, Kelurahan Paropo, Panakukang, Makassar, Sabtu (2/9).
SYL mengatakan telah mendampingi Amin Syam saat menjadi Wakil Gubernur Periode 2003-2008. Menurutnya, Amin Syam punya karakter yang kuat sebagai tokoh Bugis-Makassar.
"Saya wakilnya lima tahun. Jangan lewati aturan (kata beliau), itu gaya-gaya orang Bugis-Makassar. Kau (jangan mentang-mentang orang) hebat, tapi aturan tetap aturan itu," sambungnya.
Tak hanya itu, Syahrul menilai Amin Syam sangat berjasa dalam perjalanan kariernya. Syahrul mengaku pernah bersama-sama ketika menjadi pengurus Golkar.
"Maafkan saya, sangat emosional, saya dibina beliau cukup panjang, saya sekretarisnya di Golkar, Saya waktu FKPPI dia Dandimnya di Takalar, panjang sekali, sampai akhirnya saya sama-sama, hingga datang lihat (almarhum)," tandasnya.
(asm/hsr)