Semprot Air ke Jalan Justru Meningkatkan Polusi? Begini Penjelasannya

Semprot Air ke Jalan Justru Meningkatkan Polusi? Begini Penjelasannya

Tim detikHealth - detikSulsel
Senin, 28 Agu 2023 19:00 WIB
Mobil water cannon semprot Jalan KS Tubun (Tiara Aliya/detikcom)
Foto: Mobil water cannon semprot Jalan KS Tubun (Tiara Aliya/detikcom)
Jakarta -

Salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi polusi udara adalah dengan melakukan penyemprotan air di sejumlah kawasan Jakarta hingga Tangerang. Namun, benarkah langkah ini efektif mengurangi polusi?

Dilansir dari detikHealth, sebelum melakukan penyemprotan jalan, Polri, Polda metro Jaya telah mengecek kendaraan traktis water canon. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa langkah tersebut diambil karena polusi udara di Jakarta kondisinya cukup memprihatinkan.

Rupanya, hal serupa pernah dilakukan di China sebelumnya. Namun bukannya menangani, cara tersebut justru meningkatkan polusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip beberapa sumber, peningkatan konsentrasi dan kelembapan PM2.5 bisa dipengaruhi berbagai faktor, termasuk penyemprotan air keran atau air sungai di jalan raya dalam jumlah yang besar. Partikel halus PM2.5 yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil ini bisa menembus saluran pernapasan dan membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Selain itu, penyemprotan yang dilakukan secara terus menerus malah memberikan efek kumulatif terhadap polusi udara. Menurut penelitian, penyemprotan air dapat menghasilkan aerosol antropogenik baru buatan manusia atau partikel halus tak kasat mata yang dapat menjadi sumber polusi udara baru.

ADVERTISEMENT

Kondisi ini dinilai kurang menguntungkan bagi penyebaran polutan udara dan pada cuaca bersuhu rendah karena dapat menjadi penyebab utama parahnya pencemaran udara.

Mengetahui solusi di atas tidak membuahkan hasil, pemerintah China mengambil langkah lain untuk mengatasi polusi udara yakni dengan melarang pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara hampir di seluruh kawasan yang tercemar polusi udara.

Selain itu pembangkit listrik yang sudah ada dipaksa untuk mengurangi emisi atau beralih ke bahan bakar gas alam. Hal ini dibuktikan dengan menutup 27 tambang batu bara di kawasan produsen batu bara terbesar China.

Selain itu, pemerintah juga membatalkan perencanaan pembangunan 103 pembangkit listrik baru. Selanjutnya untuk mengimbangi dekarbonisasi, pemerintah menambah pembangkit listrik dari energi terbarukan.

Dan terbukti dalam kurun waktu tujuh tahun China dinilai berhasil menurunkan jumlah partikel udara yang merugikan sebanyak 40 persen. Pencapaian tersebut merupakan penurunan populasi udara tertinggi di suatu negara dalam waktu yang relatif singkat.

Cara lain yang ditempuh pemerintahan China yakni memperketat standar dan menghentikan produksi 553 model kendaraan yang dapat menghasilkan polusi tinggi.

Sebuah penelitian di University of Chicago memperkirakan, dengan berkurangnya tingkat polusi di negara tersebut, tingkat keberlangsungan hidup penduduk akan meningkat rata-rata 4,4 tahun lebih lama bila dibanding 2013.




(urw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads