Insiden tersebut terjadi di Sungai Teluk Kemarau, Desa Nanga Mentukak, Kecamatan Nanga Taman, pada Kamis (17/8) sekira pukul 16.00 WIB. Para korban awalnya sedang menonton lomba menangkap bebek memperingati HUT ke-78.
"Peristiwa itu bermula saat pelaksanaan hiburan rakyat dengan berbagai perlombaan yang digelar RT setempat, salah satunya tangkap bebek di Sungai Teluk Kemarau," ujar Kapolsek Nanga Taman Ipda Insan Malau dalam keterangannya, Jumat (18/8/2023).
Malau mengatakan saat itu beberapa warga sudah berada di aliran sungai mengikuti lomba menangkap bebek. Sementara sejumlah warga lainnya menonton dari atas jembatan gantung.
Menurutnya, warga yang menonton di atas jembatan sempat ditegur. Mereka diminta tidak berkumpul karena kondisi jembatan yang tidak mampu menahan banyak orang.
"Beberapa warga tak mendengar imbauan tersebut. Apalagi, jembatan gantung tersebut memang sudah tak mampu menahan beban berat sehingga jembatan tiba-tiba roboh saat warga sedang menonton lomba," jelas Malau.
Jembatan gantung itu ambruk dan menimpa beberapa warga di bawahnya. Sejumlah warga mengalami luka ringan bahkan cedera serius.
"Korban yang terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa langsung dievakuasi ke Puskesmas Nanga Taman untuk mendapat penanganan medis," terangnya.
"Beberapa di antaranya dirujuk ke RSUD Sekadau karena mengalami patah tulang. Untuk korban jiwa tidak ada," tambah Malau.
Sementara Kasat Reskrim Polres Sekadau Iptu Rahmad Kartono mengaku akan mengusut insiden tersebut. Pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap panitia kegiatan tersebut.
"Panitia akan kita lakukan penyidikan dan kita akan melakukan pengecekan terkait konstruksi bangunan jembatan yang dibuat tahun 2014, namun pada tahun 2021/2022 telah direnovasi menggunakan dana APBD," kata Rahmad.
Pihak kepolisian juga melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak pasca-robohnya jembatan gantung tersebut hingga menimbulkan korban luka-luka.
"Saat ini kami sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk sumber dana yang pastinya," tukasnya.
28 Warga Luka-luka
Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalbar Daniel mengatakan insiden itu menyebabkan 28 warga luka-luka. Ada 5 di antaranya yang mengalami patah tulang.
"Jumlah korban 28 orang. (Rinciannya) 23 orang alami luka ringan dan berat, 5 orang lainnya alami patah tulang," jelas Daniel kepada detikcom, Jumat (18/8).
Jembatan diduga putus karena kelebihan beban. Pasalnya jembatan itu dinaiki oleh rombongan warga secara bersamaan.
"Namun karena kelebihan beban, jembatan ini putus," jelasnya.
(sar/asm)