Pemkab Maybrat, Papua Barat Daya memperbaharui jumlah pengungsi pascaserangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) sebanyak 5.000 warga. Para pengungsi tersebut berasal dari 4 distrik terdampak.
"Jumlah pengungsi yang belum kembali sekitar 5.000-an lebih lah. Itu mereka dari 4 distrik," kata Ketua Tim Pemulangan Eksodus Maybrat Melianus Saa kepada detikcom, Rabu (9/8/2023).
Ribuan warga yang mengungsi berasal dari di Distrik Aifat Timur Jauh, Distrik Aifat Timur Selatan, Distrik Aifat Timur Tengah dan Distrik Aifat Timur. Pemulangan pengungsi dilakukan secara bertahap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena pemulangan ini bertahap, karena masih sementara isolasi jalan dibangun. Tersisa 5.000 pengungsi yang belum pulang," paparnya.
Melianus tidak merinci jumlah pengungsi di tiap pengungsian. Namun pihaknya baru memulangkan 547 jiwa ke Distrik Aifat Selatan.
"Upaya pertama Aifat Selatan bagian barat itu semua penduduk sudah dipulangkan. Aifat bagian Timur itu tahap kedua yang sudah kami kerjakan," jelas Melianus.
"Tahap ketiga wilayah Aifat Timur Tengah yang rencana minggu depan kami bawa pulang (warga) lagi. Karena pemulangan ini bertahap," tambahnya.
Pihaknya juga menjamin pengamanan proses pemulangan pengungsi ke daerah asalnya. Aparat TNI dan Polri ditempatkan di tiap titik rawan.
"Keamanan itu tindakan pertama, setelah Pj Bupati masuk memberikan keamanan dengan menghadirkan TNI/Polri dalam bentuk satgas yang ditaruh di titik-titik yang dianggap rawan sehingga mereka sudah merasa aman baru masyarakat dipulangkan," imbuh Melianus.
Diberitakan sebelumnya, ada 4.000 warga dari 4 distrik di Maybrat yang belum dipulangkan. Empat distrik pun kosong tidak berpenghuni buntut adanya gelombang eksodus masyarakat.
"Itu jumlah jiwa 4 ribuan jiwa lebih yang ada di Distrik Aifat Timur Jauh, Distrik Aifat Timur Selatan, Distrik Aifat Timur Tengah dan Distrik Aifat Timur yang masih kosong sampai saat ini, itu tidak ada manusia satu yang tinggal di wilayah sebelah," kata salah satu pengungsi, Sajanus Mate (32) kepada detikcom, Senin (7/8).
Menurutnya warga mengungsi secara bertahap. Mereka terpaksa meninggalkan kampung halaman karena takut akan ancaman KKB.
"Jadi kami mulai mengungsi sejak tanggal 2 September 2021 hingga Agustus 2023 artinya tinggal 1 bulan lagi genap 2 tahun kami di tempat pengungsian," tutur Sajanus.
Sebagai informasi, ribuan warga mengungsi buntut penyerangan Posramil Kisor oleh KKB pada Kamis, 2 September 2021 lalu. Empat personel TNI dilaporkan gugur dalam insiden tersebut.
(sar/hsr)