Remaja bernama Sefyan Damar (18) di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara nekat berduel dengan seekor buaya ketika melihat kepala rekannya Efriyanto Pongo (15) sudah berada dalam mulut buaya. Efriyanto diterkam buaya saat memanah ikan di laut.
"Karena korban punya kepala so di buaya pe dalam mulut," ungkap Sefyan kepada detikcom, Sabtu (29/7/2023).
Peristiwa itu terjadi di Tanjung Pende, Desa Lola, Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara pada Kamis (27/7) sekitar pukul 23.30 WIT. Awalnya, Sefyan bersama Efriyanto dan Raimon Dion sedang memanah ikan di dekat jembatan dan sudah bersiap untuk pulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malam itu torang tiga (kami bertiga) sudah selesai bajubi (memanah ikan) dan bersiap berenang pulang. Karena saya punya senter juga so rongo (redup), jadi saya panggil mereka mari torang pulang sudah," tuturnya.
Sefyan yang lebih dulu berenang kemudian berdiri di sebuah batu lalu memalingkan pandangan ke arah dua rekannya. Namun saat itu kaki Efriyanto muncul di permukaan air dengan tubuh bergerak-gerak. Sefyan mengira korban berjibaku dengan ikan besar.
"Pas saya naik di atas batu dan bahoba (menatap) ke korban, dia so tarada (tidak ada), cuma kakinya yang muncul tapi badannya bagara (bergerak). Air dengan kedalaman 4 meter juga ko kabur (keruh), saya kira mungkin dia jubi dapat ikan besar," tuturnya.
Karena penasaran, Sefyan berenang mendekat dan betapa kagetnya ketika melihat seekor buaya sepanjang 4 meter menerkam korban. Sefyan pun tak tinggal diam dan berusaha menolong dengan cara memeluk tubuh hingga menarik korban.
"Saya langsung loku dia (peluk korban) tapi salah, ternyata saya loku itu buaya punya perut. Saat saya hela (tarik) tubuh korban, buaya juga balas tarik lagi. Akhirnya saya lepas, takut jangan sampai anak itu punya kepala putus," tuturnya.
Tidak mau mengambil risiko, Sefyan pun berenang mundur secara perlahan. Sebab, tali yang dikaitkan ke alat pemanahnya sudah terlilit di tubuh buaya, sedangkan Raimon hanya bisa berlindung di belakang Sefyan.
"Setelah itu saya lihat buaya timbul lalu putar-putar itu korban punya badan, saya lihat korban pe tangan juga tusuk-tusuk buaya pe mata," ungkapnya.
Sefyan kemudian berteriak meminta tolong. Beruntung, dua orang warga bernama Tison dan Elo yang mendengar teriakan itu langsung bergegas dengan sebuah perahu ketinting.
Saat itu juga buaya melepas mangsanya. Sedangkan korban yang tidak berdaya hanya bisa menyahut meminta pertolongan.
"Saat ketinting dalam perjalanan buaya sudah kasih lepas dan korban ini panggil-panggil saya pe nama, Emang tolong Emang, tolong. Saya bilang berenang pelan-pelan kemari, karena buaya masih di korban pe samping. Pas ketinting sampai langsung torang tiga naik," ucapnya.
Sefyan mengaku peristiwa ini baru pertama kali dialaminya. Ia menduga kehadiran buaya karena ada aroma isi perut sapi yang hanyut di perairan sekitar. Padahal di lokasi kejadian menjadi tempat warga untuk memanah, memancing, dan memasang jaring ikan.
"Iya (peristiwa penyerangan buaya) baru pertama. Mungkin karena beberapa waktu lalu ada yang buang sapi punya isi perut, jadi buaya cium bau itu. Selama ini (di lokasi kejadian) biasa anak-anak keluar bajubi malam-malam," pungkasnya.
Sebelumnya, Kasi Humas Polresta Kota Tidore Kepulauan Iptu Irwansyah mengatakan Efriyando selamat namun mengalami luka yang cukup parah. Korban pun dilarikan ke puskesmas untuk mendapat perawatan.
"Sekitar pukul 23.50 WIT korban dilarikan ke Puskesmas Rawat Inap Akelamo. Nanti Jumat tadi pagi (28/7) sekitar pukul 10.35 WIT korban dirujuk ke RSU Soasio Tidore," kata Iptu Irwansyah kepada detikcom, Jumat (28/7).
(ata/hmw)