Puasa 11 Muharram: Bacaan Niat, Hukum, dan Amalan yang Dianjurkan

Ilustrasi buka puasa Ramadan. — Ilustrasi puasa 11 Muharram (Foto: Shutterstock)

Daftar Isi

Niat Puasa 11 Muharram: Arab, Latin, dan Terjemahan
Niat Menggabungkan Puasa 11 Muharram dengan Qadha Ramadhan
Waktu Membaca Niat Puasa 11 Muharram
Hukum Puasa 11 Muharram
Amalan Lainnya 11 Muharram yang Dianjurkan

Makassar -

Melafalkan niat puasa merupakan salah satu rukun puasa, tak terkecuali ketika hendak mengerjakan puasa 11 Muharram. Berikut ini lafal niat puasa 11 Muharram lengkap dengan hukum dan amalan yang dianjurkan.

Puasa 11 Muharram adalah salah satu puasa yang dianjurkan untuk dikerjakan. Puasa 11 Muharram juga menjadi pelengkap dari puasa Asyura.

Berikut bacaan niat puasa 11 Muharram lengkap dengan waktu membacanya sebagaimana dirangkum detikSulsel dari situs Nahdlatul Ulama:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Niat Puasa 11 Muharram: Arab, Latin, dan Terjemahan

Niat puasa 11 Muharram sama dengan niat puasa harian di bulan Muharram. Berikut niat puasa 11 Muharram:

Bagi detikers yang ingin mengerjakan puasa 11 Muharram dapat melafalkan niat sebagaimana niat puasa harian di bulan Muharram. Berikut ini niat puasa 11 Muharram:

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ.

Artinya: Saya niat puasa Muharram karena Allah ta'âlâ.

Niat Menggabungkan Puasa 11 Muharram dengan Qadha Ramadhan

Buya Yahya dalam salah satu tayangan video kanal YouTube pribadinya yang berjudul 'Bolehkah Puasa Sunnah Muharram Tetapi Masih Punya Hutang Puasa Wajib? | Buya Yahya Menjawab' menjelaskan bahwa puasa 11 Muharram dapat digabungkan dengan qadha Ramadhan.

Puasa 11 Muharram dapat dikerjakan sekaligus dengan qadha Ramadhan namun dengan satu niat saja. Buya Yahya mengatakan jika ingin mengerjakan keduanya, cukup dengan melafalkan niat puasa qadha Ramadhan.

"Jadi yang punya utang (puasa Ramadhan), nanti tanggal 9, 10, 11 anda melakukan puasa bayar utang. Karena bayar utangnya pas hari tanggal 9, 10, 11, anda mendapatkan pahala sunnah. Niatnya membayar utang saja," jelas Buya Yahya dalam video tersebut yang dikutip detikSulsel, (28/7/2023).

Waktu Membaca Niat Puasa 11 Muharram

Untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niat ketika hendak mengerjakan puasa. Lantas kapan waktu membaca niat puasa 11 Muharram? Berikut penjelasannya yang dikutip dari Nahdlatul Ulama.

Niat puasa 11 Muharram dapat dilafalkan pada malam hari mulai selepas waktu maghrib hingga masuk waktu subuh. Namun, jika seseorang lupa melafalkan niat pada malam hari, maka boleh dilafalkan pada pagi atau siang hari.

Hal itu dikecualikan apabila orang tersebut belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan, minum dan lain sebagainya.

Hukum Puasa 11 Muharram

Puasa 11 Muharram dianjurkan untuk dikerjakan sebagai pembeda dari kaum Yahudi yang hanya mengerjakan puasa Asyura saja. Anjuran puasa 11 Muharram ini disebutkan Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal berikut:

قوله بل وإن صامه) أي بل يسن صيام الحادي عشر وإن صام التاسع (قوله لخبر فيه) أي لورود خبر في صيامه الحادي عشر مع ما قبله من صيام العاشر والتاسع وهو ما رواه الإمام أحمد صوموا يوم عاشوراء وخالفوا اليهود وصوموا قبله يوما وبعده يوما ذكره في شرح الروض وذكر فيه أيضا أن الشافعي نص في الأم والإملاء على استحباب صوم الثلاثة ونقله عنه الشيخ أبو حامد وغيره اهـ

Artinya: "Maksud (perkataan, 'bahkan sekalipun ia telah memuasakannya) bahkan tetap dianjurkan puasa 11 Muharram sekalipun ia telah berpuasa pada Tasua 9 Muharram. Maksud (perkataan 'sesuai hadits Rasulullah SAW perihal ini') adalah sesuai hadits yang menganjurkan puasa pada 11 Muharram setelah puasa 9 dan 10 Muharram. Sabda Rasulullah SAW perihal ini diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal yang berbunyi, 'Puasalah kalian pada Asyura (10 Muharram). Berbedalah dari kaum Yahudi dengan berpuasa sehari sebelum dan sesudahnya.' Hal ini tersebut di Syarhur Raudh. Di sini disebutkan bahwa Imam As-Syafi'i mencantumkan anjuran puasa tiga hari ini di kitab Al-Umm dan Al-Imla' sebagai dikutip Syekh Abu Hamid dan ulama lain," (Lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I'anatut Thalibin, Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar'i, tanpa catatan tahun, juz II, halaman 266).