Puasa Asyura merupakan puasa yang paling utama untuk dikerjakan pada bulan Muharram. Lantas apakah boleh puasa Asyura jika masih ada utang puasa Ramadhan?
Dikutip dari situs Nahdlatul Ulama, qadha puasa Ramadhan wajib dibayar umat muslim sebelum tiba Ramadhan berikutnya. Seseorang wajib mengganti puasa Ramadhan sebanyak hari yang telah ditinggalkan, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah:
فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." (QS. Al Baqarah: 185).
Kemudian bagaimana apabila ada puasa sunnah utama seperti puasa Asyura yang ingin dikerjakan tapi masih memiliki utang puasa? berikut ini penjelasannya.
Bolehkan Puasa Asyura Jika Masih Ada Utang Puasa Ramadhan?
Buya Yahya dalam salah satu tayangan video pada kanal YouTube pribadinya yang berjudul 'Bolehkah Puasa Sunnah Muharram Tetapi Masih Punya Hutang Puasa Wajib? | Buya Yahya Menjawab' menyebut bahwa puasa Asyura dapat dikerjakan meskipun masih memiliki utang puasa Ramadhan.
Namun, Buya Yahya mengatakan apabila seseorang dengan sengaja meninggalkan puasa Ramadhan, maka tidak sah baginya mengerjakan puasa sunnah. Orang tersebut wajib membayar utang puasa terlebih dahulu sebelum melakukan puasa sunnah seperti puasa Muharram.
"Jika puasa wajib yang anda tinggalkan adalah karena anda orang bandel, memang sengaja 'tidak mau puasa', maka anda tidak boleh melakukan puasa sunnah sama sekali. Karena waktu meninggalkan anda menantang, bandel, maka wajib dibayar kontan. tidak boleh puasa sunnah apapun tidak boleh, harus membayar puasa wajib," kata Buya Yahya.
Sementara seseorang yang memiliki utang puasa Ramadhan karena udzur, maka ia dapat mengerjakan puasa sunnah meskipun masih memiliki utang puasa. Umat Islam dapat mengerjakan puasa Muharram terlebih dahulu, kemudian baru membayar utang puasa Ramadhan.
"Jika anda meninggalkann puasa karena udzur, ibu haid, lahir, menyusui atau sakit, maka dalam keadaan anda yang meninggalkan puasa Ramadhan karena ada sebabnya tadi, maka kalau masuk setelah Ramadhan setelah Syawal, ada hari-hari puasa sunnah, anda boleh puasa sunnah, sah. Asalkan masih ada kesempatan untuk membayar utang, misalkan Muharram saya ingin puasa sunnah saja, terus mayoritanya mana? mayoritanya nanti, sah. Bayar sunnah dulu, baru bayar utangnya nanti," jelas Buya Yahya.
Lebih lanjut Buya Yahya menjelaskan, ada pilihan yang lebih menguntungkan bagi umat muslim, yakni mengerjakan keduanya sekaligus. Seseorang dapat menggabungkan puasa Asyura dan qadha puasa Ramadhan dengan niat membayar utang saja.
"Cuma ada petunjuk yang lebih enak lagi, bayar satu dapat dua. Jadi yang punya utang, nanti tanggal 9, 10, 11 anda melakukan puasa bayar utang. karena bayar utangnya pas, hari tanggal 9, 10, 11 anda mendapatkan pahala sunnah. Niatnya membayar utang saja," jelasnya.
Buya Yahya menegaskan bahwa puasa Asyura yang digabung dengan qadha puasa Ramadhan hanya dikerjakan dengan satu niat saja, yakni niat qadha puasa Ramadhan. Berbeda dengan puasa sunnah yang digabung dengan puasa sunnah lainnya, maka niat puasanya dapat digabung.
"Jadi bayarnya niatnya bayar utang, tidak boleh di-double, yang di-double tidak sah. Jadi puasa sunnah tidak boleh di-double dengan puasa fardhu (qadha wajib). Tapi puasa sunnah boleh digabung dengan puasa sunnah," tutur Buya Yahya.
"Misalkan tanggal 9 Tasua, 9 kan hari senin anda boleh plus. Saya ingin puasa Tasua sama puasa Senin," katanya.
Niat Puasa Qadha Ramadhan (Puasa Asyura)
Bagi detikers yang ingin menggabungkan puasa Asyura dengan qadha Ramadhan, maka dapat melafalkan niat puasa qadha. Adapun bacaan niatnya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."
Demikian penjelasan mengerjakan puasa Asyura jika masih ada utang puasa Ramadhan. Semoga membantu, detikers.
(edr/alk)