Menyambut bulan Muharram atau tahun baru Islam, berbagai amalan sunnah biasanya dilakukan. Salah satunya adalah memperbanyak amalan puasa sunnah.
Lantas bagaimana hukum berpuasa pada tanggal 1 Muharram? Adakah amalan atau anjuran khusus berpuasa di hari pertama tahun baru Hijriyah ini?
Simak penjelasannya lengkapnya sebagaimana telah dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber, berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adakah Puasa 1 Muharram?
Pada tahun ini, tanggal 1 Muharram jatuh pada hari Rabu, 19 Juli 2023. Dengan masuknya bulan Muharram, kalender Islam telah memasuki tahun yang ke 1445 H.
Lantas, apakah ada anjuran khusus berpuasa pada tanggal 1 Muharram?
Mengutip laman Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Al-Hikmah Jakarta, tidak ada dalil khusus yang menyebutkan anjuran berpuasa pada hari tanggal 1 Muharram tersebut. Baik dalam hadits maupun di Al-Quran.
Namun demikian bukan berarti, seseorang tidak boleh berpuasa pada hari tersebut.
Sekretaris NU Kota Bandung, Ustadz KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi menyebutkan berpuasa pada 1 Muharram boleh dilakukan asal tidak ada niat untuk mengkhususkan hari tersebut dibanding dengan hari-hari lainnya. Dengan kata lain, seseorang berpuasa dengan niat sebagai puasa sunnah biasa pada bulan Muharram.
"Asalkan tidak ada niat mengkhususkan tanggal 1 Muharram dengan meyakini keistimewaannya dibanding hari-hari yang sesudahnya, maka tidak ada dalil sahih yang menyunahkannya. Yang disunahkan adalah memperbanyak puasa pada bulan Muharram," papar Wahyul, dikutip dari detikNews dari CNN Indonesia, Senin (9/8/2021).
Anjuran Berpuasa di Akhir dan Awal Tahun
Sementara itu, dalam beberapa riwayat hadits memang terdapat dalil yang menganjurkan berpuasa pada akhir dan awal tahun. Sebagaimana dikutip dari NU Online, anjuran berpuasa pada akhir tahun didasarkan pada hadits shahih,
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رضى الله عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: أَنَّهُ سَأَلَهُ أَوْسَأَلَ رَجُلًا وَعِمْرَانَ يَسْمَعُ فَقَالَ: يَاأَبَا فُلَان، أَمَا صُمْتَ سَرَرَ هَذَا الشَّهْرِ؟-قَالَ: أَظُنُّهُ. قَالَ: يَعْنِي رَمَضَانَ.-قَالَ الرَّجُلُ: لَا يَارَسُولَ اللهِ. قَالَ: فَإِذَا أَفْطَرْتَ فَصُمْ يَوْمَيْنِ. لَمْ يَقُلِ الصَّلْتُ أَظُنُّهَ يَعْنِي رَمَضَانَ. رواه البخاري.
Artinya, "Diriwayatkan dari Imran bin Al-Husain RA, dari Nabi SAW bahwa ada orang bertanya kepada beliau, atau beliau bertanya kepada seseorang, sementara Imran mendengarnya. Lalu Rasulullah berkata, 'Wahai Abu fulan, apakah kamu puasa akhir bulan (Sya'ban) ini?'-Abu An-Nu'man berkata, 'Saya duga maksudnya adalah bulan itu.' As-Shalt bin Muhammad berkata, 'Maksud dugaan An-Nu'man adalah bulan Ramadhan.'-Orang yang ditanya oleh Nabi SAW menjawab, 'Tidak wahai Rasulullah.' Nabi SAW menyambungnya, 'Apabila kamu tidak puasa, maka puasa lah dua hari (sebagai gantinya).' As-Shalt tidak mengatakan redaksi, 'Saya menduganya itu adalah bulan Ramadhan,'" (HR Bukhari).
Menurut Az-Zain bin Al-Mnir, kesunnahan berpuasa pada akhir bulan ini bukan hanya berlaku pada bulan Sya'ban, melainkan juga untuk bulan-bulan lainnya.
Adapun hadits mengenai anjuran berpuasa pada awal tahun, dijelaskan dalam hadits berikut:
مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. رواه الطبراني في المعجم الصغير. وفي الكبير: ثَلَاثُونَ حَسَنَةً.
Artinya, "Orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram, maka dengan puasa per harinya ia mendapatkan (pahala puasa) 30 hari,' (HR At-Thabarani dalam Al-Mu'jamus Saghir). Dalam Al-Mu'jamul Kabir terdapat redaksi, '30 kebaikan,' (Lihat Sulaiman bin Ahmad At-Thabarani, Al-Mu'jamus Shaghir, [Beirut, Darul Kutub Al-'Ilmiyyah: 1403 H/1983 M], juz II, halaman 71 dan Sulaiman bin Ahmad At-Thabarani, Al-Mu'jamul Kabir, [Mosul, Maktabah Al-'Ulum wal Hikam: 1404 H/1983 M], juz XI, halaman 72).
Menurut penjelasan Al-Hafizh Al-Munawi, hadits ini menunjukkan kesunnahan berpuasa di awal tahun. Dan orang-orang yang memuliakan awal tahun dengan berpuasa akan mendapatkan pahala kebaikan seperti berpuasa 30 hari.
Anjuran Memperbanyak Puasa di Bulan Muharram
Bulan Muharram juga merupakan salah satu bulan yang istimewa dalam Islam. Bahkan bulan ini disebut-sebut sebagai bulannya Allah SWT.
Karena itu, pada bulan Muharram dianjurkan untuk memperbanyak amalan puasa sunnah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, berikut ini.
"Puasa paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, bulan Muharram." (HR Muslim).
Menurut para ulama, puasa-puasa yang paling utama dilakukan pada bulan Muharram ini adalah pada 10 hari pertama. Al Mardawi dalam kitab Al-Inshaf menyebutkan yang paling utama dari bulan Muharram adalah hari ke-10 (hari Asyura) lalu hari ke-9 (tasua'a) dan kemudian pada sepuluh hari pertamanya.
Ibnu Rajad di dalam kitab "Latha'if al Ma'arif" juga menyebutkan bahwa yang paling utama dari bulan Muharram adalah sepuluh hari pertama. Demikian juga dinukil dari Abi Utsman an Nahdiy berkata bahwa mereka mengagungkan sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.
Keutamaan Bulan Muharram
Sementara itu dikutip dari laman Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Masyarakat Madani (STEIMM) Pamekasan, bulan Muharram memiliki sejumlah keutamaan yang luar biasa. Diantaranya:
1. Muharram Adalah Bulan Suci
Muharram merupakan salah satu dari 4 bulan haram (bulan suci) yang dimuliakan. Yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.
Pada bulan ini juga dianggap sebagai bulan yang penuh kedamaian. Hal ini karena umat Islam dilarang berperang pada bulan ini (kecuali dalam keadaan terpaksa) dan harus menjaga diri agar tidak berbuat zalim.
2. Muharram Disebut Bulannya Allah SWT
Syekh Jalaluddin As-Suyuthi menjelaskan bahwa kelebihan bulan Muharram tersebut ada pada namanya yang lebih islami.
Pada zaman jahiliyah, bulan Muharram awalnya dinamai Shafar Awwal. Setelah Islam datang, Allah mengganti bulan tersebut menjadi Muharram yang dinisbahkan dengan asma-Nya.
3. Banyak Peristiwa Bersejarah Terjadi di Bulan Muharram
Di bulan Muharram juga terdapat banyak peristiwa penting dan bersejarah dalam Islam. Diantaranya:
- Allah menerima taubat Nabi Adam AS dan Nabi Daud AS pada 10 Muharram sehingga dosa-dosa beliau diampuni.
- Allah mengangkat Nabi Idris AS ke langit di tanggal 10 Muharram.
- Pada tanggal 10 Muharram, perahu Nabi Nuh AS berlabuh di atas Gunung Judd saat air bah menggenangi bumi selama 150 hari.
- Allah mengangkat Nabi Ibrahim AS sebagai khalilullah atau kekasih Allah.
- Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman AS pada tanggal 10 Muharram Nabi Ayub AS disembuhkan dari penyakitnya oleh Allah di 10 Muharram.
- Pada tanggal 10 Muharram, Nabi Yunus AS keluar dari perut ikan setelah 40 hari berada di dalamnya.
- Bertemunya Nabi Yusuf AS dan Nabi Yakub AS setelah berpisah selama 40 tahun.
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang hukum berpuasa pada bulan Muharram. Semoga menambah wawasan detikers ya!
Sumber:
1. Alhikmah.ac.id, 'Hukum Puasa Tanggal 1 Muharram'
2. detiknews, 'Adakah Puasa 1 Muharram? Ini Penjelasannya'
3. NU Online, 'Kajian Hadits soal Puasa Akhir dan Awal Tahun'
4. steimm.ac.id, 'Keutamaan 1 Muharram'
(edr/urw)