HUT Bhayangkara diperingati pada 1 Juli setiap tahunnya. Hari Bhayangkara ini juga identik dengan sebutan HUT Polri.
Penetapan 1 Juli sebagai Hari Bhayangkara atau HUT Polri diambil dari Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 1946. Namun, sejatinya 1 Juli 1946 bukanlah pertama kalinya korps polisi terbentuk di Indonesia.
Lantas bagaimana sejarah dari terbentuknya korps polisi di Indonesia? serta mengapa diberi sebutan Hari Bhayangkara?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menjawab rasa penasaran detikers, berikut ini ulasan sejarah HUT Bhayangkara yang telah dirangkum detikSulsel.
Sejarah Hari Bhayangkara
Sejarah Hari Bhayangkara tentunya tidak lepas dari sejarah terbentuknya kepolisian di Indonesia. Pendirian kepolisian di Indonesia memiliki perjalanan yang sangat panjang.
Pasukan pengamanan di Indonesia sudah ada pada masa kerajaan Majapahit. Kala memimpin kerajaannya, patih Gajah Mada membentuk pasukan pengamanan yang disebut Bhayangkara.
Pasukan ini kemudian mengemban tugas untuk melindungi raja dan kerajaan.(1)
Beralih ke masa kolonial, Pemerintahan Belanda membentuk pasukan kepolisian yang modern dan terdidik. Mereka hanya mengambil putra pribumi pilihan yang terpilih menjadi anggota pasukan.
Kepolisian modern Hindia Belanda ini dibentuk antara tahun 1897-1920. Pendirian Kepolisian di Hindia Belanda ini merupakan cikal bakal berdirinya Kepolisian Negara Republik Indonesia selepas kemerdekaan Indonesia.
Ide pembentukan pasukan kepolisian oleh Koloni Belanda ini lahir dari ketakutan, sekaligus kepedulian penguasa Eropa terhadap rakyat negeri jajahannya.
Memang penguasa kolonial kala itu mengelola negara dengan menggunakan kekerasan. Namun, mereka ingin pula menikmati dukungan rakyat.
Ketimpangan keinginan penguasa Belanda ini cukup menyulitkan kepolisian yang beranggotakan 96 persen berdarah pribumi kala itu. Mereka harus mengemban tugas ganda yang sulit.
Para anggota polisi bertugas sebagai penjaga keamanan dan ketertiban sekaligus pekerja sosial. Di satu sisi polisi diwajibkan menjaga dan menegakkan wibawa negara yang seringkali memicu perlawanan rakyat. Di sisi lain, mereka juga harus memenuhi kebutuhan masyarakat akan jaminan keamanan hal yang justru menuntut adanya kerja sama dengan masyarakat.
Beralih ke Pemerintahan Jepang, juga dibentuk korps kepolisian. Pada masa ini, Jepang membagi wilayah kepolisian.
Kepolisian Jawa dan Madura berpusat di Jakarta, wilayah Sumatera berpusat di Bukit Tinggi, sementara wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar, dan Kalimantan berpusat di Banjarmasin.
Sementara di awal Kemerdekaan, tepatnya pada 19 Agustus 1945 didirikan Badan Kepolisian Negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Untuk mewujudkan Pendirian Kepolisian oleh PPKI itu para pegawai pribumi Indonesia yang bekerja di pemerintahan Jepang melakukan pertemuan untuk membicarakan pendirian kepolisian.
Dalam Pertemuan tersebut mereka menyatakan sikap untuk mengabdi kepada pemerintah Negara Indonesia yang baru diproklamasikan.(2)
Kemudian pada tanggal 29 September 1945 Presiden Soekarno melantik R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN). Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara. Kesatuan ini hanya bertanggung jawab masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.
Kemudian mulai tanggal 1 Juli 1946 dengan Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D. Djawatan Kepolisian Negara bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Nah tanggal 1 Juli inilah yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini.
Lalu pada masa kabinet presidential, tanggal 4 Februari 1948 dikeluarkan Tap Pemerintah No. 1/1948 yang menetapkan bahwa Polri dipimpin langsung oleh presiden/wakil presiden dalam kedudukan sebagai perdana menteri/wakil perdana menteri.(1)
Tema HUT Bayangkara ke-77 Tahun 2023
Sebagaimana perayaan HUT setiap tahunnya, Polri menetapkan tema khusus. Pada tahun 2023 HUT Bhayangkata atau HUT Kepolisian Republik Indonesia mengusung tema: "POLRI PRESISI UNTUK NEGERI" Pemilu Damai Menuju Indonesia Emas.
Adapun logo yang digunakan tahun ini berupa angka 77 dengan lambang Polri di salah satu sangka 7. Warna yang digunakan adalah gradasi warna merah putih yang sangat elegan.
Jika detikers ingin mendownload logo HUT Bhayangkara ke-77 dapat klik di SINI.
Twibbon HUT Bhayangkara ke-77
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan masyarakat Indonesia untuk turut memeriahkan HUT Bhayangkata ke-77 ini. Salah satunya memasang twibbon di mesia sosial.
Jika belum memiliki desain twibbon, detikers memilih salah satu desain menarik di bawah ini:
- Twibbon #1
- Twibbon #2
- Twibbon #3
- Twibbon #4
- Twibbon #5
- Twibbon #6
- Twibbon #7
- Twibbon #8
- Twibbon #9
- Twibbon #10
- Twibbon #11
- Twibbon #12
- Twibbon #13
- Twibbon #14
- Twibbon #15
- Twibbon #16
- Twibbon #17
- Twibbon #18
- Twibbon #19
- Twibbon #20
Cara Memasang Twibbon HUT Bhayangkara ke-77
Jika detikers bingung untuk menggunakan dan memasang foto di twibbon. Yuk ikuti langkah-langkah berikut:
- Pilih salah satu link Twibbon di atas yang ingin digunakan.
- Kemudian, detikers akan diarahkan ke laman Twibbonize, lalu klik 'Pilih Foto'.
- Pilih foto yang akan digunakan di Twibbon, lalu klik OK.
- Foto yang dipilih akan muncul di THUT Bhayangkara ke-77. Letak foto dapat digeser untuk menyesuaikan kemudian klik 'crop'.
- Twibbon Hari Raya Idul Adha 2023 sudah jadi. Untuk menggunakannya, klik 'download' dan Twibbon akan tersimpan di galeri.
- Twibbon dapat diunggah ke media sosial seperti Instagram, WhatsApp, dan Twitter atau dapat juga dijadikan sebagai foto profil.
Itulah ulasan tentang HUT Bhayangkara ke-77 tahun 2023, mulai sejarah, tema, hingga twibbon. Selamat Hari Bhayangkara ke-77!
Sumber:
(1) Situs Resmi https://polri.go.id/
(2) Buku Sejarah Polri dan Citra Polisi di Indonesia Selepas Reformasi
(alk/edr)