Menggunakan kantong kresek untuk membungkus daging kurban sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Hal ini dinilai lebih praktis dan ekonomis.
Tapi jangan salah, ada bahaya yang mengintai dari kebiasaan tersebut. Terutama jika menggunakan kresek hitam.
Lantas kenapa kresek hitam dinilai lebih berbahaya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut penjelasan dari ahli teknologi pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Purwiyatno Hariyadi yang dikutip dari detikHealth.
Alasan Kresek Hitam Berbahaya untuk Bungkus Daging
Prof Purwiyatno menjelaskan bahwa kresek hitam dinilai berbahaya karena tidak seusai standar food grade.
"Pertama memang karena food grade tadi. Banyak plastik yang beredar, yang kresek hitam itu, bukan food grade," jelasnya.
Suatu bahan dianggap food grade apabila tidak memindahkan zat-zat berbahaya. Artinya zat-zat yang terkandung dalam bahan pembuatan kresek tidak berpindah ke makanan. Sehingga makanan terlindungi teksturnya serta tidak membahayakan kesehatan.
Sementara Kantong plastik kresek berwarna terutama hitam, kebanyakan merupakan produk daur ulang. Dimana penggunaan sebelumnya seringkali tidak diketahui. Bisa jadi dari wadah pestisida, limbah, logam berat, dan sebagainya.
"Artinya kalau dia kontak dengan makanan maka komponen dari plastik itu pun, yang digunakan untuk membuat plastik akan terlucuti dan masuk ke dalam makanan," tutur Prof Purwiyatno Hariyadi.
Tidak hanya itu, komponen atau bahan yang digunakan untuk membuat kresek hitam adalah polivinil klorida. Bahan ini secara internasional telah dianggap sebagai salah satu zat berbahaya bagi kesehatan.
"Itu nanti menjadi kontaminan. Kalau tidak food grade maka jumlah kontaminasinya akan membahayakan kesehatan," jelasnya.
Karenanya kresek hitam tidak boleh digunakan langsung pada makanan jenis apapun, termasuk pada daging mentah.
Bahaya Penggunaan Kresek Hitam pada Makanan
Dampak yang ditimbulkan penggunaan kresek hitam sangatlah fatal. Untuk itu masyarakat sebaiknya tidak menggunakan kresek hitam untuk wadah makanan, termasuk daging.
Peneliti Bioplastik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Kimia, Muhammad Ghozali, MT, menjelaskan bahwa dalam pelentur plastik terdapat zat karsinogen. Zat ini merupakan zat pemicu kanker.
"Biasanya kanker, zat ini termasuk dalam pelentur plastik. Karena memang paling cocok dan ideal untuk pelentur plastik," katanya.
Selain itu, kantong kresek hitam biasanya sudah di didaur ulang sebanyak empat sampai lima kali. Penggunaan sebelumnya pun seringkali tidak diketahui. Semakin sering kresek di daur ulang, teksturnya akan menjadi tebal, tidak elastis atau mudah sobek, kasar, dan berbau.
Jadi sebaiknya dihindari membungkus daging pakai kresek hitam ya, detikers!
(alk/edr)