Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha untuk Sendiri, Makmum, dan Imam

Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha untuk Sendiri, Makmum, dan Imam

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Rabu, 28 Jun 2023 09:40 WIB
Jemaah Muhammadiyah melaksanakan sholat Idul Adha di Parkiran Bekasi Cyber Park, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022).
Foto: Agung Pambudhy
Makassar -

Niat sholat Idul Adha dibaca sebelum melaksanakan ibadah sunnah tersebut. Bagi detikers yang belum hapal, berikut bacaan niat serta tata cara pelaksanaannnya.

Mengutip laman NU Online sholat Idul Adha dilakukan dua rakaat. Shalat ini sunnahnya dilakukan secara berjamaah. Namun juga bisa dilakukan seorang diri (munfarid).

Terkait pelaksanaan sholat Idul Adha, terdapat sedikit perbedaan dari sholat pada umumnya. Termasuk niat dan bacaan di dalamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengetahui lebih jelas, berikut ini niat, bacaan dalam sholat hingga tata cara pelaksanaannya.

Niat Sholat Idul Adha

INfografis panduan sholat idul adha kala pandemiPanduan sholat Idul Adha. (Foto: Andhika A/detikcom)

1. Lafal Niat Sholat Idul Adha untuk Sendiri

Jika sholat Idul Adha dilakukan tidak secara berjamaah, maka dapat membaca niat sholat Idul Adha sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَـــال

Latin: ushallî sunnatan li 'îdil adlhâ rak'taini" lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah ta'ala."

2. Lafal Niat Sholat Idul Adha sebagai Imam

Sementara jika dilakukan secara berjamaah, tentu niatnya menyesuaikan posisi imam atau makmum.

Adapun niat sholat Idul Adha untuk imam yakni:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَـــال

Latin: "ushallî sunnatan li 'îdil adlhâ imaman rak'taini" lillahi ta'ala."

Artinya: "Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat menjadi imam karena Allah ta'ala."

3. Lafal Niat Sholat Idul Adha sebagai Makmum

Sementara niat sholat Idul Adha untuk makmum yaitu:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَـــال

Latin: "ushallî sunnatan li 'îdil adlhâ makmuman rak'taini" lillahi ta'ala."

Artinya: "Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat menjadi makmum karena Allah ta'ala."

Bacaan dalam Sholat Idul Adha

Terdapat bacaan khusus dalam sholat Idul Adha yang dilafalkan di sela-sela takbir. Bacaan sholat Idul Adha yakni:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Arab latin: Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila.

Artinya: "Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang."

Atau bisa juga menggunakan bacaan berikut:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Latin: subhanallah walhamdulillah walaailaaha ilallah wallahuakbar

Artinya: "Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah

Tata Cara Sholat Idul Adha

Setelah mengetahui niat dan bacaannya, maka perlu memahami tata cara pelaksanaan Sholat Idul Adha. Simak tata caranya berikut ini:

1. Membaca niat
2. Takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa
3. Membaca doa iftitah
4. Melakukan takbir dengan mengangkat tangan sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama
5. Membaca lafal berikut di antara takbir-takbir

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Arab latin: Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila.

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Latin: subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha ilallah wallahuakbar

Artinya: "Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah

6. Dilanjutkan membaca Surat al-Fatihah
7. Dianjurkan untuk dilanjutkan dengan membaca Surat al-A'lâ
8. Kemudian ruku', I'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa. Lalu berdiri untuk rakaat kedua.
9. Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sejumlah lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan "allâhu akbar" seperti sebelumnya.
10. Di antara takbir-takbir itu, melafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kelima.
11. Membaca Surat al-Fatihah
12. Dianjurkan melanjutkan dengan membaca Surat al-Ghâsyiyah
13. Berlanjut ke ruku', i'tidal, sujud, dan seterusnya hingga salam.
14. Selanjutnya jemaah disunnahkan untuk menyimak khutbah Idul Adha lebih dahulu usai salam.

Sunnah yang Dianjurkan di Hari Raya Idul Adha

Selain melaksanakan sholat Id, ada sejumlah sunnah lainnya yang dianjurkan untuk dilakukan di Hari Raya Idul Adha. Melansir laman Kemenag, berikut sejumlah sunnah yang dianjurkan berdasarkan penjelasan Ustaz Nur Aziz.

1. Mandi Sebelum Sholat Idul Adha

Sunnah ini merujuk pada sejumlah hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.

2. Memakai Pakaian yang Terbaik dan Wewangian

Umat Islam dianjurkan untuk menggunakan pakaian terbaiknya saat melaksanakan sholat Idul Adha. Juga dianjurkan menggunakan wewangian.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah SAW menyuruh kami agar memakai pakaian terbaik dan wewangian terbaik yang kamu miliki pada dua hari raya." (HR. Al-Hakim).

3. Mengumandangkan Takbir

Sunnah selanjutnya adalah mengumandangkan Takbir. Takbiran Idul Adha ini dilakukan sejak waktu fajar pada hari Arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah hingga akhir hari tasyrik tanggal 13 Dzulhijjah.

4. Sholat Idul Adha

Sholat Idul Adha sangat dianjurkan untuk dilakukan saat Hari Raya Idul Adha. Sebagaimana hadits dari Ibnu Umar Ra: "Bahwa Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan Umar Ra, mereka biasa melakukan shalat dua hari raya sebelum berkhutbah". (HR Al Bukhari, Muslim, An-Nasa'i, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Muslim).

5. Makan Setelah Sholat Idul Adha

Umat muslim disunnahkan menunda makan atau berpuasa sebelum berangkat sholat Idul Adha. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Budairah bahwa "Rasulullah SAW tidak berangkat pada hari Idul Fitri sebelum makan terlebih dahulu dan beliau tidak makan pada waktu Idul Adha kecuali setelah pulang dari sholat Idul Adha".

6. Mengambil Jalan Pergi dan Pulang yang Berbeda

Sunnah selanjutnya adalah mengambil jalan yang berbeda. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits disampaikan, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika shalat 'Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang." (HR.Al Bukhari).

Waktu Pelaksanaan Sholat Idul Adha

Terkait waktunya pelaksanaan sholat Idul Adha, para ulama dari kalangan madzhab Syafi'i ada yang disepakati dan ada yang diperselisihkan. Yang disepakati di antara mereka adalah tentang akhir waktu shalat Id, yaitu ketika matahari tergelincir.

وَاتَّفَقَ الْاَصْحَابُ عَلَي اَنَّ آخِرَ وَقْتِ صَلَاةِ الْعِيدِ زَوَالُ الشَّمْسِ

Artinya: "Ulama dari kalangan madzhab Syafi'i sepakat bahwa waktu akhir pelaksanaan shalat id adalah ketika tergelincirnya matahari," (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz VII, halaman 7).

Setidaknya ada dua pendapat tentang awal waktu pelaksanaan sholat Id, sebagaimana didokumentasikan Muhyiddin Syarf An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab. Pendapat pertama menyatakan bahwa awal waktu sholat Id adalah dimulai dari terbitnya matahari. Namun yang lebih utama sholat Id ditangguhkan dulu sampai matahari naik seukuran satu tombak. Pandangan ini menurut Muhyiddin Syarf An-Nawawi adalah yang paling sahih.

وَفِى اَوَّلِ وَقْتِهَا وَجْهَانِ (اَصَحُّهُمَا) وَبِهِ قَطَعَ الْمُصَنِّفُ وَصَاحِبُ الشَّامِلِ وَالرُّويَانِىُّ وَآخَرُونَ اَنَّهُ مِنْ اَوَّلِ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَالْاَفْضَلُ تَأْخِيرُهَا حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ قَدْرَ رَمْحٍ

Artinya: "Mengenai waktu awal pelaksanaan shalat Id terdapat dua pendapat. Pendapat yang paling sahih, dan ditegaskan pengarang kitab Al-Muhadzdzab (Abu Ishaq Asy-Syirazi), penulis kitab Asy-Syamil, Ar-Ruyani dan ulama yang lain adalah bahwa awal waktu pelaksanaan shalat Id mulai dari terbitnya matahari. Yang paling utama adalah menangguhkan shalat Id sampai naiknya matahari seukuran satu tombak," (Muhyiddin Syarf an-Nawawi, Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, juz, VII, halaman 7).

Adapun pendapat kedua menyatakan bahwa awal waktu sholat Id adalah ketika matahari naik. Ini adalah pandangan yang ditegaskan oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Menurut An-Nawawi, pendapat ini zhahirnya adalah ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi, dan ulama lainnya.

(وَالثَّانِيُّ) أَنَّهُ يَدْخُلُ بِارْتِفَاعِ الشَّمْسِ وَبِهِ قَطَعَ البَنْدَنيِجِيُّ وَالْمُصَنِّفُ فِي التَّنْبِيهِ وَهُوَ ظَاهِرُ كَلَامِ الصَّيْدَلَانِىُّ وَالْبَغَوِىُّ وَغَيْرُهُمَا

Artinya: "Pendapat kedua menyatakan bahwa masuknya waktu shalat Id adalah ketika naiknya matahari. Pendapat ini ditegaskan oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Pendapat ini zhahirnya adalah ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi dan selain keduanya," (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, juz VII, halaman 7).

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam soal waktu awal terjadi perbedaan di antara para ulama terutama di kalangan madzhab Syafi'i sendiri. Pendapat yang dianggap paling sahih adalah yang menyatakan bahwa awal waktu shalat Id dimulai ketika terbitnya matahari. Sedang mengenai akhir waktunya disepakati yaitu ketika tergelincirnyamatahari.

Nah, itulah penjelasan tentang niat dan tata cara shalat Idul Adha secara lengkap. Selamat lebaran!




(alk/edr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads