Pidato tentang Idul Adha disampaikan dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Perayaan ini menjadi momentum bagi umat muslim untuk mengingat dan meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah yang bertepatan dengan peristiwa ketika Nabi Ismail hendak dikurbankan oleh ayahnya, Nabi Ibrahim atas perintah Allah SWT. Di tahun 2023 ini, Idul Adha bertepatan dengan tanggal 29 Juni.
Saat momen perayaan Idul Adha, biasanya diselenggarakan berbagai kegiatan keagamaan yang di dalamnya kerap dibawakan pidato tentang kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Momentum ini menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk saling berbagi sebagai bentuk teladan Nabi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, berikut ini 7 Contoh pidato tentang Idul Adha singkat dan penuh makna yang telah dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber.
Pidato tentang Idul Adha 1
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Hadirin yang berbahagia,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita. Shalawat juga salam senantiasa tercurah pada junjungan kita, yaitu Nabi Muhammad SAW, sahabat-sahabat, dan keluarganya.
Pada kesempatan yang mulia ini, kita berkumpul dalam rangka merayakan hari yang penuh berkah, yaitu Idul Adha 1444 H. Hari yang mengingatkan kita akan pengorbanan besar Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Idul Adha tahun 2023 ini juga menjadi momentum untuk mengenang semangat kebersamaan, kasih sayang, dan solidaritas dalam umat Islam. Kita diingatkan akan pentingnya keikhlasan dan pengorbanan dalam hidup kita sebagai hamba Allah.
Pada saat ini, di berbagai belahan dunia, kita menyaksikan penderitaan dan kesulitan yang dihadapi oleh sesama manusia. Kita melihat saudara-saudara kita yang mengalami kekurangan pangan, air bersih, perumahan, dan kesehatan yang memprihatinkan. Sebagai umat Islam yang beruntung, kita memiliki tanggung jawab moral untuk membantu mereka.
Salah satu pesan utama dari perayaan Idul Adha adalah belas kasih kepada sesama makhluk Allah. Dalam peristiwa korban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS, ia dengan ikhlas mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, atas perintah Allah. Hal ini menunjukkan kebesaran hati dan ketaqwaan Nabi Ibrahim AS kepada Allah.
Keteladanan ini harus menginspirasi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kita harus berusaha menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baiknya, tidak hanya dalam ritual-ritual formal, tetapi juga dalam perilaku sehari-hari kita.
Saat kita merayakan hari Idul Adha, mari kita renungkan pentingnya pengorbanan dalam hidup. Pengorbanan bukan hanya tentang mengorbankan hewan kurban, tetapi juga tentang mengorbankan waktu, energi, dan harta untuk kebaikan bersama.
Mari kita saling berbagi kebahagiaan dengan sesama. Jika kita mampu, mari bantu mereka yang membutuhkan, memberikan perhatian kepada orang-orang yang terpinggirkan, dan memberikan dukungan kepada yang lemah.
Selain itu, mari kita perkuat persaudaraan dan kebersamaan di antara kita. Mari jalin tali silaturahmi dengan keluarga, tetangga, dan seluruh umat Muslim. Semoga kita semua bisa mempererat hubungan ini dengan saling menghormati, mendukung, dan berempati.
Terakhir, mari kita panjatkan doa kita kepada Allah SWT. Semoga kita diberi kekuatan untuk tetap berpegang teguh pada ajaran-Nya. Semoga kita menjadi umat yang bermanfaat bagi orang lain dan dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pidato tentang Idul Adha 2
Assalamualaikum Wr. Wb
Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta'inuwanastaghfiruhu wana'udzubillahi min syuruuri anfusinaa wamin sayyiaati a'maalina. Man yahdillaahu falaa mudhillalahu wa man yudhlilhu falaa haadiya lahu. Amma ba'du.
Puji dan syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan, diantaranya nikmat iman dan nikmat Islam.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi besar kita yakni, Nabi Muhammad SAW.
Jelang peringatan Hari Raya Idul Adha tentu rekan-rekan sekalian sudah tahu bukan mengenai apa itu perayaan Hari Besar Idul Adha dan peristiwa apa sajakah yang melatarbelakangi Hari Besar tersebut?
Tentu pada perayaan salah satu Hari Besar agama Islam tersebut, umat Islam yang mampu diwajibkan untuk berkurban. Namun ada sebagian ulama juga yang menyebutkan bahwa hukum melaksanakan kurban tersebut adalah sunnah muakkad.
Lalu, apa kaitannya Hari Raya Idul Adha dengan kurban?
Hari Raya Idul Adha merupakan peringatan akan peristiwa kurban, yakni ketika Nabi Ibrahim bersedia untuk mengorbankan putranya, yaitu Nabi Ismail. Hal tersebut dilakukan oleh Beliau sebagai bentuk kepatuhannya terhadap perintah Allah SWT.
Salah satu ayat yang menerangkan tentang perintah Allah untuk berkurban adalah QS. Al Kautsar : 2, yang berbunyi :
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Artinya:
Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
Dalam surat Al Kautsar ayat 2, disebutkan bahwa ibadah kurban adalah sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah setelah peringatan untuk melaksanakan shalat.
Nabi Ismail adalah anak yang taat pada perintah Allah SWT, dan taat kepada kedua orang tuanya. Kemudian Allah menguji ketaatan Nabi Ismail ketika Nabi Ismail menginjak usia remaja. Allah memerintahkan agar Nabi Ibrahim menyembelih Nabi Ismail. Perintah tersebut diterima Nabi Ibrahim melalui mimpi.
Nabi Ibrahim kemudian menceritakan tentang mimpinya tersebut kepada Nabi Ismail. Dengan penuh keikhlasan Nabi Ismail meminta agar ayahnya melaksanakan perintah Allah tersebut dan Nabi Ismail pun siap untuk disembelih ayahnya.
Tanpa sepengetahuan Siti Hajar, keduanya pergi ke atas bukit untuk melaksanakan perintah Allah. Ketika pedang berada di leher Nabi Ismail, atas kehendak Allah SWT Nabi Ismail digantikan dengan seekor domba yang gemuk. Peristiwa tersebut hingga sekarang menjadi tuntunan umat Islam untuk melaksanakan kurban pada Hari Raya Idul Adha.
Teman-teman sekalian, hal yang bisa kita petik dari kisah pengorbanan Nabi Ismail ini diantaranya adalah kita senantiasa taat kepada Allah SWT dan kedua orang tua kita. Ingat kepada ridho Allah yang tergantung dengan ridho kedua orang tua.
Sekian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam penyampaian pidato.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pidato tentang Idul Adha 3
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam hormat kepada tuan-tuan dan puan-puan yang hadir di sini hari ini,
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di sini dalam rangka mengenang salah satu ibadah penting dalam agama Islam, yaitu kurban.
Kurban adalah salah satu amalan yang memiliki makna yang mendalam bagi umat Muslim.Ia merupakan wujud pengorbanan diri kita sebagai hamba Allah, sebagai bentuk kepatuhan kita kepada-Nya, dan sebagai tanda syukur kita atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Dalam pelaksanaannya, kurban mengajarkan kepada kita banyak hal yang berharga.
Pertama, kurban mengajarkan kita tentang ketulusan dan keikhlasan dalam beribadah.
Ketika kita memilih hewan kurban yang terbaik, kita tidak mencari yang paling mahal atau yang memiliki nilai ekonomis tertinggi, tetapi yang terbaik dalam hati kita.
Kita menyadari bahwa kita melakukan kurban semata-mata karena Allah dan semata-mata untuk mendapatkan keridhaan-Nya.
Kedua, kurban mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Setelah hewan kurban disembelih, dagingnya dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, terutama kepada yang kurang mampu.
Dalam proses ini, kita diajarkan untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga kepentingan orang lain di sekitar kita.
Kita diajarkan untuk membantu meringankan beban mereka dan berbagi kebahagiaan di hari yang istimewa ini.
Ketiga, kurban mengajarkan kita tentang kesabaran dan pengorbanan.
Ketika kita menyaksikan atau bahkan terlibat dalam proses penyembelihan hewan kurban, kita dapat melihat betapa pentingnya pengorbanan dan kesabaran dalam mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Hewan kurban yang mengorbankan nyawanya untuk ketaatan kepada Allah adalah contoh nyata bahwa kita juga harus siap mengorbankan diri kita sendiri demi ketaatan dan ketundukan kepada-Nya.
Terakhir, kurban mengajarkan kita tentang kebersyukuran. Dalam kurban, kita mengorbankan hewan yang Allah berikan kepada kita sebagai salah satu nikmat-Nya.
Dengan melakukan kurban, kita menyadari bahwa apa pun yang kita miliki adalah karunia dari-Nya, dan kita harus selalu bersyukur atas segala yang telah diberikan kepada kita.
Tuan-tuan dan puan-puan yang saya hormati,
Semoga dengan melaksanakan kurban, kita dapat mengambil hikmah dan pembelajaran yang mendalam dalam menjalani kehidupan kita sebagai seorang Muslim.
Semoga kita dapat mengaplikasikan nilai-nilai kurban dalam segala aspek kehidupan kita, baik dalam beribadah, berinteraksi dengan sesama, maupun dalam menjalani peran kita sebagai individu dan anggota masyarakat.
Marilah kita jadikan momentum kurban ini sebagai ajang introspeksi diri, memperbaiki kekurangan-kekurangan kita, dan memperkuat ikatan kasih sayang dan persaudaraan di antara kita semua.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kepada saya untuk berbicara di hadapan kalian semua.
Semoga Allah menerima ibadah kurban kita dan memberkahi kita semua dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pidato tentang Idul Adha 4
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, Wassholatuwassalamu 'ala asrofil anbiya iwal Mursalin, saiyyidima wa Maulana Muhammadin, Wa'ala Alihi washohbihi ajma'in, Amma ba'd.
Hadirin yang saya hormati.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT.. Karena atas limpahan rahmat, Taufik, serta hidayah-Nya, kita bisa berkumpul disini dalam keadaan sehat wal'afiat.
Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., yang kita tunggu syafaatnya di yaumul qiyamah.
Hadirin yang saya hormati.
Berqurban adalah salah satu ibadah yang akan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.. Berqurban berarti memotong hewan pada bagian tenggorokan. Hewan yang boleh diqurbankan antara lain yaitu Sapi, Kambing, Kerbau, dan Unta. Di Indonesia sendiri hampir tidak ada orang yang berkurban unta, onta tidak hidup di Indonesia, dan lebih banyak yang diqurbankan adalah Kambing dan Sapi.
Ibadah Qurban diambil dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Nabi Ibrahim bermimpi bahwa ia diperintahkan oleh Allah SWT. untuk membunuh anaknya yaitu Nabi Ismail. Karena itu perintah Allah, maka ia benar benar melaksanakannya. Saat akan menyembelih nabi Ismail, Tiba tiba yang Nabi Ismail tergantikan oleh seekor Kambing.
Karena kisah itu, kita diharuskan untuk ikut berqurban.
Allah SWT. berfirman dalam Q.S Al-Kautsar ayat 2 :
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
"Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)."QS. Al-Kautsar[108]:2
Hadirin yang saya hormati.
Oleh karena itu, mari kita berqurban.
Sekian dari saya, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pidato saya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Pidato tentang Idul Adha 5
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Hadirin yang berbahagia,
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang melimpah. Sholawat salam mudah-mudahan terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Idul Adha adalah peringatan yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Pada hari yang berbahagia ini.
Meskipun hatinya penuh dengan cobaan dan kesedihan, Nabi Ibrahim tetap berpegang teguh pada kehendak Allah dan siap untuk mengorbankan yang terbaik.
Namun, Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan rahmat-Nya, menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba.
Tindakan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut menunjukkan kesetiaan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kepatuhan mereka terhadap perintah-Nya, bahkan dalam situasi yang sangat berat sekalipun.
Kita mengenang pengorbanan besar Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yang merupakan contoh teladan bagi kita semua.
Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mengajarkan kepada kita tentang keimanan, ketakwaan, dan pengorbanan yang ikhlas.
Nabi Ibrahim dengan tulus dan ikhlas menerima perintah Allah untuk menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail.
Dalam peristiwa ini, kita dapat menyerap beberapa nilai penting yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, kesetiaan dan ketaatan kepada Allah. Seperti Nabi Ibrahim, kita harus siap untuk mengorbankan apapun yang Allah perintahkan kepada kita, baik itu harta, waktu, atau bahkan keinginan pribadi kita sendiri.
Ketika kita menjalankan perintah Allah dengan tulus dan ikhlas, kita akan mendapatkan rahmat dan berkah-Nya.
Kedua, pengorbanan. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah menunjukkan betapa pentingnya pengorbanan dalam kehidupan kita sebagai seorang Muslim.
Pengorbanan bukan hanya tentang memberikan harta atau daging hewan kurban, tetapi juga tentang memberikan waktu, tenaga, dan perhatian kita kepada mereka yang membutuhkan.
Dalam momen Idul Adha ini, kita diingatkan untuk peduli terhadap sesama, mengunjungi dan berbagi dengan mereka yang kurang beruntung.
Ketiga, kepercayaan dan keyakinan. Seperti yang terlihat dalam kisah Nabi Ibrahim, ketika kita memiliki keyakinan yang kuat pada Allah dan mempercayai rencana-Nya.
Maka kita akan dapat menghadapi setiap cobaan dengan tenang dan penuh keikhlasan. Tidak peduli seberapa sulit situasi yang kita hadapi.
Kita harus meyakini bahwa Allah senantiasa menyediakan jalan keluar dan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang tulus dan ikhlas.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Idul Adha adalah saat yang tepat bagi kita untuk merenungkan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Melalui pengorbanan, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi kita sebagai umat Islam.
Kita diingatkan untuk meningkatkan keimanan, memperkuat hubungan dengan Allah, dan mengorbankan apa yang kita cintai demi untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Marilah kita menjalankan ibadah kurban ini dengan penuh keikhlasan dan semangat. Selain itu, mari kita bahu-membahu membantu sesama yang membutuhkan.
Menjalin kasih sayang, dan menyebarkan kedamaian di tengah-tengah masyarakat. Kita juga harus menghormati perbedaan dan mempererat tali persaudaraan antar sesama Muslim.
Sebelum saya akhiri pidato ini, saya ingin mengingatkan kita semua untuk senantiasa mengambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Semoga Idul Adha tahun 2023 ini memberikan kebahagiaan, kedamaian, dan keberkahan bagi kita semua. Mari kita sambut dan syukuri hari Raya Idul Adha tahun 2023 ini dengan hati yang penuh sukacita.
Akhir kata, saya mewakili diri saya sendiri dan atas nama seluruh panitia, mengucapkan Selamat Idul Adha kepada seluruh jamaah yang hadir di sini.
Semoga Allah menerima segala amal ibadah dan pengorbanan kita.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pidato tentang Idul Adha 6
Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillah. Alhamdulillah wa syukurillah 'ala ni'matillah fi yaumil qurban. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wasohbihi wasallam.
Bapak, Ibu, dan saudara-saudari yang saya hormati;
Bersyukur kita kepada Allah dengan mengucapkan alhamdulillah. Bersyukur atas segala nikmat, terutama nikmat sempat dan sehat yang telah diberikan oleh Allah SWT sehingga kita bisa berkumpul seraya menyambut momentum Idul Adha 1444 Hijriah Tahun 2023 dengan sukacita.
Sholawat dan salam tidak lupa untuk kita curahkan kepada kekasih Allah, teladan umat manusia, Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita akan mendapatkan pertolongan beliau di Hari Kiamat nanti.
Bapak, Ibu, dan saudara-saudari yang berbahagia;
Alhamdulillah sekali lagi mari kita ucapkan sebagai tanda syukur karena kembali diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk tiba dan memetik amal ibadah pada momen Idul Adha atau Idul Qurban 1444 Hijriah.
Bila kita bandingkan dengan Hari Raya Idul Fitri, sejatinya Hari Raya Idul Adha cenderung merupakan pesta berbagi umat Islam di seluruh dunia yang amat besar.
Pada Idul Fitri kemarin, kita bersama-sama melantunkan takbir, tahmid, tasbih dan tahlil pada hari pertama Idul Fitri saja alias 1 Syawal. Tapi Idul Qurban berbeda.
Nanti akan kita rasakan bersama kemeriahan Idul Adha karena takbiran akan berlangsung hingga tanggal 13 Dzulhijjah alias Hari Tasyrik terakhir.
Masya Allah walhamdulillah. Keren, kan? Selama empat hari lisan kita akan diajak untuk bertaqarrub alias mendekatkan diri kepada Allah, kita diajak untuk bersyukur, dan semoga saja iman dalam hati ini akan terus bertumbuh, berbuah, berbunga dan berbuah menuju taqwa.
Bapak, Ibu, dan saudara-saudari yang dimuliakan oleh Allah SWT;
Berbicara tentang Idul Adha, maka kita pula berbicara tentang Ibadah Haji dan Ibadah Qurban. Keduanya adalah ibadah untuk menyempurnakan iman seseorang, sekaligus merupakan jalan untuk bersyukur kepada Allah.
Terang saja, nikmat yang Allah berikan kepada kita sangatlah banyak. Bahkan sebelum adanya perintah kurban, Allah berfirman dalam QS Al-Kautsar ayat 1:
Innaa a'toina kal kautsar
Artinya: Sungguh Allah telah memberikan nikmat yang sangat banyak.
Fasholli lirobbika wanhar,
Artinya: Maka dirikanlah shalat dan berkurbanlah.
Bapak, Ibu, dan saudara-saudari yang berbahagia;
Bila kita melihat lebih dekat dan lebih detail, sejatinya ibadah kurban adalah wujud bersyukurnya seorang hamba Allah. Dulu sekali, anak Nabi Adam AS yaitu Qabil dan Habil
Qabil yang berprofesi sebagai seorang petani berkurban dengan memberikan hasil panennya, sedangkan Habil berkurban dengan seekor kambing terbaik yang ia pelihara sendiri dari tangannya.
Setelah dinilai oleh Allah, ternyata kurban Habil yang diterima, sedangkan kurban Qabil tidak diterima karena ia hanya berkurban dengan hasil panen yang buruk, serta tidak diniatkan dengan keikhlasan hati.
Dari kisah tersebut, kita bisa belajar bahwa beribadah kepada Allah itu wajib ikhlas dan hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata.
Hal ini ditegaskan kembali melalui kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, Ismail AS yang baru saja menginjak usia remaja.
Karena kedua Nabi Allah taat dengan perintah Allah, ikhlas dan rela, alhasil Allah terima pengorbanan tersebut seraya menukarnya dengan seekor domba.
Bapak, Ibu, dan saudara-saudari yang saya hormati;
Pada momentum Idul Adha 1444 Hijriah ini agaknya kita bisa kembali belajar bahwa apapun ibadahnya, semua butuh keikhlasan dan niat yang lurus.
Bila halnya kita contohkan dengan kurban, maka berkurbannya seseorang sebagai tanda syukur kepada Allah akan mengantarkan mereka untuk lebih semangat dalam berbagi.
Yang kemarin masih sedikit infak, lusa infaknya bakal bertambah karena ia merasa kurang untuk berbagi. Yang kemarin berkurban dengan satu kambing, tahun depan bertambah kurbannya menjadi dua hingga lima kambing karena ia masih merasa kurang.
Begitulah sejatinya hakikat kebaikan. Semakin kita menyukai kebaikan, maka semakin inginlah kita menebar kebaikan tersebut. Karena kita semua sadar bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan, dunia ini hanyalah tempat untuk mati, dan dunia ini adalah tempat kita untuk memperbanyak amalan kebaikan.
Bapak, Ibu, dan saudara-saudari yang berbahagia;
Pada momentum Idul Adha tahun ini, marilah kita pererat tali silaturahmi, marilah kita semakin semangat berbagi, dan semangat dalam menggapai takwa. Semoga semakin bertambahnya hari, kita bisa menjadi pribadi dengan kebermanfaatan yang lebih besar lagi.
Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Mohon maaf atas segenap khilaf dan salah.
Saya akhiri;
Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Pidato tentang Idul Adha 7
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Pertama-tama, marilah kita panjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang mana dengan segala rahmat dan nikmat-Nya kita masih diberikan umur panjang sehingga pada kesempatan ini alhamdulillah dapat dipertemukan lagi dengan hari kemenangan umat Islam, yakni hari raya Idul Adha. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Amien
Bapak/Ibu dan para hadirin yang saya hormati...
Dengan datangnya hari raya Idul Adha kali ini, semoga Allah SWT memberikan kita semua hidayah untuk lebih bisa mendekatkan diri kepada-Nya selaku Tuhan semua alam. Mari kita tingkatkan rasa taqwa kita kepada Allah SWT agar kelak kita diberikan keselamatan di Akhirat.
Di hari raya Idul Ahda , para ummat Muslim yang dari sisi ekonomi memiliki kemampuan amat diserukan kepada mereka untuk melakukan qurban. Qurban yang berasal dari bahasa Arab yang berartikan penyembelihan memiliki nilai bersejarah dalam Islam, dan masyarakat Islam melakukan qurban setiap setahun sekali.
Allah SWT berfirman :
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya :
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah (QS. Al-Kautsar : 2)
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, bahwasanya Rasulullah bersabda: "Barang siapa mempunyai kelapangan (kejembaran rezeki), mampu untuk berkorban tetapi tidak melakukannya, maka janganlah dia dekat-dekat ke Mushollah tempat kami beribadat". (HR.Ibnu Majah).
Hadirin Rahimakumullah ...
Binatang korban yang disembelih dengan hati yang ikhlas itu kelak di hari akhir akan ditimbang darahnya, tanduknya, bulunya dan semua anggota tubuhnya, sekaligus akan menjadi saksi baginya.
Rasulullah saw bersabda yang artinya:
Sembelihlah korban dan senangkanlah hatimu, sesungguhnya seorang muslim yang menghadapkan hewan-hewan sembelihnya ke kiblat, maka darah hewan itu, tanduknya dan bulunya semuanya merupakan kebajikan yang akan ditimbang pada hari kiamat.
Hadirin Rahimakumullah ...
Menyembelih binatang kurban itu mengandung dua aspek perwujudan, yaitu:
1.Aspek uhudiah (Peribadatan)
Yaitu berbakti dan mendekatkan diri kepada Tuhan, sesuai dengan asal kata korban itu berasal dari kata "Qoroba" yang artinya mendekatkan diri kepada Allah. Sebagai imbangan pendekatan itu, maka Allah dekat pula kepada orang yang berkorban, dan Tuhan akan melipat gandakan pahalanya di akhirat kelak.
2. Aspek kemasyarakatan
Karena dengan melakukan korban dan membagi-bagikan daging sembelihan itu akan berkembanglah pendekatan sesama umat manusia. Dimana kaum muslimin yang sedang hidup dalam garis kemiskinan yang selama hidupnya tidak pernah makan daging sapi, kini dia merasakan bagaimana nikmatnya makan daging ikan sapi. Dengan jalan ini insya Allah akan terciptalah kemurnian sosial dalam masyarakat.
Bapak/Ibu dan para hadirin yang saya hormati...
Dalam sejarah Islam sebagaimana diterangkan dalam Al Qur'an, terdapat dua peristiwa dilakukannya ritual kurban yaitu oleh Habil (Abel) dan Qabil (Cain), putra nabi Adam Alaihis Salam serta pada saat Nabi Ibrahim akan mengorbankan Nabi Ismail atas perintah Allah S.W.T.
Kisah Habil dan Qabil dikisahkan pada Al Qur'an Surat Al-Maidah ayat 27 yang berbunyi:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Artinya :
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (QS. Al-Maidah : 27)
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail
Diterangkan dalam Al Qur'an, Allah memberi perintah melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim untuk mempersembahkan Ismail. Diceritakan dalam Al Qur'an bahwa Ibrahim dan Ismail mematuhi perintah tersebut dan tepat saat Ismail akan disembelih, Allah kemudian menggantinya dengan seekor domba.
Di bawah ini petikan surat Ash Shaaffaat Ayat 102-107 yang menceritakan hal tersebut.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (١٠٢) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (١٠٣) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (١٠٤) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (١٠٥) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ (١٠٦) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (١٠٧)
Artinya :
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar". (QS. Ash-Shaaffaat: 102-107)
Hadirin Rahimakumullah ...
Maka dari itu, apabila kita diberikan rezeki lebih oleh Allah S.W.T. jangan lupa disisihkan untuk membeli hewan untuk disembelih pada hari raya Idul Adha. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga pidato singkat ini berguna bagi para hadirin sekalian, dan bermanfaat bagi saya pribadi, Amin.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Nah, itulah tadi kumpulan contoh pidato tentang Idul Adha yang bisa menjadi referensi. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(urw/urw)