.webp)
Jemaah haji asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) Indo Hana (79) yang mengalami strok sudah bisa berjalan setelah mengonsumsi air zamzam. Indo Hana pun langsung meminta dirinya diantar ke Masjidil Haram untuk sujud syukur.
"Itu orang tua (Indo Hana) pas sudah bisa jalan dia minta dibawa ke Masjidil Haram, dia bilang 'nak bawa ka ke Masjidil Haram, saya tidak pernah lihat Ka'bah. Loka sujud sukkuru (saya mau sujud syukur)'," kata Kapolsek Lumuru AKP Ahmad Jafar kepada detikSulsel, Kamis (15/6/2023).
Ahmad yang merupakan ketua regu di kloter 22 Makassar ini mengatakan saat dibawa ke Masjidil Haram Indo Hana masih perlu dibimbing berjalan. Menurutnya, hal ini merupakan keajaiban sebab Indo Hana baru saja terserang strok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di situ mi diajak jalan seperti anak bayi yang baru berjalan. Betul-betul sebuah keajaiban," sebutnya.
 Jemaah Haji asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Indo Hana (79) penderita strok ringan jalani ibadah haji. Foto: Dok. Istimewa |
Ahmad menambahkan saat ini Indo Hana sudah bisa berjalan sejauh 50 meter. Indo Hana kini tak lagi diberi bantuan saat berjalan.
"Saat ini bisa mi berjalan sampai 50 meter atau dari hotel ke Makkah sudah bisa mi pulang balik. Tidak digendong mi, alhamdulillah sehat mi," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, jemaah haji asal Bone, Indo Hana mengalami strok sebelum berangkat ke Makkah. Namun setelah mengonsumsi air zamzam Indo Hana sudah bisa berjalan normal.
"Betul, Indo Hana jemaah yang mengalami stroke ringan. Setelah diberikan air zamzam selama 3 hari sudah bisa berjalan," kata Kapolsek Lamuru AKP Ahmad Jafar kepada detikSulsel, Kamis (15/6).
Ahmad mengatakan Indo Hana berangkat bersamanya dan istrinya yang juga Anggota DPRD Bone Suharni. Dia berangkat di kloter 22 yakni Makassar, Pangkep dengan Bone.
Ahmad menceritakan, dua pekan sebelum berangkat ke Makkah Indo Hana sudah mengalami strok ringan. Makanya dia beli kursi roda untuk memudahkan rekannya mengantarnya.
"Pada saat mau berangkat dari Bone ke Asrama Haji Makassar digendong terus naik dan turun ke mobil, nasi juga diambilkan pada saat di Makassar. Begitu pun saat naik di pesawat tetap dipapah," sebutnya.
(ata/asm)
