Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhannis turut menanggapi pernyataan polisi terkait adanya bunker narkoba di salah satu kampus di Makassar. Dia mendesak kepolisian segera membuka nama kampus lokasi bunker narkoba tersebut.
"Saya sudah membaca berita itu beberapa hari yang lalu. Disebutkan bunker narkoba itu ditemukannya di kampus ternama, sebaiknya disebutkan saja supaya jelas kampus mana yang dimaksud," ujar Hamdan kepada detikSulsel, Sabtu (10/6/2023).
Hamdan mengatakan isu bunker narkoba tersebut memang perlu dibuat terang benderang oleh pihak kepolisian. Kasus ini dapat membuka mata sejauh mana dunia pendidikan terkontaminasi narkoba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi pendefenisian 'kampus ternama' juga perlu lebih jelas. Dengan dibukanya itu akan membantu memahami seperti apa geliat dunia pendidikan dalam kaitannya dengan pengedaran obat-obatan terlarang," kata Hamdan.
Menurutnya, pihak kampus dapat mengambil pelajaran jika nama kampus terkait bunker narkoba tersebut dibuka ke publik.
"Dan itu akan menjadi pembelajaran terbaik bagi insan akademik dan masyarakat secara luas dalam memberantas salah satu jenis dari extraordinary crimes," katanya.
Rektor Unhas Pertanyakan Lokasi Bunker
Sebelumnya, Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Jamaluddin Jompa juga mempertanyakan di mana lokasi penemuan bunker narkoba tersebut. Dia meminta polisi untuk membuka nama kampus yang dimaksud.
"Saya setuju (nama kampus dibuka). Kita support kepolisian untuk membuka," kata Jamaluddin kepada detikSulsel, Jumat (9/6).
Menurutnya, lokasi penemuan bunker narkoba itu perlu segera dibuka. Hal ini agar isu tersebut tidak lagi menjadi pertanyaan banyak pihak.
"Di mana sebenarnya?" ucap Jamaluddin.
Rektor Unhas Juga Dorong Polisi Buka Nama Kampus Terkait
Rektor UNM Husain Syam sebelumnya juga mendorong polisi agar terbuka menyebutkan nama kampus terkait.
"Karena itu kalau terungkap ada narkoba ditemukan maka harus diupayakan ditemukan siapa oknum pelakunya," ujar Husain Syam kepada detikSulsel, Jumat (9/6).
Awalnya Husain mengatakan belum pernah menerima laporan ada bunker narkoba di UNM. Namun dia juga enggan berspekulasi terkait lokasi kampus yang dimaksud.
"Setahu saya tidak pernah ada laporan adanya penyimpanan narkoba di dalam kampus UNM," kata Husain.
"Dan kalau seandainya itu ada, pertanyaan saya siapa yang terindikasi melakukan penyimpanan narkoba dalam kampus. Kalau ada oknum yang menyatakan ada lalu tidak diketahui dengan jelas siapa oknumnya, maka bisa juga diduga ada oknum yang spekulasi dengan cara membawa masuk narkoba lalu dia sendiri yang menemukan," tutur Husain.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya....
"Kalau di dalam kampus UNM ditemukan ada narkoba dan ditemukan pula oknum yang melakukannya, maka saya mengutuk dengan keras oknum pelakunya dan dengan tegas pula saya akan memberikan sanksi keras berupa pemecatan kepada yang bersangkutan dan meminta petugas APH melakukan proses secara tegas tanpa pandang bulu," tegasnya.
Lebih lanjut Husain mengatakan hal ini perlu dilakukan untuk memastikan tidak ada toleransi bagi siapa saja yang terlibat peredaran narkoba. Husain kembali menegaskan tindakan tegas akan diberikan kepada siapa saja civitas akademika UNM yang terlibat.
"Ini harus dilakukan demi memastikan bahwa tidak ada toleransi bagi oknum penyimpan dan pengedar dan pengonsumsi atau semacamnya kepada siapa saja civitas akademika UNM," pungkasnya.
Bunker Narkoba di Kampus Makassar
Keberadaan bunker narkoba di dalam salah satu kampus di Makassar awalnya disampaikan oleh Dirnarkoba Polda Sulsel Kombes Dodi Rahmawan. Dia menyebut bunker itu sempat menyimpan 3 kilogram sabu lengkap dengan catatan transaksi jual belinya.
"(Bunker berupa) ada brankas untuk penyimpanan barang bukti dan transaksi. Pengakuan terakhir sebenarnya sudah masuk 3 kilo karena beredar cukup lama," kata Dodi dalam dalam keterangannya di Mapolda Sulsel, Kamis (8/6).
Namun Dodi belum mengungkap lebih jauh seluk beluk bunker narkoba tersebut dengan alasan pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap sindikat di balik adanya bunker narkoba tersebut.
Dia pun mengaku cukup miris dengan penemuan bunker narkoba di ruang lingkup universitas tersebut. Kampus yang seharusnya menjadi wadah bagi generasi muda berprestasi di dunia pendidikan malah menjadi lokasi jual beli barang haram tersebut.
"Yang jelas inilah mirisnya kondisi yang kita hadapi. Area kampus yang seyogyanya itu untuk pendidikan untuk menunjukkan prestasinya di dunia pendidikan justru dijadikan marketing, market,"tuturnya.
Simak Video "Video: 2 ASN Pemprov Sulbar Terlibat Kasus Sindikat Uang Palsu UIN Makassar"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/ata)