Ditemukan Tulisan Berusia 900 Tahun Milik Filsuf Yahudi, Ternyata Ini Isinya

Ditemukan Tulisan Berusia 900 Tahun Milik Filsuf Yahudi, Ternyata Ini Isinya

Tim detikEdu - detikSulsel
Senin, 05 Jun 2023 23:00 WIB
Penemuan Tulisan Tangan Filsuf Berusia 900 Tahun
Foto: Doc. University of Cambridge
Jakarta -

Tulisan kuno milik filsuf Yahudi ditemukan di secarik kertas koleksi Cambridge Genizah Kairo. Tulisan tersebut telah ditulis sekitar 900 tahun yang lalu.

Lantas apa isi dari tulisan kuno itu?

Dilansir dari detikEdu, dalam penemuan itu terdapat lebih dari 200 ribu fragmen tulisan yang menceritakan tentang kehidupan selama 1.000 tahun di Mesir dan Timur Tengah. Seorang profesor Departemen Studi Semit Universitas Granada, Martinez Delgado kemudian mengidentifikasi tulisan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, penggalan kuno itu merupakan tulisan tangan seorang filsuf Yahudi legendaris, Moses Maimonides. Isi dari tulisannya ada sebuah halaman glosarium yang berisi istilah dasar tumbuhan, makanan pokok, dan pewarna.

Dari 200 lebih fragmen yang ditemukan, ada sekitar 60 fragmen yang ditulis dengan adat Yudeo-Arab Maimonides, yaitu bahasa Arab yang ditulis dengan alfabet Ibrani. Beberapa kata yang ditulis Maimonides terdapat sebuah terjemahan dalam dialek Roman.

ADVERTISEMENT

Hal ini menjadi bukti pertama, Maimonides mengetahui bahasa Roman, yaitu dialek yang berkembang dari bahasa Latin dan merupakan asal mula dialek Spanyol modern.

Isi Tulisan Sang Filsuf Yahudi

Menurut University of Cambridge, Martinez Delgado, Maimonides diperkirakan mulai menulis di secarik kertas tersebut pada tahun 1168, saat ia tiba di Mesir hingga ia mati di tahun 1204 fragmen. Tulisannya kemudian disimpan di Kairo Genizah.

Delgado mengungkapkan bahwa, daftar kata yang ditemukan itu terbagi empat kategori semantik, yakni rasa dan aroma, makanan, warna, dan tindakan.

"Urutan kata-katanya menarik, karena kita melihatnya 'sedang bekerja', menulis urutan kata yang masuk akal baginya," ujarnya.

Penulisan istilah-istilah dalam glosarium tersebut tidak ditulis berdasarkan abjad. Namun disusun menurut asosiasi dasar (roti dan air) dan kontras (putih dan hitam).

Kategori warna diatur mulai dari putih, hitam, biru, merah, hijau, kuning, ungu, dan diakhiri dengan terang dan gelap. Berikutnya, daftar kata diikuti kategori rasa dan aroma.

Koneksi antarkata diperkirakan ada kaitannya dengan indra perasa yang bergerak dari penglihatan kemudian ke rasa dan bau. Daftar makan ini ditulis mulai dari makan dasar (roti dan air), sayuran, biji-bijian (gandum dan kacang arab), buah-buahan berbiji (zaitun, ara), buah atau kacang kering (akorn dan pistachio), hingga makanan dari produk alami lainnya (susu dan madu).

Kemudian, untuk susunan kata-kata tindakan ditulis mulai dari tindakan dasar hewan seperti makan dan tidur. Selanjutnya baru ke tindakan, perasaan, dan emosi yang khusus untuk manusia.

Yang menarik dari kata-kata ini adalah, meski dialeknya ditulis dalam bahasa Roman namun, bentuk jamaknya ditulis dalam bahasa Italia. Sehingga, fragmen tulisan tersebut memuat berbagai bahasa.

Sosok Moses Maimonides

Moses Maimonides sendir merupakan sosok yang dikenal sebagai filsuf Yahudi legendaris. Ia lahir pada 1135 di Cordoba. Sebelumnya ia sempat menjadi Kepala Yahudi di Mesir.

Selain itu, Maimonides juga dikenal karena pengetahuannya dalam bidang kedokteran dan ilmu pengetahuan. Selain menjadi salah satu pemikir dan filsuf penting dalam keyakinan Yahudi, dia adalah dokter di istana Sultan Muslim Saladin.

Semasa hidupnya, ia pernah melakukan kodifikasi atau penyusunan kitab undang-undang terhadap hukum Yahudi (Mishneh Torah), yang masih dipandang sebagai salah satu dasar hukum dan etika Yahudi.

Dari karya-karyanya, Maimonides berusaha semampunya untuk memperlihatkan bahwa setiap bagian hukum Yahudi mempunyai tujuan rasional dan tidak ada yang diminta semata-mata taat terhadap hukum tersebut.

Delgado juga mengungkapkan alasan mengapa Moses Maimonides bisa menulis di glosarium yang ditemukan itu. Dia menyebut, Maimonides adalah seorang dokter, sehingga kemungkinan filsuf Yahudi ini mengumpulkan istilah-istilah tersebut untuk alasan medis, pendidikan, maupun menguji kosakatanya sendiri.




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads