5 Contoh Sambutan Hari Lahir Pancasila Penuh Makna dan Pesan

5 Contoh Sambutan Hari Lahir Pancasila Penuh Makna dan Pesan

Rasmilawanti Rustam - detikSulsel
Rabu, 31 Mei 2023 17:10 WIB
Ilustrasi Pidato Presiden Sukarno
Ilustrasi pidato (Foto: Ilustrasi : Edi Wahyono)
Makassar -

Upacara Hari Lahir Pancasila akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni besok. Berikut kumpulan contoh sambutan Hari Lahir Pancasila yang bisa dijadikan referensi saat dibaca pada upacara tersebut.

Hari Lahir Pancasila diperingati pada tanggal 1 Juni setiap tahunnya. Momen pidato yang dilakukan Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) menjadi asal-usul peringatan hari bersejarah ini.

Pada peringatan Harlah Pancasila, biasanya pemerintah mengadakan upacara bendera secara serentak. Dalam pelaksanaan upacara itu pula biasanya akan dibacakan pidato atau sambutan untuk menyebarkan semangat nasionalisme dan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, bagi yang bingung menyusun pidato untuk upacara Hari Lahir Pancasila, berikut beberapa contoh sambutan yang bisa dijadikan referensi.

Contoh Sambutan Hari Lahir Pancasila 1

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Yang terhormat, Bapak Kepala Sekolah, Bapak/Ibu guru, serta teman-teman semua yang berbahagia.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada pagi hari ini kita sehat dan dapat menyelenggarakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila. Upacara ini dilaksanakan untuk meneguhkan komitmen agar kita lebih mendalami, lebih menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, sebagai dasar berbangsa dan bernegara.

Kita semua perlu mengetahui bahwa Pancasila merupakan hasil dari sebuah rangkaian proses, yaitu rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945, yang dipidatokan oleh Ir. Soekarno. Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 dan rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah jiwa besar para "founding fathers" kita, para ulama, para tokoh agama, dan para pejuang kemerdekaan dari seluruh Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan yang mempersatukan kita.

Harus diingat bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah kodrat keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah keberagaman.

Berbagai etnis, berbagai bahasa lokal, berbagai adat istiadat, berbagai agama, kepercayaan serta golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah Bhinneka Tunggal Ika kita, Indonesia.

Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara kita, selalu mengalami tantangan. Kebinekaan kita selalu diuji. Ada pandangan dan tindakan yang selalu mengancamnya. Ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi lain selain Pancasila.

Semua itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial, oleh berita bohong, oleh ujaran kebencian yang tidak sesuai dengan bangsa kita. Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme dan konflik sosial, yang dihantui oleh terorisme dan perang saudara.

Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah-masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri ini.

Dengan Pancasila, Indonesia adalah rujukan masyarakat internasional untuk membangun kehidupan yang damai, yang adil, yang makmur di tengah kemajemukan dunia. Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, ustad, pendeta, pastur, biksu, pedanda, pendidik, budayawan, pelaku seni, pelaku media, TNI dan POLRI serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pancasila.

Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus kita lakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.

Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan.

Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Hadirin yang saya hormati, tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran, dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. Tidak ada pilihan lain, kecuali kita harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong royong, dan toleran.

Kita harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat di mata Internasional. Namun demikian, kita juga harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila.

Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang anti-Pancasila, anti-UUD 1945, anti-NKRI, anti-Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti bertindak tegas jika masih ada paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi Indonesia.

Sekali lagi, jaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu bergotong royong demi kemajuan Indonesia.

Selamat Hari Lahir Pancasila. Kita Indonesia. Kita Pancasila. Terima kasih.

Selamat Pagi.

Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakaatuhh.

Contoh Sambutan Upacara Hari Lahir Pancasila 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah wa syukurillah. Hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada pagi hari ini kita dapat berkumpul bersama di auditorium sekolah. Semoga semua dalam keadaan sehat serta berbahagia.

Selawat serta salam insya Allah tercurahkan kepada Baginda Muhammad SAW agar kita semua mendapat syafaatnya di hari akhir.

Bapak-Ibu guru dan teman-teman semua.

Seperti yang kita tahu bahwa setiap 1 Juni di kalender ditandai sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Ini adalah hari penting dalam sejarah bangsa Indonesia.

Pancasila merupakan hasil dari rangkaian proses panjang, yaitu rumusan Pancasila pada 1 Juni 1945 yang kemudian dipidatokan oleh Ir. Soekarno.

Sementara hasil akhir dari rumusan Pancasila disepakati bersama pada 18 Agustus 1945 dan diresmikan menjadi dasar negara Indonesia.

Di dalam Pancasila terdiri dari lima sila yang mengandung nilai-nilai luhur. Kelima silanya menjadi kewajiban kita semua untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kita sebagai generasi pemuda bangsa sudah seharusnya bisa meningkatkan pemahaman dan pengamalan Pancasila.

Sebagaimana kita tahu bahwa di zaman sekarang ini masih banyak ditemukan konflik sosial, radikalisme, hingga perang saudara yang tidak mencerminkan nilai-nilai dari Pancasila.

Maka dari itu, saya di sini sebagai generasi penerus bangsa ingin mengajak Bapak, Ibu guru dan teman-teman semua untuk sama-sama bergotong royong memajukan negeri.

Cara sederhana menerapkan nilai-nilai Pancasila tentu bisa kita mulai bersama dari lingkungan rumah serta sekolah tempat kita belajar ini. Antara lain dengan meningkatkan rasa toleransi antar agama, bersikap jujur ketika menghadapi ujian sekolah, beradab kepada orang tua, Bapak dan Ibu guru, mematuhi peraturan di sekolah, serta menjadi pemuda berprestasi.

Bapak-ibu guru dan teman-teman yang saya hormati.

Kebinekaan bangsa kita ini selalu diuji. Oleh karena itu sekali lagi, mari sama-sama saling menjaga perdamaian, persatuan, dan persaudaraan di antara kita.

Mari kita saling bersikap santun tanpa adanya permusuhan dan kebencian, saling menghormati, saling toleransi, dan bahu-membahu demi kemajuan bangsa tercinta Indonesia.

Selamat Hari Lahir Pancasila. Kita Indonesia, kita Pancasila, semua Indonesia, semua Pancasila.

Demikian pidato yang dapat saya sampaikan di Hari Lahir Pancasila ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyampaian.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh Sambutan Hari Lahir Pancasila 3

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Yang terhormat, Bapak/Ibu Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Dewan Guru dan teman-teman yang berbahagia

Marilah kita bersyukur kepada Allah atas curahan nikmat yang begitu besar sehingga kita bisa berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat walafiat.

Selawat berbingkaikan salam, tiada lupa kita curahkan kepada Rasulullah Al-Akhirul Anbiya, Muhammad saw. Semoga dengan seringnya berselawat kita akan mendapatkan pertolongan beliau di hari kiamat nanti.

Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia

Hari ini kita kembali mendapat kesempatan untuk singgah di momentum yang spesial. Tanggal 1 Juni adalah momentum bersejarah bagi bangsa ini karena merupakan hari peringatan lahirnya Pancasila.

Tepatnya pada tanggal 1 Juni tahun 1945, Bung Karno sempat menyampaikan pidato tentang usulan dasar negara yang pada akhirnya menjadi tonggak lahirnya Pancasila.

Tapi, apa dan bagaimana cara kita memaknai peringatan Hari Lahir Pancasila yang sejatinya terus-menerus dirayakan setiap tahunnya?

Bila kita berbicara tentang upacara, maka rasanya cukup banyak dari para pelajar, generasi muda, serta masyarakat bangsa ini yang mengikuti upacara.

Bila kita berbicara tentang siapa-siapa saja yang hafal dengan kelima sila Pancasila, maka sungguh ada ratusan juta orang di Indonesia yang hafal dan mampu mengucapkannya dengan lantang.

Tapi, ketika kita berbicara apakah kesemua masyarakat Bumi Pertiwi sudah mampu memaknai dan mengamalkan setiap butir nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka untuk menjawab "iya" rasanya cukup sulit.

Bukan tanpa alasan. Bila kita saksikan di media sosial, media televisi, maupun media cetak masih banyak fenomena dan penyimpangan sosial yang mengarah kepada pelanggaran nilai-nilai Pancasila.

Sebut saja seperti berita pelajar yang kurang beradab kepada guru di sekolah, seorang anak yang memaksa orang tuanya memberikan uang untuk membeli kuota game online, tawuran, saling umpat di media sosial, dan masih banyak lagi.

Perilaku-perilaku menyimpang tersebut barang kali terlihat sepele dan masih bisa diatasi. Namun, tanpa kita sadari, makin bertambahnya kenakalan remaja dan perbuatan menyimpang di Indonesia adalah wujud dari kurang seriusnya bangsa ini dalam memaknai dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Maka dari itulah, setiap kali peringatan-peringatan nasional seperti Hari Lahirnya Pancasila tiba, kita harus menggelorakan kembali semangat nasionalisme dan semangat Pancasila.

Teman-teman yang berbahagia

Ada banyak cara untuk memaknai peringatan hari lahirnya Pancasila. Pertama, mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila.

Ketika 1 Juni tiba, baik itu di sekolah, di rumah, ataupun di media sosial, kita akan sering menjumpai ucapan-ucapan bertema Pancasila.

Ini adalah momentum yang bagus dan tepat bagi kita untuk mendaur ulang kembali pengetahuan tentang Pancasila, terutama pelajaran tentang apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila.

Nilai-nilai seperti toleransi beragama, menerima keragaman, perilaku cinta tanah air, hingga semangat musyawarah perlu kita pelajari untuk kemudian dijadikan dasar dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Cara kedua dalam memaknai Hari Lahir Pancasila adalah memantapkan diri untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah sebelumnya kita belajar tentang apa saja butir nilai-nilai Pancasila, maka setiap materi yang kita pelajari itu perlu kita amalkan.

Karena jika cuma belajar namun tidak mengamalkan ilmu, maka kita sama saja seperti pohon yang tumbuh, tapi tak berbuah. Sangat sedikit manfaat dari pohon tersebut.

Ketiga, menyikapi setiap permasalahan dengan bijaksana dan meningkatkan semangat gotong royong.

Pancasila adalah dasar negara kita, maka dalam menyikapi permasalahan, fenomena, penyimpangan, dan semua hal yang berhubungan dengan bangsa dan negara kita haruslah bijaksana.

Terhadap berita heboh, jangan kita terlalu cepat termakan oleh isu. Periksa dulu sebelum di-share kepada orang lain. Selain itu, sebagai bangsa yang besar kita perlu terus menggaukan semangat gotong royong.

Keempat, bangga dengan budaya, adat-istiadat, bahasa dan keanekaragaman daerah sendiri.

Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia;

Pancasila memang lahir dan diperingati setiap tanggal 1 Juni, tapi bagi kita mengamalkan nilai-nilainya adalah setiap hari, kapan pun, dan di mana pun kita berada.

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan dalam rangka memetik momentum peringatan Hari Lahirnya Pancasila. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah.

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Contoh Sambutan Hari Lahir Pancasila 4

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Alhamdulillah pada pagi hari ini kita semua sehat wal'afiat sehingga mampu berkumpul memaknai, mengilhami, menghargai, memperingati Hari Lahir Pancasila yang diperingati tanggal 1 Juni setiap tahunnya.

Bapak/Ibu Guru yang saya hormati, adik-adi yang saya cintai, sayangi, dan banggakan yang hadir pada pagi hari ini.

Tidak terasa kita sudah beberapa kali melaksanakan upacara untuk memperingati Hari Lahir Pancasila. Adanya Hari Lahir Pancasila hendaknya membuat kita semua berbangga menjadi bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berdiri teguh hingga kini berpedoman pada dasar negara:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Terdapat beberapa hal yang ingin saya sampaikan terkait kelima sila tersebut. Semoga sederet hal yang saya sampaikan ini dapat membuat kita semakin mencintai Indonesia.

Indonesia menjunjung tinggi agama. Indonesia menghargai setiap agama. Indonesia menghargai dan memperbolehkan warganya menganut agama yang dipercayainya.

Oleh sebab itu, hendaknya kita semua memiliki sikap toleransi, saling menyayangi, saling menghargai, saling menolong, saling membantu meskipun dengan saudara yang berbeda agama. Hindari perpecahan, hindari pertikaian, hindari prasangka buruk, dan jangan sampai kita melakukan hal yang merupakan kejahatan.

Keindahan toleransi telah dipupuk oleh bangsa Indonesia sejak lama. Indonesia pun dapat hidup berdampingan antar suku, golongan, agama, dan ras karena saling menghargai dan sadar atas adanya hak asasi manusia.

Kedua, bangkitkanlah sikap saling menolong, membantu, peduli satu sama lain dan mengasihi satu sama lain. Tidak ada alasan untuk tidak berbuat baik kepada orang lain.

Semuanya adalah saudara sebangsa dan setanah air. Siapa lagi yang akan membantu kita jika bukan keluarga kita di bangsa ini? Oleh karena itu, hendaknya saling peduli dengan orang lain. Pastikan keluarga dan saudara kita baik-baik saja dan dapat hidup dengan layak tanpa membuat mereka tidak nyaman.

Ketiga, didiklah anak-anak kita untuk mencintai bangsa Indonesia. Berikan, ceritakan, gaungkan kisah para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan, merumuskan dasar negara, pengorbanan perang, dan lain sebagainya. Biarkan nilai-nilai di dalamnya membuat kita menjadi bangsa yang utuh dan sempurna serta terus maju.

Keempat, selesaikanlah masalah dengan bermusyawarah untuk mencapai mufakat. Hindari pertikaian dan permusuhan. Terimalah pendapat orang lain, dengarkan pendapat orang lain yang penting dan bermanfaat.

Apabila muncul ketidakcocokan dalam beropini, sampaikanlah pendapat dengan baik. Jangan menghujat, jangan menghina, minimalkan ujaran kebencian, bijaklah dalam bertutur kata.

Kemudian, peradaban sudah semakin maju. Hindari penggunaan kata-kata tercela di media sosial. Bijaklah memilih role model, bijaklah bertutur kata dimanapun kapanpun, bawalah wibawa bangsa Indonesia kemanapun saudara pergi, bawalah kebanggaan bangsa agar tetap memegang teguh janji menjadi warga Indonesia yang baik dan benar bahkan berprestasi.

Kelima, bersikaplah adil kepada setiap orang. Jangan ambil hak orang lain. Bersikaplah seadil mungkin dalam keadaan apapun. Timbang risiko, ambil risiko untuk tujuan besar dan bermanfaat untuk negara.

Adik-adikku yang saya sayangi, masa depan kalian masihlah sangat panjang. Jangan terlena dengan hal-hal yang tidak nyata. Jangan terlena dengan masalah-masalah yang membuat kalian buta dengan kenyataan.

Perjuangan kalian lebih dari sekedar lulus ujian nasional. Kalian harus menjadi seseorang yang bermanfaat dan bermakna. Gapailah cita-cita mulia kalian, maka kalian tidak akan menyesal. Korbankan semua hal yang tidak berguna, tidak ada artinya kelak, dan tidak ada nilainya. Majulah demi dirimu sendiri, orang tua, keluarga, dan bangsa. Kalian adalah masa depan bangsa. Pemimpin masa depan bangsa.

Kami bapak dan ibu guru senantiasa mendoakan, mendukung, membantu kalian semua agar mampu menjadi sosok yang mulia. Ambillah nilai-nilai kehidupan sebanyak-banyaknya. Terapkan hal-hal baik dan jangan sia-siakan waktu.

Kami selaku bapak dan ibu guru ingin kalian berpedoman pada dasar negara Pancasila. Buat diri kalian bangga dengan menorehkan prestasi nyata.

Sekian pidato Hari Lahir Pancasila yang dapat saya sampaikan. Saya harap gagasan yang saya sampaikan hari ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Contoh Sambutan Upacara Hari Lahir Pancasila 5

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu,
Namo buddhaya.

Hadirin yang saya hormati,

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa pada pagi hari ini kita dapat berkumpul menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila untuk yang pertama kalinya.

Upacara ini meneguhkan komitmen kita agar lebih mendalami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir. Sukarno, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus 1945. Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama, dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan kita.

Harus diingat bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah kebhinneka tunggal ika-an kita.

Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara kita sedang mengalami tantangan. Kebinekaan kita sedang diuji. Saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebinekaan dan ke-ika-an kita. Saat ini ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila. Masalah ini semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong.

Hadirin yang saya hormati,

Kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme, dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil, dan makmur di tengah kemajemukan.

Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus kita lakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila. Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan. Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya, menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Hadirin yang saya hormati,

Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu-membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran, dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong royong dan toleran. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat di mata internasional.

Namun demikian, kita juga harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang anti-Pancasila, anti-UUD 1945, anti-NKRI, anti-Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti bertindak tegas jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi Indonesia.

Sekali lagi, jaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu, bergotong royong demi kemajuan Indonesia.

Selamat Hari Lahir Pancasila. Kita Indonesia, Kita Pancasila. Semua Anda Indonesia, semua Anda Pancasila. Saya Indonesia, saya Pancasila.

Terima kasih,

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om shanti shanti shanti Om,
Namo buddhaya.

Demikian beberapa contoh sambutan yang bisa dijadikan referensi ketika ingin menyusun pidato untuk upacara Hari Lahir Pancasila 2023. Semoga membantu.




(edr/edr)

Hide Ads