Seekor buaya berukuran 4 meter kerap berkeliaran di empang di Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga membuat warga cemas alias resah. Damkar Polopo mengaku menunggu arahan evakuasi lantaran pemilik empang menolak buaya itu ditindaki.
"Pernah ada yang ingin menombak buaya itu tapi ingin dipukul oleh Daeng Pacidda (pemilik empang). Jadi ini bahan pertimbangan aparat ini, jadi kita menunggu tindak lanjut lurah atau camat saja," kata Kepala Seksi Evakuasi dan Penyelamatan Damkar Palopo, Nurtandiwajang saat dikonfirmasi, Rabu (31/5/2023).
Buaya tersebut tepatnya muncul di kawasan BTN Bogar, Blok D, Kelurahan Salekoe, Kecamatan Wara Timur, Palopo. Nurtandiwajang mengatakan buaya itu sudah berada di sekitar empang selama beberapa tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Panjang sekitar 3-4 meter, lebar badan itu 40 cm. Buaya sudah dewasa sudah tahunan kemungkinan di situ. Katanya tidak mengganggu, ada bahasanya itu Daeng Pacidda menurut dia karena merasa pawang, dia pernah meminta buaya pindah, tapi kenapa saya mau disuruh pindah saya tidak mengganggu (komunikasi dengan buaya), bahasa paranormal istilahnya," kata Nurtandiwajang.
Nurtandiwajang mengatakan masyarakat yang berada di sekitaran perumahan sudah sangat cemas dengan keberadaan buaya tersebut. Sebab akhir-akhir ini buaya itu muncul semakin dekat ke areal permukiman.
"Tentu sangat-sangat cemas, karena tiap malam ini terjadi kemunculan. Apalagi kemunculannya beberapa hari dekat pematang (mendekati pemukiman), dulu di tengah ji. Akhir-akhir ini dia muncul di dekat pematang. Mulai habis magrib sampai subuh sudah di situ," katanya.
Damkar Palopo sendiri telah melakukan negosiasi kepada pemilik empang tersebut guna pemindahan buaya. Namun negosiasi tak menghasilkan kesepakatan.
"Khusus yang di Bogar ini, kami cuma pantau dulu. Belum lakukan tindakan evakuasi, kita juga tunggu informasi (dari pemerintah setempat). Kami menunggu arahan saja, kalau harus dievakuasi kami usahakan," ucap Nurtandiwajang.
(asm/hmw)