Kesaksian Pria soal Gerombolan Udang Masuk Permukiman Warga di Gorontalo

Gorontalo

Kesaksian Pria soal Gerombolan Udang Masuk Permukiman Warga di Gorontalo

Apris Nawu - detikSulsel
Jumat, 26 Mei 2023 09:36 WIB
Kerumunan udang di Desa Buladu, Kecamatan Sumalata Timur, Gorontalo Utara pada Selasa (23/5) sekitar pukul 17.00 Wita.
Foto: Kerumunan udang di Desa Buladu, Kecamatan Sumalata Timur, Gorontalo Utara. (dok.istimewa)
Gorontalo Utara -

Pria bernama Kahar Mantulangi (35) di Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo mengaku tak menyangka videonya terkait gerombolan udang menyerbu permukiman viral di media sosial. Kahar juga mengaku orang pertama yang melihat fenomena tersebut.

"Yang pertama lihat dan sampai ke lokasi itu saya dan teman saya dua orang Fiki Bumulo dan Yunda Towana," ujar Kahar kepada detikcom, Jumat (26/5/2023).

Kahar menilai fenomena yang dilihatnya langka sehingga merekamnya melalui kamera ponselnya. Dia kemudian membagikan video fenomena udang naik ke darat di akun Fecebooknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kejadian yang langka, hal ini biasa terjadi di muara bukan di daratan begini. Saya abadikan lewat video dan saya bagikan lewat akun Facebook saya Kahar Mantulangi," katanya.

Dia mengungkap fenomena kemunculan gerombolan udang tersebut terjadi di Desa Buladu, Kecamatan Sumalata Timur, Gorontalo Utara pada Selasa (23/5) sekitar pukul 17.00 Wita. Kemudian berlanjut pada Rabu (24/5).

ADVERTISEMENT

"Dari hari kejadian (udang naik ke darat pada) hari Selasa pukul 17.00 sampai besok pagi hari Rabu (udang tersebut tetap masih ada)," terangnya.

Udang Dijual Rp 20 Ribu

Sementara Kepala Desa Buladu, Herlinda Laniyo mengatakan udang-udang itu banyak dimanfaatkan oleh warga. Bahkan dijual dengan harga Rp 20 ribu per kaleng susu.

"Dorang (mereka) jadikan umpan sebagian dorang jemur, dimakan dan dijual (dengan harga) Rp 20 ribu (dengan ukuran) 1 kaleng susu," ujar Herlinda kepada detikcom, Kamis (25/5).

Herlinda mengatakan udang-udang tersebut muncul dari saluran pipa air yang bocor. Saluran air itu disebut sudah lama tidak difungsikan.

"Pipa air dari sungai, itu dari pipa kosong yang menghadap ke laut, pipa air yang tidak digunakan," tegas Herlina.

Herlinda mengaku kemunculan gerombolan udang naik ke daratan baru pertama kali terjadi. Jumlahnya kata dia, mencapai jutaan ekor.

"Baru kali ini (terjadi gerombolan udang naik daratan), baru kali ini yang banyak, jutaan (ekor) ada," katanya.

Namun dia tidak menampik jika sungai di Desa Buladu banyak terdapat udang. Hanya saja selama ini tidak pernah sampai naik ke daratan hingga kejadian itu.

"Setiap bulan ada karena sudah musim udang," jelasnya.




(hsr/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads