Jenis soal UTBK (Ujian Tulis Berdasarkan Tes) perlu diketahui oleh seluruh peserta yang akan mengikuti seleksi tersebut. Berikut ini penjelasan lengkapnya, durasi pengerjaan, serta sistem penilaiannya.
Pada Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2023 jenis soal yang akan diujikan dalam UTBK tidak lagi berdasarkan mata pelajaran yang pernah diajarkan di sekolah. Jenis soal UTBK didesain khusus untuk menguji kemampuan siswa dalam penalaran dan pemecahan masalah.
Berdasarkan penjelasan pada kebijakan umum di laman SNPMB BPPP Kemdikbud, jenis soal UTBK 2023 terdiri dari dua komponen yaitu Tes Potensi Skolastik dan Tes Literasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peserta harus tahu bagaimana jenis soal hingga sistem penilaian nantinya agar dapat mempersiapkan materi-materi dengan maksimal sebelum menghadapi ujian. Untuk itu, simak penjelasan berikut yang telah dilansir dari laman SNPMB BPPP Kemdikbud.
Jenis Soal UTBK 2023
Jenis soal UTBK 2023 terdiri dari dua komponen, yakni Tes Skolastik dan Tes Literasi. Berikut ini penjelasan jenis soal UTBK 2023 tersebut.
1. Tes Skolastik
Tes Potensi Skolastik (TPS) adalah tes yang didesain untuk menguji kemampuan berpikir calon mahasiswa baru, yaitu kemampuan untuk memahami dan bernalar yang diperlukan agar dapat berhasil dalam pendidikan formal, khususnya pendidikan tinggi. Kemampuan ini berkembang melalui proses belajar dan pengalaman-pengalaman di sekolah maupun di luar sekolah.
TPS sendiri terdiri dari empat sub materi, yakni Penalaran Umum, Pemahaman Bacaan dan Menulis, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, serta Pengetahuan Kuantitatif.
- Kemampuan Penalaran Umum
Komponen Kemampuan Penalaran Umum dalam TPS menguji kemampuan calon mahasiswa agar lebih terarah dan terkendali dengan prosedur-prosedur untuk memecahkan masalah-masalah baru yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipelajari sebelumnya. Kemampuan yang diujikan mencakup:
1. Kemampuan memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya
2. Kemampuan bernalar secara abstrak yang tidak semata-mata merupakan hasil dari pembelajaran sebelumnya
Pengujian dilakukan untuk menilai bagaimana seseorang dapat berpikir secara induktif, deduktif, serta bagaimana seseorang dapat bernalar dengan menggunakan angka-angka yang disebut sebagai kemampuan penalaran kuantitatif.
Pada tes Kemampuan Penalaran Umum terbagi atas 3 jenis soal yaitu:
1. Penalaran Induktif
Durasi pengerjaan: 10 menit
Jumlah soal: 10
Yang dimaksudkan dengan kemampuan berpikir secara induktif adalah kemampuan untuk mengamati fakta-fakta atau kejadian-kejadian untuk menemukan prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang mendasarinya.
2. Penalaran Deduktif
Durasi pengerjaan: 10 menit
Jumlah soal: 10
Kemampuan berpikir secara deduktif adalah kemampuan seseorang untuk bernalar secara logis dengan menggunakan premis-premis dan prinsip-prinsip yang telah diketahui sebelumnya.
3. Penalaran Kuantitatif
Durasi pengerjaan: 10 menit
Jumlah soal: 10
Pada jenis soal ini mahasiswa akan diuji pada kemampuan berpikir yang melibatkan kuantitas, hubungan matematika sederhana, penggunaan operator aritmatika dasar seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
- Pengetahuan dan Pemahaman Umum
Durasi pengerjaan: 15 menit
Jumlah soal: 20
Pada komponen ini yang diujikan adalah kemampuan untuk memahami dan mengomunikasikan pengetahuan yang dianggap penting di lingkungan budaya Indonesia terutama keterampilan dalam berbahasa, menggunakan kata dan keluasan serta kedalaman pengetahuan umum. Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah pengetahuan praktis tentang bahasa, informasi, dan konsep-konsep khusus yang berbasis verbal dan kebahasaan.
- Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis
Durasi pengerjaan: 15 menit
Jumlah soal: 20
Kemampuan membaca dan menulis adalah kumpulan pengetahuan yang meliputi kemampuan dasar dalam membaca, kelancaran membaca, dan keterampilan menulis yang diperlukan untuk memahami bahasa tulis dan ekspresi pikiran melalui tulisan. Kemampuan ini mencakup kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan yang lebih kompleks seperti memahami wacana tertulis dan menulis cerita.
- Pengetahuan Kuantitatif
Durasi pengerjaan: 20 menit
Jumlah soal: 15
Pengetahuan kuantitatif adalah pengetahuan yang terkait dengan matematika. Kemampuan ini mencakup pengetahuan mengenai ukuran perhitungan matematika, pemecahan masalah matematika, dan pengetahuan umum matematika.
Pengetahuan kuantitatif berbeda dengan penalaran kuantitatif. Secara umum, pengetahuan kuantitatif merupakan sekumpulan pengetahuan matematika yang diperoleh seseorang, termasuk kemampuan untuk melakukan perhitungan matematika. Sementara untuk penalaran kuantitatif merupakan kemampuan untuk menalar secara induktif dan deduktif dalam memecahkan masalah-masalah yang berupa angka-angka.
2. Tes Literasi
Pada tes ini dibagi menjadi subjudul yaitu literasi dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, serta penalaran matematika.
- Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Durasi pengerjaan: 45 menit
Jumlah soal: 30
Bahasa Inggris
Durasi pengerjaan: 30 menit
Jumlah soal: 20
Tes Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris berfokus pada Literasi Membaca (Reading Literacy). Literasi Membaca merupakan suatu proses aktif membangun makna seluruh bacaan berdasarkan interaksi antara pembaca dan teks.
Untuk mengonstruksi makna seluruh bacaan, diperlukan penalaran dan pengetahuan strategi membaca yang efektif. Dalam proses membaca, peserta tes menggunakan repertoar kompetensi kebahasaan dan strategi kognitif untuk mengonstruksi makna bacaan.
Terdapat dua hal utama yang menjadi tolok ukur keberhasilan peserta tes dalam mengonstruksi makna seluruh bacaan, yaitu:
- Kompetensi Kebahasaan
- Strategi Kognitif
Konteks teks yang disajikan dalam SNPMB merupakan bidang teks personal dan bidang teks keilmuan yang bervariasi dan familiar peserta tes. Bidang teks mencakupi bidang ilmu pengetahuan alam, yang mencakupi sains dan teknologi, dan bidang ilmu pengetahuan sosial dan humaniora.
Berdasarkan isi informasi dan kandungan pengetahuan di dalamnya, teks atau bacaan yang digunakan dapat dipilih ke dalam 4 (empat) kategori, yakni (1) teks umum, (2) teks sastra, (3) teks saintek, dan (4) teks sosial humaniora.
Teks umum berupa bacaan bergenre inspiratif dan informasi umum, teks sastra berupa teks bergenre novel, sedangkan teks saintek dan sosial humaniora berupa teks bergenre eksplanatif, ulasan, dan argumentatif. Konten teks tersebut berupa teks yang hadir dalam (1) konteks-personal inspiratif, (2) konteks novel remaja, dan (3) konteks informasi dan pengetahuan umum popular.
Sedangkan keterampilan kognitif yang digali meliputi:
1. Menggali dan mengungkapkan informasi dalam bacaan;
2. Memadukan informasi dan menafsirkan makna bacaan;
3. Mengapresiasi karya sastra (dalam novel remaja);
4. Menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatif bacaan;
5. Menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatif bacaan; dan
6. Menganalisis dan mengevaluasi ulasan (objek bahasan) dalam bacaan.
- Penalaran Matematika
Durasi pengerjaan: 30 menit
Jumlah soal: 20
Berdasarkan dokumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Kemdikbudristek tahun 2022 mengenai numerasi, penalaran matematika didefinisikan kemampuan individu untuk melakukan penalaran secara matematis yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan permasalahan atau informasi yang melibatkan aspek kuantitatif. Proses yang melibatkan literasi matematika memiliki beberapa elemen pendukung seperti prosedur, fakta, dan alat.
Elemen-elemen ini dipakai untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena di dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang memiliki penalaran matematika cenderung akan mampu membuat keputusan yang tepat berdasarkan didasarkan pada penalaran yang sistematis, analitis dan logis.
Ada dua hal yang ditekankan dalam penalaran matematika, yaitu:
- Penggunaan konsep matematika dalam mengatasi masalah dalam sebuah konteks
- Penggunaan pengalaman di dalam kelas untuk mengatasi masalah
Penekanan kemampuan penalaran matematika juga dikaitkan dengan proses kognitif yang terlibat dalam penyelesaian masalah. Tiga proses kognitif yang dilibatkan tersebut adalah sebagai berikut:
- Memformulasikan (formulate)
- Menggunakan/Menerapkan (employ)
- Menginterpretasikan (interpret)
Jenis soal penalaran matematika pada UTBK 2023 juga akan melibatkan empat domain ukur yaitu bilangan, pengukuran dan geometri, ketidakpastian dan data, serta aljabar.
Sistem Penilaian UTBK 2023
Sistem penilaian UTBK 2023 sebenarnya belum diumumkan secara resmi oleh penyelenggara. Namun, jika mengacu pada tahun-tahun sebelumnya, sistem penilaian UTBK yang digunakan yaitu sistem Item Response Theory (IRT). Sistem IRT ini sudah digunakan sebagai sistem penilaian UTBK sejak tahun 2018.
Dikutip dari detikEdu, IRT merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu skala dengan kemampuan peserta. Artinya, sistem penilaian tersebut tergantung dari karakteristik tingkat kesulitan soal yang dikerjakan oleh para peserta.
Oleh karena itu, sistem penilaian IRT menggunakan konsep bobot nilai yang berbeda-beda pada setiap sub tes, tergantung pada tingkat kesulitan masing-masing soal.
Dalam penilaian sistem IRT, ada 3 konsep yang digunakan, yaitu:
- Apabila jawaban benar maka akan mendapat 1 skor, namun jika tidak dijawab akan diberi skor 0.
- Menggunakan pendekatan teori respons butir atau item response theory. Maksudnya, setiap jawaban yang benar akan dianalisis kembali karakteristiknya sesuai tingkat kesulitan soal.
- Skor peserta akan dihitung menggunakan hasil dari karakteristik setiap soal pada metode teori respons butir. Setiap soal yang sulit akan mendapat bobot tertinggi dari yang lain.
Itulah informasi mengenai jenis soal hingga sistem penilaian UTBK SNBT 2023. Semoga membantu ya, detikers!
(urw/urw)