Jenazah gadis Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) Agnes Retni Anggraini (25) yang tewas bersimbah darah di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) tengah dalam perjalanan ke rumah duka. Suasana haru mewarnai rumah duka di Tana Toraja.
Pantauan detikSulsel di rumah duka, Minggu (14/5/2023), pukul 20.00 Wita terlihat sejumlah keluarga dan kerabat melayat. Terdengar isak tangis keluarga dari dalam rumah duka.
Warga terus berdatangan untuk melayat dengan mengenakan pakaian hitam di rumah duka di Kelurahan Lemo, Kecamatan Makale Utara, Tana Toraja. Mereka tampak memenuhi tempat-tempat yang sudah disiapkan pihak keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara jenazah menuju Tana Toraja dari Morowali, tadi jam 16.00 Wita berangkat," kata ayah Agnes, Barto Buttu kepada detikSulsel, Minggu (14/5).
Barto mengaku sangat terpukul atas kejadian yang menimpa putrinya itu. Menurutnya, selama ini Agnes dikenal tidak punya musuh.
"Dia bekerja di sana (Morowali). Tidak ada musuhnya, sangat baik anaknya, setiap hari dia Video Call kami sekeluarga. Saya sangat terpukul," katanya.
Barto mengungkapkan bahwa putrinya terakhir menghubunginya pada Jumat (12/5). Saat itu kata dia, Agnes menanyakan kabar keluarganya yang berada di Tana Toraja.
"Terakhir itu Jumat dia VC. Tanya kabar, kami pun tanya kabarnya dia bilang kalau baik-baik di sana. Tidak ada kabar kalau dia punya masalah atau apapun itu," ucapnya.
Barto menambahkan, Agnes bekerja di perusahaan kontraktor di Morowali yakni PT Panca Pilar. Di sana, Agnes sebagai admin perusahaan.
"Sebagai admin di perusahaan itu (PT Panca Pilar), kakaknya juga ada di sana," ujarnya.
Jenazah Agnes diprakirakan tiba di rumah duka pada Senin (15/5) besok. Korban akan langsung dikebumikan di pekuburan keluarga.
Diberitakan sebelumnya, Agnes ditemukan tewas bersimbah darah dengan kaki terikat di mess tempat kerjanya di Desa Bahodopi, Kecamatan Bahodopi Morowali pada Sabtu (13/5) sekitar pukul 21.40 Wita.
Polisi memastikan Agnes Retni Anggraini bukan korban pemerkosaan. Pasalnya, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan seksual di tubuh korban.
"Ada juga di medsos (media sosial) saya lihat katanya diperkosa, enggak ada. Dari dokter mengatakan bahwa tidak ada kekerasan seksualnya,"ujar Kapolres Morowali AKBP Suprianto saat dihubungi detikcom, Minggu (14/5).
(hsr/hsr)