Ruang Kelas Terendam Banjir, Siswa SDN 668 Pompengan di Luwu Tetap Ujian

Ruang Kelas Terendam Banjir, Siswa SDN 668 Pompengan di Luwu Tetap Ujian

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Kamis, 11 Mei 2023 17:45 WIB
Luwu -

Banjir merendam ruang kelas SDN 668 Pompengan di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel). Para siswa pun terpaksa harus melaksanakan ujian saat banjir belum surut.

"Iya itu kemarin, sampai hari ini anak-anak SDN 668 tepaksa ujian di tengah genangan banjir," kata salah seorang warga Desa Pompengan, Usman kepada detikSulsel, Kamis (11/5/2023).

Banjir menerjang Desa Pompengan, Kecamatan Lamasi Timur, Kabupaten Luwu, sejak Senin (8/5). Usman mengatakan tinggi air menghampiri pinggang orang dewasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siswa SDN 668 Pompengan Luwu menggunakan rakit untuk ke sekolah.Siswa SDN 668 Pompengan Luwu menggunakan rakit untuk ke sekolah. Foto: (Dok. Istimewa)

Kondisi tersebut pun membuat para siswa SDN 668 Pompengan harus menaiki rakit ke sekolah untuk mengikuti ujian.

"Mereka naik rakit ke sekolah karena banjir cukup tinggi, sekitar pinggang orang dewasa. Daripada anak-anak tidak ikut ujian, terpaksa mereka begitu," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, Desa Pompengan sudah menjadi langganan banjir sejak dulu saat intensitas hujan tinggi melanda wilayah tersebut. Tidak hanya sekolah kata dia, banjir juga menggenangi permukiman, sehingga beberapa warga sudah mulai mengungsi di rumah keluarga yang tidak terdampak banjir.

"Memang sudah menjadi langganan banjir sejak dulu. Rumah-rumah warga juga terendam, ada beberapa warga sudah mengungsi ke rumah keluarganya," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Luwu, Hasbullah mengutarakan, pihaknya sudah menerima laporan siswa yang tetap melaksanakan ujian sekolah di tengah genangan banjir. Saat ini pihaknya sudah menginstruksikan agar ujian ditunda sampai keadaan membaik.

"Iye, saya sudah dapat laporannya, itu mereka lagi UAS. Saya sudah berkoordinasi dengan pihaknya sekolahnya agar hentikan dulu ujian, sampai banjirnya surut dan membaik. Karena bahaya juga bagi siswa," ujarnya.

(ata/sar)

Hide Ads