Siswa SD di Morowali Utara Jalan Kaki 3 Km ke Sekolah, Lewati Sungai-Gunung

Sulawesi Tengah

Siswa SD di Morowali Utara Jalan Kaki 3 Km ke Sekolah, Lewati Sungai-Gunung

Hafis Hamdan - detikSulsel
Rabu, 26 Apr 2023 21:10 WIB
Siswa SD di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng) jalan kaki 3 Km untuk ke sekolah.
Foto: Siswa SD di Morowali Utara jalan kaki 3 Km untuk ke sekolah. (Dok. Istimewa)
Morowali Utara -

Siswa Sekolah Dasar (SD) di wilayah Lemowalia, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng) harus menempuh perjalanan 3 kilometer dengan berjalan kaki dan melewati sungai hingga gunung untuk ke sekolah. Hal itu dilakukan karena akses jalan desa rusak parah.

Para siswa tersebut merupakan warga Dusun 2 Wuata, Desa Lemowalia, Kecamatan Bungku Utara, Morowali Utara. Tiap harinya, belasan siswa yang berada di dusun tersebut harus berjalan kaki menuju pusat desa.

"Iya (siswa SD) jalan kaki naik turun gunung, lewat sungai juga sekitar 3 kilo," ujar Kepala Desa Lemowalia Robinson Pasenga kepada detikcom, Rabu (26/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Robinson mengatakan setidaknya ada 11 siswa SD yang harus berjalan kaki untuk ke sekolah di desa tersebut. Jika memasuki musim hujan, para siswa akan meliburkan diri lantaran ketinggian air sungai naik dan kondisi jalan becek.

"Sekitar 11 orang (siswa SD). Kalau hujan mereka tidak bisa ke sekolah," terangnya.

ADVERTISEMENT

Dia juga mengungkapkan, sebelumnya siswa SD dari Dusun 2 Wuata berjumlah 20 orang. Namun karena tidak kuat dengan kondisi jalan yang mengharuskan berjalan kaki, mereka memutuskan untuk putus sekolah.

"Dulu itu 20-an orang. Cuman sudah ada putus sekolah karena tidak kuat jalan kaki terus," ungkapnya.

Dia menambahkan akses jalan rusak tidak hanya menyulitkan para siswa SD. Warga sekitar yang sakit pun harus ditandu sejauh 5 hingga 6 kilometer menuju puskesmas. Robinson mencatat di tahun 2023 ini sudah 3 warga yang harus ditandu.

"Kalau ada orang sakit harus ditandu atau orang meninggal di rumah sakit, ditandu juga untuk masuk desa. Tahun ini sudah 3 orang (warga sakit ditandu), terakhir kemarin Maret," bebernya.

Robinsan mengaku kondisi jalan rusak di desanya itu sudah terjadi kurang lebih 20 tahun. Dia mengatakan sempat ada perbaikan dari Pemkab Morowali Utara, hanya saja pengerjaannya sampai pada tahap penimbunan.

"Itu kondisinya sudah 20 tahun. Begitu-begitu saja, penimbunan baru tidak ada pengerasan. Tidak ada juga dibangun jembatan. Padahal jalan itu wilayahnya Pemda (Pemkab Morowali Utara)," pungkasnya.




(ata/hsr)

Hide Ads