Kapal Kargo Inggris Bawa Bauksit 178 Ribu Ton Kandas di Perairan Raja Ampat

Papua Barat Daya

Kapal Kargo Inggris Bawa Bauksit 178 Ribu Ton Kandas di Perairan Raja Ampat

Juhra Nasir - detikSulsel
Selasa, 25 Apr 2023 14:07 WIB
Kapal kargo berbendara Inggris kandas di Perairan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Dokumen Istimewa
Foto: Kapal kargo berbendara Inggris kandas di Perairan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Dokumen Istimewa
Raja Ampat -

Kapal kargo berbendera Inggris, Indian Partnership London dilaporkan kandas di wilayah Perairan Misool, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Kapal ini membawa 22 anak buah kapal (ABK) dan sekitar 187 ribu ton bauksit.

"Informasi sementara, kejadian ini (kapal kargo kandas) sudah terjadi pada Minggu sore (23/4)," ujar Penyidik Bidang Lingkungan Hidup Gakkum Kabupaten Raja Ampat Rizko Ramadhan saat dihubungi detikcom, Selasa (25/4/2023).

Rizko mengatakan pihaknya masih mencari tahu penyebab kapal itu kandas. Sejumlah warga juga sempat mendekat untuk berkomunikasi dengan awak kapal namun terkendala komunikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami belum dapat data valid karena kendala komunikasi, akses dan jarak," kata Rizko.

Sementara itu, Pangkoarmada III Laksamana Muda TNI Agus Hariadi mengatakan pihaknya sudah turun tangan ke lokasi kapal kandas hari ini. Dia menyebut pihaknya melakukan pertolongan dan pengamanan lokasi.

ADVERTISEMENT

"Adapun keterangan yang dapat diketahui kapal tersebut adalah MV Indian Partnership bertolak dari pelabuhan Skarten River, Australia menuju China dengan muatan Bauksit sejumlah 178.087 ton," kata Laksamana Muda Agus dalam keterangannya.

Kapal kargo berbendara Inggris kandas di Perairan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Dokumen IstimewaFoto: Kapal kargo berbendara Inggris kandas di Perairan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Dokumen Istimewa

Agus juga mengatakan tak ada warga negara Indonesia (WNI) dari 22 ABK. Menurutnya, ke-22 ABK itu berasal dari negara yang berbeda-beda.

"22 Orang ABK dari WNA yang terdiri dari kewarganegaraan India, Russia, Myanmar, Ukraina, Turki, China, dan Vietnam," katanya.

Agus mengatakan, ABK kapal baru menyadari kapal diduga mengalami kebocoran pada Minggu (23/4) dan mereka tidak merasakan benturan terhadap badan kapal. Para ABK kemudian berusaha mempertahankan kapal karena posisi geladak haluan kapal hampir sejajar dengan garis air kemudian lego jangkar darurat pada posisi sekitar Perairan Pulau Misool.

"Kemudian nakhoda kapal tersebut berkoordinasi dengan agen di Indonesia untuk meminta persetujuan diving clearance agar dapat menurunkan ABK yang memiliki kemampuan menyelam untuk memeriksa dan menemukan, serta memperbaiki kebocoran kapal tersebut," ungkapnya.

Hingga kini belum diketahui lebih lanjut dari kapal kandas tersebut.




(hmw/ata)

Hide Ads