Artificial Intelligence (AI) semakin meresahkan dan mengancam berbagai jenis pekerjaan. Di China, AI sudah mengambil alih pekerjaan artis dan ilustrator video game.
Dilansir dari detikINET, salah satu ilustrator di China, Amber Yu, mengatakan mulanya dia bisa menghasilkan USD 430 sampai USD 1000 untuk menggambar poster video game. Hanya saja, kini dia hanya bekerja untuk melakukan perbaikan kecil dan mengedit gambar, setelah AI menggantinya dengan harga yang lebih murah dan cepat.
Dalam laporan Futurism, Xu Yingying selaku illustrator di studio seni game mengatakan jika AI berkembang jauh lebih cepat dibanding imajinasi illustrator. Studio Xu tahun ini sudah memberhentikan 15 illustrator. AI menyebabkan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh 10 berpotensi hanya dikerjakan dua orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, Goldman Sachs bulan lalu merilis memo yang cukup menyeramkan, di mana menurut mereka AI berpotensi mengambil alih 150 juta pekerjaan. Bahkan kini hasil gambar yang dihasilkan program AI seperti Midjourney dan Stable Diffusion semakin baik dari sebelumnya.
Kondisi ini lantas memaksa ilustrator untuk beradaptasi dengan cara yang tidak mereka sukai.
"Jika saya seorang seniman papan atas, saya akan memboikot perusahaan," kata Yu, seorang ilustrator lepas.
Diketahui, pasar video game di Tiongkok mengalami masa sulit beberapa tahun ke belakang. Pembekuan lisensi pemerintah yang diterapkan tahun 2021 membuat ribuan perusahaan game bangkrut, membuat krisis pekerjaan di seluruh industri.
Kendati begitu, beberapa pengembang game mengatakan jika mereka tidak sepenuhnya akan mengganti tenaga seniman manusia dengan AI, teknologi itu memungkinkan mereka untuk memotong biaya.
Tapi tentu saja ada harga yang harus dibayar. "Cara kami mencari nafkah tiba-tiba hancur," ujar seorang seniman yang enggan disebutkan namanya.
*Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavayastama peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(asm/urw)