Niat mandi besar atau mandi sunnah sebelum sholat Idul Fitri penting diketahui. Kesunnahan ini berlaku bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan.
Melinsir laman NU Online, wanita yang sedang dalam masa datang bulan atau haid dan nifas juga tetap dianjurkan untuk mandi besar atau sunnah Idul Fitri. Termasuk juga bagi umat muslim yang berhalangan melakukan sholat Idul Fitri, seperti orang sakit.
Adapun dalil yang memperkuat amalan sunnah mandi pada hari raya Idul Fitri adalah sebagai berikut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ﺭﻭﻯ ﻣﺎﻟﻚ ﺃﻥ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻳﻐﺘﺴﻞ ﻳﻮﻡ اﻟﻔﻄﺮ، ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻐﺪﻭ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺼﻠﻰ
Artinya: "Imam Malik meriwayatkan bahwa Ibnu Umar mandi keramas saat Idul Fitri sebelum berangkat ke tempat Sholat." (kitab al-Muwatha')
Waktu Pelaksanaan Mandi Besar Idul Fitri
Imam Al-Ghazali juga memberikan petunjuk waktu pelaksanaan mandi ini. Mandi besar atau mandi sunnah bisa dilakukan sebelum atau setelah sholat subuh pada pagi hari Idul Fitri.
Syekh al-Baijuri dalam kitab Hasyiyatu Asy-Syaikh Ibrahim al-Baijuri ala Syarh al-Allamah Ibn al-Qasim al-Ghazi 'ala Matn asy-Syaikh Abi Syuja' menjelaskan bahwa seseorang diperkenankan melaksanakan mandi sunnah ini mulai tengah malam atau 1 Syawal pada waktu dini hari.
ويدخل وقت هذا الغسل بنصف الليل
Artinya: "Waktu masuknya mandi sunnah (Idul Fitri/Idul Adha) adalah pada tengah malam."
Namun, Syekh Sulaiman al-Bujairimi dalam kitab Tuhfah al-Habib 'Ala Syarh al-Khathib menekankan bahwa waktu pelaksanaan mandi sunnah yang lebih utama adalah pada setelah terbit fajar.
Selain itu, dalil mandi sunnah Idul Fitri bersandar pada riwayat yang menyebut bahwa Rasulullah SAW mandi terlebih dahulu pada dua hari raya.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى.
Artinya: "Bahwasannya Nabi Sallallahu 'Alaihi wa Sallam mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Ibnu Majah)
Niat Mandi Sunnah Idul Fitri
Masih dari NU Online, dalam Kitab Hasyiyatu Asy-Syaikh Ibrahim al- Baijuri ala Syarh al-Allamah Ibn al-Qasim al-Ghazi 'ala Matn asy-Syaikh Abi Syuja' karya Syekh al-Baijuri, berikut bacaan niat mandi sunnah Idul Fitri:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِعِيْدِ اْلفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla li 'îdil fithri sunnatan lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku niat mandi untuk merayakan Idul Fitri sebagai sunnah karena Allah Ta'ala."
Namun, bagi seseorang yang berhadas besar, seperti jubub atau selesai masa haid, tetap dianjurkan membaca niat mandi wajib. Berikut niat mandi wajibnya:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الاَ كَبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf'il hadasil akbari fardlal lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Mandi Idul Fitri
Tata cara mandi sunnah Idul Fitri tidak jauh berbeda dengan mandi wajib untuk menghilangkan hadas, seperti dilansir detikHikmah. Berikut ini tata caranya:
- Membaca niat mandi sunnah terlebih dahulu.
- Bersihkan telapak tangan sebanyak 3 kali.
- Bersihkan kotoran yang menempel di sekitar tempat yang tersembunyi di kemaluan dengan tangan kiri.
- Setelah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan sabun dan bilas hingga bersih.
- Lakukan gerakan wudhu yang sempurna seperti ketika akan salat, dimulai dari membasuh tangan sampai membasuh kaki.
- Masukkan tangan ke dalam air, kemudian sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan sampai menyentuh kulit kepala. Jika sudah, guyur kepala dengan air sebanyak 3 kali. Pastikan pangkal rambut juga terkena air.
- Bilas seluruh tubuh dengan mengguyur air. Dimulai dari sisi kanan lalu lanjutkan ke tubuh sisi kiri.
- Pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan.
- Setelah seluruh tata cara mandi sunnah dilakukan, maka baik laki-laki maupun perempuan dapat mengerjakan salat Idul Fitri.
Selain mandi sunnah Idul Fitri, sunnah lainnya adalah memakai wangi-wangian, memakai pakaian yang paling baik, bersiwak, serta makan dan minum sebelum berangkat salat Id. Hal ini dijelaskan dalam Kitab Fiqh al-Ibadah karya Hasan Ayub.
(asm/ata)