Sunnah-sunnah Idul Fitri penting diketahui umat muslim untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah. Ada beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan saat Hari Raya Idul Fitri.
Idul Fitri merupakan hari raya yang sangat dinanti-nanti oleh umat muslim. Hari besar ini merupakan simbol kemenangan bagi orang-orang beriman yang telah melaksanakan kewajibannya selama bulan Ramadhan dengan menahan nafsu melalui berpuasa.
Di Hari Raya Idul Fitri umat muslim melaksanakan sholat sunnah Idul Fitri. Namun selain sholat Ied, ada berbagai amalan sunnah lainnya yang juga dianjurkan untuk dilaksanakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas apa saja amalan sunnah yang dianjurkan saat Hari Raya Idul Fitri? Berikut ulasan lengkapnya.
Sunnah-sunnah Idul Fitri
Berikut ini sejumlah sunnah saat Hari Raya Idul Fitri serta penjelasannya.
1. Melaksanakan Sholat Ied
Seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan sangat dianjurkan untuk melaksanakan sholat Ied saat hari raya Idul Fitri. Hukum sholat Ied adalah sunnah muakkadah (sangat disunnahkan) sejak tahun kedua hijriah.
Rasulullah SAW selalu melaksanakan sholat Id sampai beliau wafat. Salah satu dalil kesunnahannya adalah firman Allah dalam surat al-Kautasar:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
"Maka shalatlah kepada Tuhanmu dan berkurbanlah," (QS. Al-Kautsar ayat 2).
Mayoritas pakar tafsir menegaskan bahwa yang dimaksud shalat di dalam ayat tersebut adalah shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adlha).
Shalat Idul Fitri dilakukan sebanyak dua rakaat, dengan niat shalat Idul fitri. Berikut lafal niatnya:
"nawaitu shalâta 'îdil fithri sunnatan ma'mûman lillâhi ta'âlâ."
(aku niat shalat Idul Fitri sunnah, bermakmum, karena Allah)
Di rakaat pertama, sebelum membaca Surat al-Fatihah, sunnah takbir sebanyak tujuh kali. Sementara di rakaat kedua takbir sebanyak lima kali.
2. Mandi
Mandi disunnahkan baik bagi laki-laki atau perempuan saat hari raya Idul Fitri, termasuk perempuan yang sedang haid atau nifas. Waktu mandi dimulai sejak tengah malam hari raya sampai tenggelam matahari esok harinya.
Berikut adalah niat mandinya:
نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu ghusla 'îdil fithri sunnatan lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku niat mandi Idul fitri, sunnah karena Allah".
3. Menghidupkan Malam Idul Fitri dengan Ibadah
Umat muslim disunnahkan menghidupkan malam Idul Fitri dengan beribadah. Berikut tiga pendapat terkait cara menghidupkan malam Idul Fitri:
1. Kegiatan ibadah malam Idul Fitri lebih dominan.
2. Cukup dengan beribadah sesaat.
3. Sholat Isya berjamaah dan bertekad sholat subuh berjamaah pula.
Adapun ibadah lain yang dianjurkan menghidupi malam hari raya yakni melaksanakan sholat, membaca shalawat, membaca Al-Quran, dan bentuk ibadah lainnya.
Anjuran menghidupkan malam hari raya Idul Fitri tersebut berdasarkan hadits Nabi SAW:
مَنْ أَحْيَا لَيْلَتَيْ الْعِيدِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ
"Barangsiapa menghidupi dua malam hari raya, hatinya tidak mati di hari matinya beberapa hati". (HR. al-Daruquthni).
4. Perbanyak Membaca Takbir
Memperbanyak bacaan takbir merupakan salah satu yang disunnahkan saat Idul Fitri. Bacaan takbir bisa dimulai sejak terbenamnya Matahari 1 Syawal sampai takbiratul ihramnya Imam sholat Id bagi yang berjamaah, atau takbiratul ihramnya mushalli (orang yang sholat) sendiri, bagi yang sholat sendirian.
Salah satu syi'ar yang identik dengan Idul Fitri adalah kumandang takbirnya. Anjuran memperbanyak takbir ini berdasarkan firman Allah:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ
"Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah". (QS. Al-Baqarah: 185).
Adapun bacaan takbir yang utama yakni:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
(Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, juz 3, hal. 54).
5. Makan Sebelum Berangkat Sholat Ied
Makan sebelum berangkat sholat Ied salah satu sunnah yang dapat diamalkan di hari raya Idul Fitri.
Adapun makanan yang dianjurkan adalah kurma dalam hitungan ganjil, bisa satu butir, tiga butir dan seterusnya. Anjuran makan sebelum berangkat sholat Ied hukumnya sunnah, dan makruh bila ditinggalkan sebagaimana dikutip al-Imam al-Nawawi dari kitab al-Umm. (Syekh Khathib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, juz 1, hal. 592).
Anjuran ini sangat berbeda dengan sholat Idul Adha yang disunnahkan makan setelahnya.
6. Berjalan Kaki Menuju Tempat Sholat
Berjalan kaki menuju tempat sholat Ied juga menjadi sunnah yang dianjurkan. Hal ini berdasar pada ucapan sayyidina Ali berikut:
مِنْ السُّنَّةِ أَنْ يَخْرُجَ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا
"Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju tempat shalat Id dengan berjalan". (HR. al-Tirmidzi dan beliau menyatakannya sebagai hadits Hasan).
Sementara untuk umat muslim yang tidak mampu berjalan kaki seperti orang tua, orang lumpuh dan lain sebagainya diperbolehkan untuk menggunakan kendaraan. Demikian pula boleh kepulangan dari shalat Ied dilakukan dengan tidak berjalan kaki. (Syekh Zakariyya al-Anshari, Asna al-Mathalib, juz 1, hal. 282).
7. Membedakan Rute Jalan Pergi dan Pulang Sholat Ied
Umat muslim yang hendak melaksanakan sholat Ied disunnahkan untuk membedakan rute jalan pergi dan pulang dari tempat sholat. Bahkan rute keberangkatan dianjurkan agar lebih panjang dari rute pulang.
Di antara hikmahnya adalah agar memperbanyak pahala menuju tempat ibadah. Anjuran ini juga berlaku saat perjalanan haji, membesuk orang sakit dan ibadah lainnya, sebagaimana ditegaskan al-Imam al-Nawawi dalam kitab Riyadl al-Shalihin. (Syekh Khathib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, juz 1, hal. 591).
8. Berhias
Berhias merupakan hal yang dianjurkan untuk muslim pada hari raya Idul Fitri. Berpenampilan sebaik mungkin sebagai bentuk ekspresi bahagia di hari Idul Fitri.
Berhias bisa dilakukan dengan membersihkan badan, memotong kuku, memakai wewangian terbaik dan pakaian terbaik. Lebih utama memakai pakaian putih, kecuali bila selain putih ada yang lebih bagus, maka lebih utama mengenakan pakaian yang paling bagus, semisal baju baru.
Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa tradisi membeli baju baru saat lebaran menemukan dasar yang kuat dalam teks agama, dalam rangka menebarkan syiar kebahagiaan di hari raya Idul Fitri. Kesunnahan berhias ini berlaku bagi siapapun, meski bagi orang yang tidak turut hadir di pelaksanaan sholat Idul Fitri.
Khusus bagi perempuan, anjuran berhias tetap harus memperhatikan batas-batas syariat, seperti tidak membuka aurat, tidak mempertontonkan penampilan yang memikat laki-laki lain yang bukan mahramnya dan lain sebagainya. (Syekh Zakariyya al-Anshari, Asna al-Mathalib, juz 1, hal. 281).
9. Mengucapkan Selamat
Memberi ucapan selamat pada hari raya Idul Fitri juga merupakan salah satu sunnah yang dapat diamalkan umat muslim. Hari raya adalah hari yang penuh dengan kegembiraan, maka dari itu dianjurkan untuk saling memberikan selamat atas kebahagiaan yang diraih saat hari raya.
Berikut contoh ucapan selamat pada hari raya Idul Fitri:
1. Taqabbala allâhu minnâ wa minkum", "kullu 'âmin wa antum bi khair
2. Selamat hari raya Idul Fitri
3. Minal aidin wa al-faizin
4. Mohon maaf lahir batin dan lain sebagainya.
(alk/alk)