Doa Qunut Witir Ramadhan Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Doa Qunut Witir Ramadhan Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Nur Ainun - detikSulsel
Rabu, 12 Apr 2023 22:40 WIB
A realistic Arabian interior miniature with window and columns. Silhouette of muslim praying on carpet near window. Festive greeting card, invitation for Muslim holy month Ramadan Kareem. Selective focus
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli)
Makassar -

Memasuki pertengahan akhir bulan Ramadhan, umat muslim dianjurkan untuk membaca doa qunut pada rakaat terakhir sholat witir. Berikut ini doa qunut yang dapat dibaca pada saat sholat witir di bulan Ramadhan.

Qunut merupakan amalan yang disunnahkan dalam shalat termasuk shalat witir. Membaca doa qunut witir Ramadhan merupakan kebiasaan dari masa para sahabat hingga saat ini.

Dikutip dari laman NU Online, dikisahkan bahwa, Umar Bin Khatab, Ubay Ibn Ka'ab, dan beberapa sahabat lainnya membaca qunut di akhir sholat witir setelah pertengahan Ramadhan. Dalam kitab Ma'rifatus Sunan wal Atsar, Imam al-Baihaqi menegaskan bahwa Imam asy-Syafi'i menganjurkan umat muslim untuk membaca doa qunut pada separuh terakhir Ramadhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menjelaskan:

ويستحب القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه: أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث: في جميع السنة، وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل

ADVERTISEMENT

Artinya: Menurut kami, disunnahkan qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafi'iyyah) yang berpendapat, disunnahkan qunut di sepanjang Ramadhan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan qunut di seluruh shalat sunnah. Ini menurut Madzhab Abu Hanifah. Namun yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu qunut pada separuh akhir Ramadhan.

Doa Qunut Witir Ramadhan

Untuk doa qunut witir bulan Ramadhan sama seperti bacaan qunut pada umumnya. Berikut ini doa qunut lengkap tulisan arab, latin dan terjemahannya.

اَللّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bacaan Latin:

Allahummahdinâ fî man hadait. Wa 'âfinâ fî man 'âfait. Wa tawallanâ fî man tawallait. Wa bâriklanâ fî mâ a'thait. Wa qinâ syarra mâ qadhait. Fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ 'alaik. Wa innahû lâ yazillu man wâlait. Wa lâ ya'izzu man 'âdait. Fa lakal hamdu a'lâ mâ qadhait. Wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alâ âlihi wa shahbihi wa sallam

Terjemahan:

"Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya."

Ketika membaca doa qunut, imam dianjurkan untuk mengeraskan suaranya kemudian makmum mengamininya. Saat doa tersebut dibaca, dianjurkan juga untuk mengangkat kedua tangan sebagaimana doa pada umumnya.

Apakah Boleh Sholat Witir Tanpa Qunut?

Seperti yang kita ketahui qunut merupakan amalan sunnah yang sudah menjadi tradisi kaum muslim utamanya di Indonesia. Lantas bagaimana pandangan syariat dalam masalah qunut? Hingga saat ini masih ada yang mempertanyakan hukum pelaksanaannya.

Dikutip dari laman Nu Online, qunut termasuk amalan yang disunahkan dalam sholat termasuk qunut witir. Imam an-Nawawi berpendapat bahwa qunut di akhir shalat witir di separuh akhir Ramadhan merupakan hal yang disunnahkan.

Kapan Waktu Membaca Doa Qunut Witir Ramadhan

Mengutip dari laman almanhaj.or.id, qunut dilakukan pada rakaat terakhir setelah membaca surat dan sebelum ruku, hal ini merupakan waktu yang shahîh dari amalan Nabi SAW secara umum. Akan tetapi, terkadang beliau juga melakukannya setelah ruku' sebelum sujud.

Dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Ubai bin Ka'ab Radhiyallahu anhu berkata bahwa:

إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوْتِرُ فَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوْعِ. أخرجه ابن ماجه

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berwitir lalu melakukan qunut sebelum ruku. (HR Ibnu Majah dan dishahîhkan al-Albâni dalam Irwa' al-Ghalil)

Hal ini juga diperkuat dalam riwayat Atsar Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu yang disampaikan Alqamah rahimahullah, ia berkata:

أَنَّ ابْنَ مَسْعُوْدٍ وَأَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانُوْا يَقْنُتُوْنَ فِي الْوِتْرِ قَبْلَ الرُّكُوْعِ. أخرجه ابن أبي شيبة

Sungguh, dahulu Ibnu Mas'ud dan para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut dalam Witir sebelum ruku. (HR Ibnu Abi Syaibah, dan dikatakan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwa' al-Ghalil)

Akan tetapi, ada riwayat lain yang menunjukkan bolehnya melakukan qunut witir setelah ruku, yakni riwayat Urwah bin az-Zubair, ia berkata:

أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمنِ بْنَ عَبْدٍ الْقَارِي -وَ كَانَ فِيْ عَهْدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَاب رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَعَ عَبْدِ اللهِ بْنِ الأَرْقَمِ عَلَى بَيْتِ الْمَالِ -قَالَ: أَنَّ عُمَرَ بْنِ الْخَطَاب رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خَرَجَ لَيْلَةً فِيْ رَمَضَانَ فَخَرَجَ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ عَبْدٍ الْقَارِي فَطَافَ بِالْمَسْجِدِ ، وَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُوْنَ ، يُصَلِّي الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ ، وَيُصَلِّي الرَّجُلُ فَيُصَلِّي بِصَلاَتِهِ الرَّهْطُ ، فَقَالَ عُمَرُ : وَاللهِ إِنِّيْ أَظُنُّ لَوْ جَمَعْنَا هَؤُلاَءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ ؛ لَكَانَ أَمْثَلَ. ثُمَّ عَزَمَ عُمَرُ عَلَى ذَلِكَ وَ أَمَرَ أُبَيَّ أَنْ يَقُوْمَ لَهُمْ فِيْ رَمَضَانَ فَخَرَجَ عُمَرُ عَلَيْهِمْ وَالنَّاسُ يُصَلُّوْنَ بِصَلاَةِ قَارِئِهِمْ ، فَقَالَ عُمَرُ : نِعْمَ الْبِدْعَةُ هِيَّ ، وَالَّتِيْ يَنَامُوْنَ عَنْهَا أَفْضَلُ مِنَ الَّتِيْ يَقُوْمُوْنَ -يريد: آخر الليل- فَكاَنَ النَّاسُ يَقُوْمُوْنَ أَوَّلَهُ وَكَانُوْا يَلْعَنُوْنَ الْكَفَرَةَ فِيْ النِّصْفِ : اللَّهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ، وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ، وَلاَ يُؤْمِنُوْنَ بِوَعْدِكَ ، وَخاَلِفْ بَيْنَ كَلِمَتِهِمْ ، وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرَّعْبَ ، وَأَلْقِ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ ، إِلهُ الْحَقِّ. ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَِيَدْعُوْ لِلْمُسْلِمِيْنَ بِمَا اسْتَطَاعَ مِنْ خَيْرٍ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ . قَالَ: وَكَانَ يَقُوْلُ إِذَا فَرَغَ مِنْ لَعْنِهِ الْكَفَرَةِ وَصَلاَتِهِ عَلَى النَّبِيِّ وَاسْتِغْفَارِهِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَمَسْأَلَتِهِ : اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ ، وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، وَنَرْجُوْ رَحْمَتَكَ رَبَّنَا ، وَنَخَافُ عَذَابَكَ الْجِدِّ ، إِنَّ عَذَابَكَ لِمَنْ عَادَيْتَ مُلْحَقٌ ، ثُمَّ يُكَبِّرُ وَيَهْوِي سَاجِداً)".

Sesungguhnya 'Abdur-Rahmân bin 'Abdun al-Qâri -beliau, dahulu pada zaman 'Umar bin al-Khaththab bersama 'Abdullah bin al-Arqam memegang Baitul Mal- berkata: "Sesungguhnya 'Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu keluar pada malam hari di bulan Ramadhan, lalu 'Abdur-Rahmân bin 'Abdun al-Qâri keluar dan mengelilingi masjid dan mendapatkan orang-orang di masjid terbagi berkelompok-kelompok tidak bersatu; seorang shalat sendiri dan yang lainnya mengimami shalat sejumlah orang. Maka 'Umar berkata: 'Demi Allah! Saya pandang, seandainya kita kumpulkan mereka pada satu imam saja, tentu akan lebih baik,' kemudian 'Umar bertekad untuk itu, dan ia memerintahkan 'Ubai bin Ka'ab untuk mengimami shalat malam mereka di bulan Ramadhan. Lalu 'Umar Radhiyallahu anhu keluar menemui mereka lagi dalam keadaan orang-orang shalat di belakang satu imam, sehingga 'Umar berkata: 'Sebaik-baik bid'ah ialah ini dan yang tidur (tidak ikut) lebih utama dari yang ikut shalat,' -yang beliau inginkan (yang shalat) di akhir malam (lebih utama)- karena orang-orang melakukan shalat tarawih di awal malam. Mereka melaknat (mendoakan keburukan) bagi orang kafir pada separuh bulan Ramadhan dengan doa: 'Ya Allah, binasakanlah orang-orang kafir yang menghalangi (manusia) dari jalan-Mu, mendustakan para rasul-Mu dan tidak beriman dengan janji-Mu. Cerai-beraikan persatuan mereka dan timpakanlah rasa takut di hati-hati mereka, serta timpakan siksaan dan adzab-Mu atas mereka, wahai sesembahan yang haq,' kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berdoa untuk kebaikan kaum muslimin semampunya, kemudian memohon ampunan untuk kaum mukminin".

Itulah bacaan doa qunut witir Ramadhan. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(edr/alk)

Hide Ads