Sabtu Suci adalah rangkaian dari Pekan Suci umat Kristen. Lantas apa yang dimaksud dengan Sabtu Suci?
Rangkaian Pekan Suci jelang Paskah terdiri atas lima bagian. Yaitu Minggu Palma (Palem), Kamis Putih, Jumat Agung. Selanjutnya adalah Sabtu Suci kemudian Hari Minggu Paskah.
Untuk memahami tentang Sabtu Suci, berikut ulasannya yang telah dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Sabtu Suci?
Sabtu Suci juga biasa disebut Sabtu Paskah, Sabtu Sunyi, Sabtu Sepi, Hari Sabat Suci, atau Malam Paskah. Hari ini merupakan hari terakhir dalam Pekan Suci yang dirayakan oleh orang Kristen sebagai persiapan perayaan Paskah.
Melansir laman Iman Katolik, Sabtu Suci adalah waktu ketika Yesus turun ke tempat penantian, ke dunia orang mati, untuk mengabarkan Injil. Sabtu Suci ini diperingati sehari sebelum Minggu Paskah.
Sementara itu, mengutip dari laman Christianity.org disebutkan bawah Sabtu Suci adalah nama yang ditetapkan untuk hari antara Jumat Agung dan Minggu Paskah. Sabtu Suci merupakan hari ketujuh dan terakhir dari Pekan Suci. Yakni hari di mana Yesus "beristirahat" dari tugasnya-Nya menganugerahkan penebusan kepada umat manusia.
Hal itu menandakan Yesus telah selesai melaksanakan tugasnya untuk melakukan penebusan dosa, sebab dosa-dosa manusia sudah ditebus dengan pengorbanannya di kayu salib.
Kapan Sabtu Suci?
Sebagaimana dijelaskan, dalam kalender liturgi Katolik Sabtu Suci adalah hari di antara Jumat Agung dan Minggu Paskah. Hari ini merupakan rangkaian Triduum Paskah.
Mengutip Kalender Liturgi Bulan April 2023 dari laman Iman Katolik, Sabtu Suci jatuh pada 8 April 2023.
Warna Liturgi Sabtu Suci
Adapun warna liturgi Sabtu Suci adalah putih. Mengutip dari laman The Terra Sancta Museum warna liturgi putih melambangkan warna cahaya, kemurnian, kemuliaan, dan kegembiraan.
Dalam Kristen, warna putih biasa digunakan untuk semua perayaan yang terkait dengan Kristus terutama untuk Natal dan Paskah. Liturgi putih digunakan untuk merayakan kehadiran Kristus dan para santo-santo, serta untuk melambangkan kelahiran Santo Yohanes Pembaptis.
Sejarah Peringatan Sabtu Suci
Mengutip Britannica, Gereja mula-mula merayakan akhir Prapaskah dengan upacara pembaptisan besar-besaran. Tetapi selama berabad-abad tidak ada kebaktian yang diadakan pada Sabtu Suci di gereja-gereja Barat, mengingat keadaan para pengikut Kristus yang ditangguhkan pada periode antara Penyaliban dan Kebangkitannya.
Mulai tahun 1955, Gereja Katolik Roma dan beberapa gereja lainnya memulihkan Malam Paskah malam. Gereja-gereja Ortodoks Timur tidak pernah meninggalkan upacara tersebut.
Perayaan dilaksanakan dengan menyalakan api dan lilin untuk melambangkan kematian Kristus dari kematian ke kehidupan dan membunyikan lonceng untuk menandakan akhir Prapaskah yang menggembirakan. Banyak gereja juga merayakan pembaptisan para katekumen (penobat yang belum dibaptis) dan pengukuhan atau krisma dan komuni pertama baik para katekumen maupun calon (penobat yang sebelumnya dibaptis dalam tradisi iman Kristen yang berbeda) selama Malam Paskah.
(alk/edr)