Pengamat komunikasi politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Sukri Tamma menyoroti Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman (ASS) usai PSM Makassar meraih juara Liga 1 2022/2023. Ada 2 hal yang menjadi sorotan utama.
Sukri mulanya memberi sorotan terkait gaya komunikasi Andi Sudirman. Dia mengatakan, sebagai gubernur, Andi Sudirman harus menyadari dirinya merupakan publik figur.
"Harus disadari bahwa posisi gubernur itu adalah posisi publik figur, kepala pemerintahan yang kemudian dianggap pengayom rakyat. Termasuk saya kira juga pengayom kemasyarakatan," kata Sukri kepada detikSulsel, Minggu (2/4/2023).
Menurutnya, Andi Sudirman mesti memiliki gaya komunikasi yang baik sebagai seorang pemimpin. Hal ini karena setiap kebijakan yang ia ambil akan membutuhkan dukungan dari masyarakat.
"Penting bagi seorang gubernur untuk punya komunikasi yang baik atau selalu menunjukkan image yang baik di depan masyarakat. Suka tidak suka seorang gubernur tetap butuh didukung oleh rakyat. Tidak hanya pada konteks nanti mau Pilkada," ujarnya.
Sukri lantas lebih spesifik mengaitkan sikap Andi Sudirman dengan momen PSM Makassar meraih juara Liga 1. Sukri menyebut banyak masyarakat yang memberi kritik lantaran menganggap Gubernur cenderung tidak memberi perhatian, salah satunya terkait stadion.
"Karena stadion tidak segera mendapat perhatian, tidak segera dituntaskan. Terus ditambah lagi sampai dua tiga hari ini PSM meraih juara belum ada ucapan selamat secara terbuka," ungkapnya.
Dengan gaya komunikasi Andi Sudirman itu, kata Sukri, masyarakat akan memberi penilaian dan catatan. Terutama bagi para suporter atau pendukung PSM Makassar yang sudah lama menginginkan adanya fasilitas memadai untuk PSM.
"Nah kalau seperti itu kan akan menjadi salah satu catatan kepada masyarakat karena mungkin dianggap kurang maksimal membangun komunikasi dengan masyarakat. Sehingga masyarakat, terutama suporter PSM melihat Pak Gubernur tidak ikut merasa berbahagia bersama masyarakat," imbuhnya.
Sukri juga menanggapi soal postingan ucapan selamat dari Andi Sudirman untuk PSM yang akhirnya dihapus. Menurutnya tindakan itu menunjukkan ketidakcocokan Andi Sudirman dengan apa yang disampaikan.
"Ini juga saya kira bisa jadi tanda tanya. Kalau kemudian ada ucapan selamat lalu dihapus, menghapus itu kan sebuah tindakan kesengajaan. Biasanya kalau kita menghapus pesan itu kita menganggap itu tidak sesuai atau tidak cocok, atau tidak ingin disampaikan," tuturnya.
"Nah kalau itu terjadi kan orang akan semakin menilai bahwa tidak ikut menjadi bagian yang merasa bangga bersama masyarakat Sulawesi Selatan, kemudian terkait keberhasilan PSM," imbuhnya.
Sorotan lainnya di halaman selanjutnya.
(asm/ata)