Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman menegaskan informasi tentang TNI melakukan mutilasi dan menembak warga bernama Tarina Murib (35) di Kabupaten Puncak, Papua Tengah adalah hoax. Herman mengatakan justru TNI membantu korban yang ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Terkait adanya pemberitaan dan mutilasi serta penembakan seorang ibu bernama Tarina Murib yang dilakukan TNI kepada masyarakat sipil pada hari Minggu (5/3) di Kabupaten Puncak adalah hoax atau bohong," kata Kolonel Herman kepada wartawan, Senin (6/3/2023).
Herman mengatakan KKB sengaja menyebarkan berita bohong kepada masyarakat usai melakukan penembakan di Kampung Pamebur, Distrik Yugumuak, Puncak. Ia menuding KKB sengaja menyebarkan berita hoax untuk menjatuhkan wibawa aparat keamanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa berita itu adalah berita bohong atau hoax, yang sengaja disebar oleh pihak KKB dan simpatisan serta kelompok provokator maupun teroris yang sengaja ingin menjatuhkan wibawa aparat keamanan yang saat ini sedang fokus bertugas melindungi masyarakat dan pencarian pilot Susi Air Capt Philip Mark Merthens," katanya.
Herman menuturkan Tarina Murib meninggal pada Jumat (3/3). Ia meninggal karena ditembak oleh KKB bersama 1 prajurit TNI bernama Praka Jumadi yang juga gugur atas serangan KKB tersebut.
"Terkait meninggalnya warga mama TM sudah diberitakan. Bahwa TM meninggal lantaran ditembak KKB. Kemudian saat TM akan evakuasi oleh aparat keamanan, tiba-tiba KKB menembak aparat keamanan yang mengakibatkan Prajurit TNI 1 orang gugur (Personel Yonif R 303/SSM) Pratu JM yang saat ini sudah dimakamkan di Makassar," terangnya.
Beredarnya gambar dan foto mutilasi mayat korban TM tersebut merupakan acara adat yang dilakukan oleh masyarakat setempat karena merupakan korban penembakan dari pihak KKB. Menurut Herman acara adat itu dilakukan untuk aksi balas dendam.
"Terhadap korban telah dibuat acara adat oleh pihak keluarga. Acara adat dilakukan untuk aksi balas darah untuk pengganti korban meninggal dunia," ungkapnya.
Herman meminta agar masyarakat tidak terhasut dan terprovokasi oleh pemberitaan bohong atau hoax yang sengaja disebar oleh KKB dan simpatisannya. Berita hoax itu diduga untuk menciptakan keresahan di tengah-tengah masyarakat.
"Mereka ingin menciptakan keresahan maupun menurunkan wibawa pemerintah, khususnya aparat keamanan yang saat ini bertugas melindungi masyarakat," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, prajurit TNI Praka Jumadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah gugur ditembak KKB. Peristiwa malang itu menimpa Praka Jumadi saat mengevakuasi warga sipil yang sebelumnya ditembak KKB.
"Benar ada peristiwa penembakan yang dilakukan KKB. Atas kejadian itu 1 prajurit kami gugur dan juga 1 masyarakat sipil," ungkap Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman kepada wartawan, Jumat (3/3).
KKB menembak warga dan prajurit TNI di Pos Sinak Satgas Yonif Raider 303/SSM di Kampung Pamebut, Distrik Yugumuka, Kabupaten Puncak, Jumat (3/3) sekitar pukul 06.45 WIT. Awalnya KKB menembak warga sipil inisial TM kemudian dievakuasi oleh Praka JM.
"Kronologi kejadian berawal saat gerombolan KKB menembak warga sipil berinisial TM di Kampung Pamebut Distrik Yugumuak Kabupaten Puncak. Kemudian aparat TNI mengevakuasi korban TM ke Puskesmas Sinak, namun saat evakuasi menuju Puskesmas, tim evakuasi diadang dan ditembak oleh KKB," katanya.
"Akibat diadang akhirnya kontak tembak terjadi. Hal itu kemudian mengakibatkan Praka JM tertembak," tuturnya.
(hsr/sar)