Peneliti Jerman Ungkap Kuntilanak Awalnya Bagian dari Masyarakat Lalu Terusir

Kalimantan Barat

Peneliti Jerman Ungkap Kuntilanak Awalnya Bagian dari Masyarakat Lalu Terusir

Tim detikNews - detikSulsel
Senin, 06 Mar 2023 17:39 WIB
Peneliti Jerman Bongkar Misteri Kuntilanak
Foto: DW (News)
Pontianak -

Antropolog Jerman Timo Duile melakukan penelitian tentang mitos Kuntilanak di Kalimantan Barat (Kalbar). Dia mengatakan Kuntilanak awalnya turut jadi bagian dari masyarakat hingga akhirnya terusir.

Melansir detikNews yang mengutip Deutsche Welle (DW), Timo menilai Kuntilanak merupakan manusia yang tak kasat mata. Akan tetapi, selama masyarakat memiliki hubungan baik saat ritual dengan Kuntilanak, maka Kuntilanak bisa dianggap sebagai orang yang membantu untuk melawan penyakit, misalnya penyakit yang menyerang tumbuhan-tumbuhan.

"Maksud saya, dalam animisme hubungan dengan makhluk halus sangat kompleks, pada dasarnya mereka dilihat sebagai entitas sosial yang punya masyarakat dalam dunia makhluk halus dan punya hubungan dengan masyarakat manusia, itu sebuah masyarakat besar. Tapi dalam mitos Kuntilanak, makhluk halus itu diusir oleh masyarakat manusia, sehingga ada perubahan hubungan atau perubahan sosial," sambung Timo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Timo, pandangan manusia tentang mitos Kuntilanak itu menyebabkan perubahan. Manusia dianggap mendapatkan kebebasan selama Kuntilanak jauh.

"Hubungannya jadi berubah. Sangat berubah. Sebenarnya manusia juga mendapatkan kebebasan, selama Kuntilanak jauh, manusia tidak takut lagi bahwa penunggu atau hantu itu mengganggu. Di sisi lain, hal itu juga membuat Kuntilanak dipandang jadi hantu yang kejam, berbahaya, yang harus ditakuti manusia di wilayah yang sungguh dianggap 'berada', dan belajar untuk takut dengan hantu. Karena hantu itu sekarang jadi hantu yang tidak bisa dikontrol lagi dengan ritual atau ahli. Jadi hantu itu harus diusir. Dia bukan lagi dianggap bagian dari masyarakat," papar Timo Duile.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, salah seorang warga Pontianak juga berpandangan bahwa ia menganggap Kuntilanak hanyalah mitos semata. Akan tetapi ia tetap membenarkan bahwa kisah Kuntilanak memang melekat di kotanya.

Kendati demikian, Syahrini tetap mengenal legenda Kuntilanak yang beredar di daerah tempat tinggalnya. Legenda tersebut bercerita tentang bagaimana asal usul pendiri Kota Pontianak dulunya sering diganggu oleh Kuntilanak dalam perjalanannya.

"Sampai saat ini belum ada penampakan yang pernah aku lihat. Mungkin indera keenamku tidak tajam. Jadi bersyukur sekali saya tak pernah lihat," ungkap Syahraini.

"Saya lebih takut pada manusia jahat," sambung Syahrini.

Selanjutnya Timo juga berpendapat bahwa Kuntilanak sebenarnya merupakan bagian dari masyarakat.

"Bahkan bagian dari kita semua, dari kita sendiri yang kita usir. Bukan menjadi bebas, tapi juga mendatangkan rasa ketakutan. Tidak hanya di Pontianak, tapi di seluruh Indonesia, ada banyak kisah-kisah Kuntilanak," tuturnya.

Di Malaysia, hantu yang dimaksud dikenal dengan sebutan kata Pontianak. "Padahal orang Malaysia juga mengira itu memang hantu asli mereka. Konsep hantu itu, ada di wilayah Melayu, di Kalimantan, di Sumatera, di Malaysia dan itu dianggap hantu yang kejam, berbahaya, bagi perempuan yang hamil atau yang baru melahirkan," ungkap Timo.

"Namun, banyak orang berpikir jika selama mereka jadi muslim yang baik, kedua ada suara azan, ada lampu, maka Kuntilanak akan menjauh. Karena Kuntilanak itu dilihat sebagai lawan modernitas. Dia sesuatu yang bisa dilawan dengan agama, dengan listrik, dengan semua hal yang modern. Dan tempatnya sekarang di pedalaman," tutup Timo Duile.




(hmw/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads