34 Warga Mamuju Terjangkit DBD Dalam 2 Bulan Terakhir, Didominasi Anak-anak

Sulawesi Barat

34 Warga Mamuju Terjangkit DBD Dalam 2 Bulan Terakhir, Didominasi Anak-anak

Hafis Hamdan - detikSulsel
Senin, 06 Mar 2023 13:16 WIB
Dinkes Mamuju menggencarkan fogging demi mencegah DBD.
Foto: Dinkes Mamuju menggencarkan fogging demi mencegah DBD. (Dok. Istimewa)
Mamuju -

Sebanyak 34 warga di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) terserang demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari hingga Februari 2023. Anak-anak usia 5 tahun ke atas dilaporkan paling banyak terjangkit.

"Dari data itu usia 5-15 tahun paling banyak (terjangkit) ada 22 orang. Yang lain itu usia 20-an ke atas," ujar Pengelola Program DBD Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju, Maghfira kepada detikcom," Senin (6/2/2023).

Maghfira mengatakan pada Januari 2023 ada 26 kasus DBD di Mamuju, sementara Februari hanya 8 kasus. Sebaran kasus DB itu terjadi di Kecamatan Mamuju dan Simboro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Total itu 34 kasus dari Januari sampai Februari. (Data warga terjangkit) yang paling banyak di 2 kecamatan," terangnya.

Dia menjelaskan meningkatnya kasus DBD 2 bulan terakhir karena ada metode pendataan yang berubah. Saat ini, pendataan tak lagi hanya merujuk pada laporan dari rumah sakit.

ADVERTISEMENT

Hal itu kata dia, berdasarkan aturan baru dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Warga yang memiliki gejala DBD sudah masuk dalam pendataan meski belum melakukan pemeriksaan trombosit.

"Jadi sekarang itu biar di puskesmas dan ada gejala demam yang mengarah ke sana (DBD) sudah di data. Aturan baru, kalau dulu kan dirawat dulu di rumah sakit, bahkan keluar dari rumah sakit baru masuk pendataan," jelasnya.

Maghfira menambahkan, tak ada korban meninggal dalam kasus tersebut. Namun dia tak menampik jika faktor lingkungan dan cuaca yang berubah turut menjadi indikator warga terjangkit DBD.

"Tidak ada yang meninggal atau parah sekali, karena kan itu tadi ada gejala demam sudah didata, mereka bahkan dirawat di rumah," bebernya.

"Faktor itu juga (lingkungan dan cuaca). Apalagi anak-anak usia 15 tahun ke bawah itu kan daya tahan tubuhnya memang harus diperhatikan, mereka itu usia yang rentan terjangkit, apalagi kalau lingkungannya tidak bersih," sambung Maghfira.

Maghfira menuturkan, saat ini pihaknya tengah melakukan fogging di wilayah yang warganya ada terjangkit DBD, termasuk membagikan obat pembunuh jentik nyamuk atau abate.

"Kalau sekarang itu fogging kita lakukan, ada pembagian abate sama sosialisasi ke warga pencegahan DBD. Paling tidak lingkungan dijaga," ujarnya.

Ia mengaku, pihaknya juga akan melalukan sosialisasi terkait aturan baru pendataan DBD. Termasuk mengajak semua pihak untuk terlibat dalam pencegahan DBD.

"Kita mau sosialisasikan nanti terkait aturan baru itu, supaya warga paham kalau sekarang itu biar gejala sudah terdata. Supaya tidak heran lihat data kalau meningkat," pungkasnya.




(sar/hmw)

Hide Ads