Agama Islam memiliki enam rukun iman. Rukun iman urutan keenam adalah Qada dan Qadar yakni percaya akan takdir yang ditetapkan oleh Allah SWT.
Melansir detikHikmah yang mengutip buku Ringkasan Khusus Pendidikan Agama Islam susunan A. Miftahul Basar, qada secara bahasa berarti hukum, keputusan, ketetapan dan kehendak. Lalu menurut istilah, qada merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu sejak zaman Azali (masa ketika segala sesuatu belum tercipta)
Secara bahasa, qadar artinya kepastian, ukuran, kepuasan, atau perwujudan kehendak. Sedangkan secara istilah, qadar adalah perwujudan kehendak Allah SWT terhadap semua makhluk-Nya dalam ukuran dan bentuk-bentuk tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qada dan qadar disebut juga takdir. Mengutip ucapan Riyadhus Shalihin oleh Syaikh Muhammad Al-Utsaimin.
Takdir manusia bukanlah ketetapan biasa semata, melainkan ketetapan yang telah Allah SWT tentukan bagi tiap-tiap hamba-Nya sejak awal sebelum diciptakannya segala sesuatu hingga tiba masanya hari akhir zaman. Takdir yang Nabi Muhammad SAW sabdakan dalam hadits riwayat Umar bin Khattab.
Umar mengatakan ketika itu beliau didatangi Malaikat Jibril, kemudian ia bertanya kepada beliau mengenai iman.
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيمَانِ قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ: صَدَقْتَ
Artinya: "Sekarang terangkanlah kepadaku tentang iman!." Rasulullah SAW menjawab, "Yaitu engkau beriman kepada Allah SWT, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari akhir, serta engkau beriman kepada baik dan buruknya takdir." Ia (Jibril) berkata, "Engkau benar." (HR Muslim)
Diriwayatkan pula pada mulanya Allah SWT hanya menciptakan Pena, kemudian Dia berfirman kepadanya, "Tulislah." Pena menjawab, "Ya Tuhanku, apa yang aku tulis?" Allah SWT berfirman, "Tulislah apa yang akan terjadi."
Maka pada saat itu juga Pena menulis apa saja yang akan terjadi sampai hari kiamat nanti, termasuk penciptaan seluruh makhluk, segala takdir tiap-tiap manusia, hingga gugurnya sehelai daun sekali pun. Takdir ini dijelaskan sudah diputuskan sejak 50.000 tahun sebelum terciptanya langit dan bumi.
Ketetapan seperti inilah yang mesti diyakini oleh para hamba beriman. Yang mana mempercayai bahwa Dialah yang memberikan musibah, cobaan, kenikmatan, juga kesenangan kepada hamba-Nya. Lantaran ini termasuk salah satu rukun iman.
Muhammad Bagir dalam Panduan Lengkap mengemukakan orang yang mengaku Islam tetapi tidak meyakini rukun iman, bahkan salah satunya sekali pun, maka dikatakan imannya tak sempurna. Untuk itu para hamba mesti mempercayai qada dan qadar Allah SWT.
Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar
Masih dari buku Ringkasan Khusus Pendidikan Agama Islam, ada hikmah dibalik berimannya seseorang terhadap ketetapan atau takdir Allah SWT.
1. Menjadikan hamba yang selalu sabar dan bersyukur
Karena seseorang tahu bahwa takdirnya telah ditentukan oleh Allah SWT, maka ia akan sabar, pasrah dalam menghadapi segala yang terjadi dan menyerahkan semua kembali kepada-Nya.
Sebab, sikap terbaik untuk menghadapi musibah atau kesenangan adalah bersabar. Ia yakin yang dilaluinya ini punya alasan dan ganjaran tersendiri.
2. Menenangkan jiwa
Mereka yang mengimani qada dan qadar secara sempurna akan merasa tenang karena takdir yang menimpanya merupakan keputusan Allah SWT. Apabila ia ikhlas menerimanya maka Dia akan menghendaki kebaikan lebih pada hamba-Nya tersebut.
3. Memunculkan sikap optimis dalam diri
Misalkan seseorang gagal dalam mengembangkan bisnisnya. Tetapi dia percaya dengan qada dan qadar Allah SWT. Ia tahu bahwa Tuhannya itu tak akan menguji hamba-Nya di luar kemampuannya.
Kemalangan yang dialaminya justru bukanlah menjadi penghalang, melainkan ia lebih bersemangat setelahnya karena pasti ada kesuksesan setelah perjuangan yang sungguh-sungguh.
(hmw/hmw)