Marak Kasus Siswi Keracunan Massal di Iran, Korban Diduga Sengaja Diracun

Berita Internasional

Marak Kasus Siswi Keracunan Massal di Iran, Korban Diduga Sengaja Diracun

Tim detikNews - detikSulsel
Rabu, 01 Mar 2023 14:43 WIB
FILE PHOTO: An Iranian flag flutters in front of the International Atomic Energy Agency (IAEA) headquarters in Vienna, Austria, January 15, 2016.   REUTERS/Leonhard Foeger/File Photo
Foto: Dok. REUTERS/Leonhard Foeger/File Photo
Makassar -

Ratusan siswi di sejumlah sekolah perempuan di Iran dilaporkan mengalami keracunan massal dalam 3 bulan terakhir. Pemerintah setempat mengklaim sejumlah siswi sengaja diracun agar akses pendidikan perempuan ditutup.

Melansir detikNews yang mengutip AFP, Rabu (1/3/2023), ratusan kasus gangguan pernapasan dilaporkan dalam tiga bulan terakhir di antara siswi-siswi sekolah di Iran. Insiden ini kebanyakan terjadi di Kota Qom yakni di sebelah selatan ibu kota Iran, Teheran.

Kemudian, para siswa di sekolah perempuan di Borujerd juga dilarikan ke rumah sakit dalam insiden serupa pada Minggu (26/2) waktu setempat. Peristiwa itu menjadi kasus keempat yang terjadi di kota tersebut dalam sepekan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedikitnya 35 siswi telah dibawa ke rumah sakit sejauh ini. Kantor berita Tasnim juga melaporkan bahwa ratusan kasus keracunan tercatat sejak November tahun lalu di sedikitnya dua kota lainnya di Iran, termasuk Qom.

Insiden tersebut menyebabkan orang tua para siswa berkumpul di luar kantor pemerintah Qom untuk 'menuntut penjelasan' dari otoritas setempat pada 14 Februari lalu. Juru bicara pemerintah Iran, Ali Bahadori Jahromi kemudian merespons dengan menyatakan Kementerian Intelijen dan Pendidikan tengah mencari tahu penyebab keracunan itu.

ADVERTISEMENT

Dalam pernyataan pada Minggu (26/2) waktu setempat, Wakil Menkes Younes Panahi menyatakan beberapa orang diracun di sekolah perempuan di Qom, dengan tujuan menutup akses pendidikan untuk anak-anak perempuan.

"Setelah insiden beberapa siswa keracunan di sekolah-sekolah Qom, ditemukan bahwa beberapa orang menginginkan semua sekolah, khususnya sekolah anak-anak perempuan, untuk ditutup," ucap Panahi seperti dikutip IRNA.

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal pihak yang disebutnya ingin menutup sekolah khusus perempuan. Sejauh ini, belum ada penangkapan yang dilakukan terkait insiden keracunan massal itu.

Para aktivis membandingkan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden keracunan massal itu dengan Taliban di Afghanistan dan Boko Haram di Sahel, yang menentang pendidikan untuk perempuan.

Sementara itu, seorang pejabat pemerintah setempat di Kota Qom, yang tidak disebut namanya, menyatakan bahwa insiden itu diyakini sebagai upaya disengaja untuk memaksa penutupan sekolah-sekolah bagi perempuan.

"Siang hari ini, sejumlah siswi mengalami keracunan di Sekolah Perempuan Khayyam di kota Pardis, Provinsi Teheran," demikian laporan kantor berita Tasnim pada Selasa (28/2) waktu setempat.




(hmw/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads