2 Versi Pontianak yang Dikaitkan dengan Kuntilanak oleh Antropolog Jerman

2 Versi Pontianak yang Dikaitkan dengan Kuntilanak oleh Antropolog Jerman

Riani Rahayu - detikSulsel
Senin, 27 Feb 2023 08:30 WIB
Penampakan Kuntilanak. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi kuntilanak. (Foto: Istimewa)
Pontianak -

Kuntilanak mendadak heboh usai antropolog Jerman, Timo Duile meneliti sejarahnya di Indonesia. Dia menyebut nama Kota Pontianak didirikan dengan cara menggusur kuntilanak.

Terkait penelitian itu, sejarawan Kalimantan Barat (Kalbar) Syafaruddin Usman mengatakan sebenarnya ada dua versi terkait nama Kota Pontianak. Ada versi cerita legenda dan versi berdasarkan cerita sejarah.

"Pontianak sebagai nama kota, versi legenda, dikutip dari cerita tentang hantu kuntilanak. Diyakini sebagai makhluk halus berkelamin perempuan dengan wajah angker bergentayangan dan mengganggu ketenangan banyak orang," kata Syafruddin kepada detikcom, Minggu (26/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syafruddin mengatakan kisah kuntilanak sebagai cikal bakal nama Kota Pontianak itu masuk akal. Sebab, dahulu Pontianak merupakan kawasan hutan rimba di Pulau Kalimantan.

"Ini berdasar legenda. Masuk akal karena dulu sebelum kota ini ada, kawasan cikal bakal kota ini adalah hutan rimba belantara," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Di tengah kerimbunan hutan lindung inilah makhluk halus yang dikenalkan sebagai Punti Anak (nama lain kuntilanak) sebagai penghuni utama kawasan hutan lebat di tepi Sungai Kapuas," sambungnya.

Sementara versi sejarah, nama Pontianak berasal dari cerita yang berbeda. Daerah ini konon dihuni para bajak laut perompak di wilayah Sungai Kapuas.

Syafruddin menuturkan para bajak laut itu kerap mengganggu lalu lintas pelayaran di sepanjang Sungai Kapuas. Hal tersebut lantas mengundang reaksi Syarif Abdurahman, anak dari Habib Husein dan menantu Opu Daeng Menambon, penguasa Mempawah.

"Abdurahman dan pengikutnya menghalau para bajak laut yang bercokol di pulau pada pertemuan dua sungai besar, Landak dan Kapuas," ujarnya.

"Maka disimpulkan, 'hantu-hantu' di 'pintu' (percabangan) anak Sungai Landak dan Kapuas itulah yang dinamakan 'hantu di pintu anak sungai'. Alih-alih inilah yang diabadikan sebagai Pintu Anak menjadi Punti lalu Pontianak," terangnya.

Hasil Penelitian Antropolog Jerman

Penelitian antropolog Jerman, Timo Duile tentang sejarah kuntilanak itu telah dipublikasikan dalam Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia pada 2020 dengan judul "Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia".

Melansir detikEdu, Timo menggunakan metode pendekatan objek seputar manusia dan roh, terutama dalam sudut pandang orang-orang di Pontianak, Kalimantan Barat. Hasilnya mengungkapkan bahwa orang-orang Pontianak mengklaim kotanya didirikan dengan cara menggusur kuntilanak.

Dalam penelitiannya, nama Pontianak berasal dari bahasa Melayu po(ho)n ti(nggi), yang berarti 'pohon tinggi'. Hal ini menggambarkan kondisi kota Pontianak pada saat itu yang masih berupa rawa-rawa dan hutan lebat.

Dari situlah kemudian muncul sebuah narasi yang menjelaskan bahwa kuntilanak sering dikaitkan dengan pohon tinggi di pedesaan Kalimantan Barat.

"Artikel ini membahas hantu Kuntilanak/Pontianak, sejenis vampir yang tidak hanya menghantui ingatan kolektif orang-orang di ranah Melayu, tetapi juga berperan penting bagi kota Pontianak (ibu kota provinsi Kalimantan Barat di Indonesia) sebagai roh pengusir yang menghantui, menakutkan, dan tidak ada," tulis Timo dalam jurnalnya.




(asm/urw)

Hide Ads