Barbar Keluarga Badut Jalanan di Makassar Serang Petugas saat Razia

Kota Makassar

Barbar Keluarga Badut Jalanan di Makassar Serang Petugas saat Razia

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 27 Feb 2023 06:10 WIB
Razia badut dan anak jalanan di Makassar, Sulsel.
Foto: Razia badut dan anak jalanan di Makassar, Sulsel. (Dok. Istimewa)
Makassar -

Keluarga badut jalanan menyerang petugas yang sedang melakukan razia di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka melempar batu ke arah mobil tim patroli hingga mengenai seorang personel razia.

"Berdasarkan informasi dari teman-teman yang turun (razia), memang ada pelemparan batu," Plt Kepala Dinsos Makassar Armin Paera kepada detikSulsel, Minggu (26/2/2023).

Insiden yang sempat viral di media sosial ini terjadi di Jalan Adhyaksa Makassar, Sabtu (25/2) sekitar pukul 15.00 Wita. Saat itu personel gabungan Dinas Sosial (Dinsos) bersama Satpol PP dan aparat kepolisian tengah melakukan razia badut dan anak jalanan (anjal) di lokasi itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lokasinya di Adhyaksa sekitar lampu merah di Jalan Abdesir itu terjadi keributan. Memang kita lagi razia badut jalanan dan anak jalanan," ucapnya.

Armin mengatakan, saat itu petugas mengamankan badut jalanan kemudian dibawa ke mobil patroli. Namun seorang pria yang mengaku keluarga badut jalanan itu terlibat cekcok dengan petugas.

ADVERTISEMENT

"Kebetulan ada badut jalanan kita amankan, keluarganya keberatan. Keluarganya itu yang sempat terprovokasi sampai terjadi keributan," paparnya.

Menurutnya, pria tersebut sempat adu mulut dengan petugas yang sudah berada di mobil patroli. Armin mengatakan, pihaknya sudah memberi pengertian namun tetap bersikeras mencari badut jalanan yang diamankan.

"Saya tidak tahu pasti itu siapa, tapi informasinya mengaku sebagai keluarganya itu anak yang kita amankan," beber Armin.

"Sebenarnya sudah diberi pengertian sama anggota Satpol untuk didata dulu. Karena ada beberapa anak yang sudah 2-3 kali yang kena razia," tambahnya.

Saat mobil patroli dijalankan, pria yang mengaku keluarga badut jalanan justru mengejar mobil patroli. Pria itu bahkan meneriaki hingga menunjuk-nunjuk petugas.

"Sempat dikejar (mobil patroli)," tutur Armin. Sejumlah rombongan pemotor yang diduga bagian keluarga badut jalanan bahkan mengikuti mobil petugas yang mengangkut sejumlah anjal yang terjaring razia.

Armin mengaku tidak tahu pasti momen terjadinya pelemparan batu itu. Namun sebuah batu yang mengarah ke mobil patroli, mengenai seorang petugas dari Dinsos Makassar.

"Petugas ada yang kena (lemparan batu) di bagian kaki. Kakinya tergores kayaknya itu," tambah Armin.

Selanjutnya, petugas yang membawa badut dan anjal dibawa ke Rumah Penanganan Trauma Center (RTPC) untuk menjalani proses asesmen dan pembinaan. Namun sesampainya di lokasi, sejumlah iringan motor yang mengaku keluarga badut jalanan juga sudah berada di tempat.

"Keluarga korban berdatangan di RTPC. Di situ kita mediasi," ungkapnya.

Menurut Armin, proses mediasi berjalan lancar meski sempat kembali cekcok dengan petugas. Orang tua badut jalanan sudah diminta menandatangani surat pernyataan.

"Orang tua diminta tanda tangan surat pernyataan bahwa anaknya tidak ada turun lagi di jalan. Jadi sudah aman," tegas Armin.

Sementara terkait pegawainya yang terkena lemparan batu disebut dalam kondisi baik. Pihaknya masih mempertimbangkan insiden pelemparan batu ini untuk dilaporkan ke polisi.

"Kita lihat sikon (situasi dan kondisi) dulu. Inikan tergantung korban juga. Tapi mudah-mudahan tidak sampai melapor ke polisi," tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

15 Badut dan Anjal Terjaring Razia

Armin mengungkapkan total 15 badut dan anjal diamankan di berbagai titik wilayah Kota Makassar pada Sabtu (25/2). Hal ini menindaklanjuti keresahan warga akan kehadiran mereka yang dianggap mengganggu ketertiban umum.

"Ada 13 badut kita tertibkan dan 2 anjal, dan semuanya itu kita amankan. Ini menjadi keresahan warga Makassar banyaknya badut-badut di jalanan akhirnya kita turun melakukan patroli," tegas Armin.

Menurutnya, badut dan anjal yang diamankan merupakan anak di bawah umur. Mereka pun dipulangkan setelah melalui asesmen dan berkoordinasi dengan pihak keluarga mereka.

"Rata-rata anak-anak semua yang diamankan, usia SD. Terus dipulangkan dengan catatan orang tua membuat surat pernyataan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/urw)

Hide Ads