Miris Siswi SD Soppeng Di-bully di Sekolah gegara Gagal Juara Kontes Model

Miris Siswi SD Soppeng Di-bully di Sekolah gegara Gagal Juara Kontes Model

Agung Pramono - detikSulsel
Sabtu, 25 Feb 2023 06:50 WIB
Peserta pemilihan Anadara Kallolo Mallello Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2023.
Foto: Peserta pemilihan Ana'dara Kallolo Mallello Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2023. (dok.istimewa)
Soppeng -

Siswi SD di Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Nabila Alivia Risfanhy menjadi korban bully oleh rekan-rekannya usai gagal menjadi juara dalam lomba bertajuk Pemilihan Ana'dara Kallolo Mallello 2023. Ibu Nabila, Andi Astrid lalu protes ke pihak penyelenggara karena anaknya gagal juara padahal diklaim mendapat nilai tertinggi.

"Kami kecewa dengan kegiatan itu. Anak saya Nabila Alivia Risfanhy dia mendapatkan nilai tertinggi tapi tidak mendapat juara," kata orang tua Nabila, Andi Astrid kepada detikSulsel, Jumat (24/2/2023).

Kompetisi pemilihan Ana'dara Kallolo Mallello yang diikuti Nabila berlangsung di Cafe Tripel 888 Soppeng pada Kamis-Jumat, 17-18 Februari 2023. Total ada 23 peserta se-Kabupaten Soppeng yang turut berpartisipasi dalam ajang tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penyelenggaraan kompetisi tersebut, peserta dibagu menjadi dua kategori yakni kategori cilik A untuk kelas 1 sampai kelas 3, dan kategori cilik B kelas 4 sampai kelas 6. Astrid mengatakan, anaknya yang akrab disapa Fanhy mengikuti kategori cilik B.

"Untuk Fanhy dia mengikuti kategori cilik B. Di babak grand final diambil perhitungan juri, dan nilai Fanhy dicoret-coret oleh salah satu juri. Dan salah satu juri yang memberikan pernyataan kalau nilainya rendah dengan alasan rambutnya pirang," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Astrid mengaku, pihaknya protes terhadap pernyataan juri terkait rambut pirang. Sebab, menurutnya, sejak awal pihak panitia tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut.

"Kami protes karena rambut pirang tidak masuk kategori penilaian, dan sudah disampaikan oleh panitia dari awal. Pihak panitia langsung minta maaf karena mengaku ada kekeliruan terkait rambut pirang," bebernya.

Dia juga mengatakan, sebenarnya persoalan menjadi juara atau tidak sama sekali bukan masalah. Akan tetapi, mental anaknya disebut terganggu lantaran dirundung rekan sekolahnya.

"Kami minta pertanggungjawaban sama penyelenggara karena anak saya diolok-olok terus sama teman sekolahnya. Dan sampai sekarang masih menangis kalau diingatki itu kejadian, dan langsung tidak mau sekolah," jelasnya.

"Intinya kami minta transparansi penilaian, dan objek penilaian kepada juri dan penyelenggara. Fhany nilai tertinggi tapi tidak dapat juara," sambung Astrid.

Terkait hal itu, pembina Generasi Milenial Soppeng (GMS) yang juga penyelenggara kegiatan, Andi Hisby pun angkat bicara. Dia mengakui nilai Fanhy paling tinggi mulai dari wawancara hingga sesi foto dibandingkan peserta lainya, namun dia menegaskan panitia tidak pernah mengganggu keputusan juri.

"Pada saat malam grand final ada 3 juri. Memang ada juri sendiri yang mencoret lembaran penilaian itu. Tapi diakui sendiri oleh juri kalau nilai yang dicoret dilakukan sendiri olehnya," ucap Hisby.

Dia pun mengatakan telah terjadi kesalahpahaman soal penilaian. Dia juga mengatakan bahwa panitia tidak mempersoalkan terkait rambutnya yang pirang.

"Namun juri pada saat rembuk tidak mau terima soal itu. Dan juri tidak mau diatur. Itulah misnya antara panitia dan juri yang bikin anjlok nilainya Fanhy," imbuhnya.




(urw/hsr)

Hide Ads