Warga negara India, Asib Ali Bhore (32) buka suara terkait kisahnya yang gagal melamar gadis berinisial SK alias Nisha di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ali mengaku lamaran itu gagal karena terhalang restu dari keluarga gadis Wajo tersebut.
"Nisha telah mengatakan selama 2 tahun bahwa dia hanya akan bersamaku. Dia juga menceritakan hal ini kepada keluarganya, tapi saudaranya menghancurkan hidupnya," kata Asib Ali kepada detikSulsel, Rabu (22/2/2023).
Asib Ali mengatakan dirinya sudah mendapat lampu hijau dari Nisha untuk segera datang ke Indonesia. Oleh sebab itulah Ali yang sedang berada di Arab Saudi pulang ke India untuk mengurus visa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kata Nisha, semua persiapan sudah dilakukan. Kamu segera datang ke Indonesia, kita akan menikah," kata Ali.
Asib Ali mengatakan, begitu dirinya tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, pihak Nisha tidak datang menjemputnya. Dia juga tiba-tiba tidak bisa menghubungi kekasihnya itu.
Asib Ali pun memutuskan ke kampung halaman Nisha di Kabupatan Wajo dengan menyewa mobil travel pada Kamis (16/2) malam hingga tiba pada Jumat (17/2) dini hari. Namun Ali harus menerima kenyataan lamarannya ditolak.
"Katakan padaku aku meninggalkan Arab Saudi untuk Nisha. Meninggalkan India, meninggalkan rumahku," kata Asib Ali.
"Saya datang ke Indonesia berpikir bahwa saya akan menikah dan tinggal bersamanya dan orang-orang ini membuktikan bahwa saya salah," lanjut dia.
Sebelumnya diberitakan, Asib Ali nekat datang ke Wajo pada Jumat (17/2) lalu pukul 03.00 Wita. Setelah lamarannya ditolak, Asib Ali langsung ke Polres Wajo untuk meminta dimediasi soal lamarannya ke SK alias Nisha.
"Saat dimediasi, pria India ngotot harus nikah sampai menangis. Dia suka sekali itu, berapa pun uang dia mau keluarkan yang penting dia nikahi perempuan," kata Kasat Intel Polres Wajo AKP Amdia kepada detikSulsel, Minggu (19/2).
SK yang tinggal di Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, itu ternyata sudah dilamar pria yang telah dijodohkan oleh orang tuanya. Mediasi turut melibatkan aparat desa, Kesbangpol Wajo, dan keluarga SK.
"Dan saya panggil keluarganya, apa betul perempuan ini sudah dilamar, dijawab iya oleh keluarganya. Orang tuanya sendiri yang melamar dari Palu," sebut Amdia.
Amdia menambahkan, tanggal pernikahan SK dengan imam masjid itu belum dijadwalkan. Namun, akan dilangsungkan setelah lebaran Idul Fitri.
"Nikahannya setelah lebaran, sekalian penentuan tanggal. Uang panainya Rp 50 juta, calonnya merupakan imam masjid," terang dia.
Ali akhirnya mengikhlaskan kekasihnya SK menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Asib pun langsung pulang ke India.
"Orang India itu ikhlaskan saja semua. Dia sampaikan juga semoga bahagia," kata AKP Amdia.
(hmw/sar)