Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan ada 66 pengungsi banjir yang mulai terserang penyakit. Pihaknya tengah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada korban.
"Sampai saat ini kita melakukan pemeriksaan kesehatan 66 orang yang terkena penyakit," kata Kepala Dinkes Kota Makassar Nursaidah Sirajuddin yang dikonfirmasi, Senin (13/2/2023).
Nursaidah menambahkan, para pengungsi mengalami keluhan yang berbeda-beda. Para korban banjir ada yang menderita flu, batuk, hingga gatal-gatal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gatal-gatal itu 13 orang, sakit badan 8 orang, demam 8 orang, maag 3 orang dan stroke 1 orang," jelasnya.
Pihaknya memastikan para korban banjir dalam penanganan. Nursaidah juga melakukan pemeriksaan untuk penanganan terhadap warga yang tertusuk paku.
"Batuk dan flu ada 19 orang, hipertensi 14 orang. Penanganan darurat juga akibat tertusuk paku 1 orang," paparnya.
Dinkes Makassar menurunkan petugas kesehatan di 8 titik pengungsian banjir di Kota Makassar. Sejumlah obat dan vitamin juga telah disediakan.
"Lokasinya di 8 titik pengungsian dilakukan penanganan. Termasuk 4 orang bumil atau ibu hamil (yang ditangani)," sebut Nursaidah.
Diketahui, sejumlah titik di wilayah Kota Makassar terendam banjir usai diguyur hujan lebat sejak pagi, Senin (13/2). Rumah warga dan sejumlah fasilitas umum terdampak bencana tersebut.
Pemkot Makassar juga memutuskan untuk meliburkan aktivitas persekolahan. Kebijakan ini untuk menghindari dampak cuaca ekstrem yang tidak diinginkan.
"Ada 200-an ribu siswa siswi mulai PAUD sampai SD dan SMP ini demi keselamatan anak," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Muhyiddin dikonfirmasi, Senin (13/2).
Menurutnya proses belajar mengajar tak bisa menggunakan sekolah saat ini lantaran air sudah masuk ke lapangan. Sebagian kelas bahkan juga tergenang air.
"Karena cuaca rawan maka secara keseluruhan anak anak pembelajaran daring dulu sementara, jadi kita liat cuaca begitu selesai bagus kita kembali ke sekolah," paparnya.
(sar/sar)