Pj Wali Kota Jayapura Frans Pekey berharap pemerintah pusat memberikan uluran tangan kepada korban gempa bumi magnitudo (M) 5,4. Pemkot Jayapura sendiri telah menetapkan status tanggap darurat atas gempa tersebut.
Frans Pekey mengaku saat ini berada di luar kota, sehingga penetapan status tanggap darurat dilakukan melalui rapat virtual pada Kamis (9/2/2023). Hasil rapat, status tanggap darurat ditetapkan selama 21 hari sejak 9 Februari hingga 1 Maret 2023.
"Kami walaupun sedang di luar kota namun selalu memantau perkembangan dari siang tadi dan berdasarkan data-data dan perkembangan yang telah disampaikan maka saya selaku Pj Wali Kota Jayapura dengan ini menyatakan kota Jayapura dalam status tanggap darurat bencana gempa bumi," ujar Frans Pekey dalam keterangannya, Jumat (10/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Frans Pekey pun berharap ada bantuan dari pemerintah pusat ke masyarakat Jayapura yang menjadi korban. Dia juga meminta semua kepala Distrik dan Lurah-lurah membantu korban gempa.
"Dengan adanya status ini saya berharap dari Kementerian Sosial, BNPB, dan stakeholder terkait untuk dapat membantu masyarakat di Kota Jayapura dalam menghadapi bencana ini," kata Frans.
"Untuk kepala-kepala Distrik dan Lurah-Lurah agar membuka halaman kantor mereka untuk menampung apabila ada warga yang ingin mengungsi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita semua," katanya.
Gempa M 5,4 Guncang Jayapura
Diketahui gempa bumi M 5,4 mengguncang Kota Jayapura Papua pada Kamis (9/2). Gempa tektonik ini dipicu adanya aktivitas sesar aktif.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa terjadi pada Kamis (9/2) pukul 15.28 WIT. Titik gempa terletak pada koordinat 2.50 derajat lintang selatan dan 140.70 derajat bujur timur.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Kamis (9/2).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," lanjutnya.
Daryono menyebutkan getaran gempa dirasakan di Kota Jayapura dengan skala intensitas V MMI. Artinya getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.
Gempa juga terasa di daerah Kabupaten Keerom dengan skala intensitas III-IV MMI. Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Selanjutnya dirasakan juga di Kabupaten Jayapura dengan skala III MMI. Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
Polisi Patroli Rutin
Polisi menggelar patroli rutin untuk mencegah rumah korban gempa M 5,4 Jayapura dijarah perampok. Pengamanan itu dilakukan usai Pemkot Jayapura menetapkan status tanggap darurat gempa.
"Kita dari sisi keamanan juga memberikan rasa aman agar tidak ada penjarahan akibat rumah-rumah yang ditinggal," ujar Kapolresta Jayapura Kombes Victor D. Mackbon kepada detikcom, Jumat (10/2).
Victor mengaku pihaknya juga membutuhkan peran dari sebagian masyarakat dalam pengamanan rumah dari penjarahan. Dia meminta masyarakat juga rutin melakukan patroli seperti siskamling.
"Tentunya kita bersama masyarakat terus melakukan patroli seperti siskamling agar rumah yang ditinggalkan tidak dijarah," katanya.
Victor menuturkan cukup banyak warga yang merasa khawatir akibat gempa tersebut. Mereka kemudian meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara waktu.
"Karena dari kemarin rasa khawatir dan ketakutan terus berkembang sehingga mereka ingin meninggalkan lokasi tempat tinggal," katanya.
Pihak kepolisian juga siap membantu pemerintah untuk membangun posko induk tanggap darurat. Dia mengatakan setiap Distrik ditargetkan memiliki posko induk.
"Posko induk tanggap darurat cuman ada 1 tetapi kantong-kantong pengungsian sesuai dengan arahan walikota setiap distrik harus ada posko-posko," ujarnya.
TNI dan Polri juga mendirikan posko. Tetapi posko semuanya terpusat di posko tanggap darurat," imbuhnya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
2.136 Orang Mengungsi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 2.136 warga mengungsi akibat gempa M 5,4 di Kota Jayapura, Papua. Sementara korban meninggal dunia ada 4 orang.
Berdasarkan data BNPB, Jumat (10/2/2023), ribuan warga yang mengungsi tersebar di 15 titik lokasi pengungsian. Sementara data kerugian material juga bertambah.
Dalam laporannya, BNPB menyebut total 44 rumah mengalami kerusakan. Rinciannya, 15 rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang dan 28 rumah rusak ringan.
Selain itu satu kafetaria roboh dan tenggelam. Gempa juga mengakibatkan 5 gedung perkantoran rusak, RSUD Kota Jayapura rusak, 1 masjid, 2 gereja, 1 hotel dan 1 supermarket turut terdampak.
Kepala BPBD Kota Jayapura Asep Khalid mengaku pihaknya menerima laporan 4 korban tewas akibat gempa M 5,4.
"Sementara data di kami baru empat yang meninggal," sebut Asep kepada detikcom, Kamis (9/2).