Teks persuasi adalah salah satu bentuk tulisan yang bertujuan untuk memengaruhi pembacanya. Teks persuasi atau juga disebut persuasif sudah cukup sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan atau disebut juga bujukan halus. Persuasi juga diartikan sebagai karangan yang bertujuan membuktikan pendapat.
Secara umum teks persuasi hampir sama dengan jenis teks penulisan lainnya. Yakni memiliki struktur yang meliputi pengenalan isu, rangkuman argumen, hingga penegasan. Namun bedanya ada pada pernyataan ajakan sebelum masuk pada penegasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa yang diharapkan penulis teks persuasi untuk pembacanya?
Teks persuasi adalah teks yang berisi ajakan kepada orang lain atau pembaca untuk mengikuti harapan dan keinginan penulis. Dengan begitu, penulis teks persuasi berharap dapat memengaruhi atau membujuk seseorang untuk memenuhi keinginannya.
Nah, untuk memahami lebih jauh terkait teks persuasi, alangkah baiknya untuk mengetahui strukturnya terlebih dahulu dirangkum detikSulsel dari laman resmi Kemdikbud.
Struktur Teks Persuasi
a. Pengenalan isu, yakni berupa pengantar mengenai masalah yang akan dibicarakan.
b. Rangkaian argumen, yakni rangkaian pendapat penulis/pembicara terkait isu. Diperkuat dengan penyajian fakta. Fakta merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi atau nyata.
c. Ajakan, yakni inti dari teks persuasi berupa anjuran kepada pembaca untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
d. Penegasan kembali, berupa simpulan dan rangkuman yang biasanya ditandai oleh ungkapan seperti demikianlah, jadi, oleh karena itu.
Contoh teks persuasi:
Pengenalan Isu
Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Saudara-saudara yang saya hormati.
Sekarang ini bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, yang jatuh setiap tanggal 10 November. Hari yang sangat bersejarah bagi bangsa kita dalam mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda.
Rangkaian Argumen
Momen peringatan Hari Pahlawan ini banyak memberikan hikmah, terutama semangat persatuan dan pantang menyerah. Seperti halnya, 77 tahun silam para pahlawan bangsa berjuang bersatu untuk mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda. Pada saat itu Belanda berkeinginan untuk kembali menguasai NKRI. Di kota Surabaya pertumpahan darah tidak dapat terelakkan lagi. Pada masa itu pahlawan bangsa yang hanya bersenjatakan bambu runcing dan senapan konvensional, harus melawan tentara Belanda dengan persenjataan dan taktik perang yang lebih modern. Dengan semangat dan keberanian, para pahlawan berhasil mengusir penjajah.
Persatuan diibaratkan tiang sebuah gedung. Sebuah gedung yang kukuh memiliki tiang yang kukuh pula. Apabila persatuan suatu bangsa memiliki ikatan yang erat, maka bangsa tersebut juga tidak akan goyah meski lawan menanti di depan. Semangat juang akan terus dikobarkan demi negara tercinta. Itulah yang selalu dilakukan seorang pahlawan negeri.
Ajakan
Semangat dan keberanian para pahlawan haruslah kita teladani. Keduanya harus menjadi sinergi, berjalan selaras untuk meneruskan perjuangan para pahlawan mencapai cita-cita bangsa, yaitu Indonesia yang lebih baik ke depannya. Kita sebagai generasi penerus harus senantiasa mendoakan arwah para pahlawan agar diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. Semoga bangsa ini senantiasa dalam lindungan-Nya, tetap dikaruniai kemerdekaan dan persatuan.
Penegasan Kembali
Oleh karena itu, peringatan Hari Pahlawan ini adalah saat yang tepat untuk kita memperbarui semangat persatuan. Meskipun negeri ini sudah merdeka, tetapi kita harus terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan ini. Selain itu, untuk menghargai perjuangan para pahlawan, marilah kita doakan mereka agar tenang di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan senantiasa meneruskan perjuangan mereka.
Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi
Berdasarkan contoh di atas, dapat diketahui kaidah-kaidah kebahasaan dalam penulisan teks persuasi sebagai berikut:
a. Pernyataan mengandung ajakan, bujukan, dorongan, dan sejenisnya. Ditandai dengan penggunaan kata penting, harus, sepantasnya, hendaknya, jangan, sebaiknya.
Contoh:
1. Semangat dan keberanian para pahlawan haruslah kita teladani.
2. Kita sebagai generasi penerus harus senantiasa mendoakan arwah para pahlawan agar diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa.
b. Menggunakan kata-kata teknis sesuai topik. Contoh kata-kata yang berkaitan dengan Hari Pahlawan, seperti agresi militer Belanda, kemerdekaan, perjuangan, penjajah.
c. Menggunakan kata penghubung argumentasi. Seperti jika, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
d. Fakta merupakan sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Contoh: Seperti halnya, 68 tahun silam para pahlawan bangsa berjuang bersatu untuk mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda.
e. Menggunakan konjungsi kausalitas (sebab-akibat) seperti karena, sebab, karenanya, sehingga.
f. Menggunakan kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
g. Menggunakan kata sambung yang menyatakan tujuan, seperti supaya dan selagi
Menulis Teks Persuasi
Ada langkah-langkah menyusun teks persuasi yang juga perlu diketahui seperti di bawah ini:
1. Menentukan tema, dengan membuat bujukan utama.
2. Susunan perincian. Perincian disesuaikan dengan struktur teks persuasi yaitu
pengenalan isu, rangkaian argumen, pernyataan ajakan, dan penegasan kembali.
3. Pengumpulan bahan, bahan tersebut berupa fakta dan pendapat berkaitan dengan
tema.
4. Pengembangan teks dilakukan dengan memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan.
(asm/alk)