Jatah pupuk subsidi untuk Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) bertambah 10 ribu ton di tahun 2023. Pupuk yang bertambah yakni jenis urea 7 ribu ton dan NPK 3 ribu ton.
"Tahun 2022 lalu untuk pupuk subsidi jenis urea kita dapat jatah 17 ribu ton, dan tahun ini kita start di angka 24 ribu ton. Bisa dikatakan ada tambahan," ujar Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Sidrap, Suriyanto kepada detikSulsel, Senin (23/1/2023).
Suriyanto menambahkan, jatah pupuk subsidi jenis NPK juga bertambah tahun ini. Dari 14 ribu ton di 2022 naik menjadi 17 ribu ton tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pupuk jenis NPK jug ada tambahan dibandingkan tahun sebelumnya. Kalau di tahun lalu 14 ribu, tahun ini kita start 17 ribu ton," paparnya.
Lebih lanjut, Suriyanto menjelaskan jatah pupuk urea dan NPK tersebut masih berpeluang bertambah. Sesuai dengan regulasi dari PT Pupuk Indonesia, jika dalam periode di akhir tahun angka serapan sudah 80 persen dari jatah maka suplai pupuk berpeluang kembali ditambah.
"Jatah pupuk subsidi ini (urea dan NPK) bisa bertambah sesuai aturan dari Pupuk Indonesia apabila di Agustus-September nanti terserap kuota 80 persen," jelasnya.
Adapun penerima pupuk subsidi di Sidrap saat ini mencapai 44.779 petani. Data tersebut sesuai dengan hasil pendataan dan evaluasi tahun sebelumnya.
"Kalau jumlah petani penerima pupuk itu sekarang sesuai NIK sebanyak 44.779 orang," paparnya.
Meskipun mendapatkan tambahan jatah di tahun 2023, Suryanto mengatakan alokasi tersebut masih kurang dari kebutuhan petani di Sidrap. Terutama untuk jenis pupuk NPK. Padahal jenis pupuk ini yang secara teknis banyak dibutuhkan dan direkomendasikan pemakaiannya.
"Pupuk NPK yang masih kurang. Jadi gambarannya NPK hanya dapat 3 sak, tetapi kebutuhan 6 sak, sementara untuk urea kebutuhan 4 sak sudah bisa tercapai," rincinya.
(alk/hmw)