Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki kata umpatan yang memiliki makna yang kasar, tak terkecuali di Sulawesi Selatan (Sulsel). Kata umpatan ini biasanya berasal dari bahasa daerah setempat yang konotasinya negatif.
Kata umpatan atau bahasa kasar ini tidak boleh diucapkan sembarangan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja bahasa umpatan di Sulsel serta makna dari setiap kata umpatan tersebut.
Lantas, apa saja kata umpatan di Sulsel?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini daftar kata umpatan di Sulsel beserta artinya yang telah dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber:
Sundala
Kata sundala sudah mulai digunakan di Sulsel sejak tahun 1991. Saat itu, kata sundala ini digunakan untuk menyebut waria atau bencong yang ada di Sulsel.
Seiring dengan berjalannya waktu, kata sundala ini dikenal sebagai kata kasar atau umpatan yang kerap menimbulkan pertengkaran ketika diucapkan.
Kata sundala sebenarnya memiliki arti yang sama dengan kata 'sundal' atau 'sundel' yang dalam bahasa Indonesia berarti 'perempuan jalang' atau 'pelacur'.
Anassundala
Jika kata sundala digabung menjadi 'anassundala', maka maknanya akan sangat tidak pantas. Anassundala jika diartikan memiliki makna 'anak pelacur', 'wanita jalang', atau 'anak haram'.
Karena kata sundala ini memiliki makna yang sangat tidak pantas, maka sebaiknya kata ini tidak diucapkan sembarangan, terutama ketika berkunjung ke daerah Sulsel.
Suntili
Suntili memiliki makna yang serupa dengan sundala karena kata ini sebenarnya merupakan akronim dari 'sundala tiga kali'. Karena merupakan akronim dari sundala tiga kali, maka umpatan ini memiliki makna yang lebih kasar dari kata sundala itu sendiri.
Anjing, Kongkong, Asuh
Anjing, kongkong, dan asu memiliki makna yang serupa. Anjing merupakan bahasa Indonesia, kongkong merupakan bahasa Makassar, sedangkan asuh merupakan bahasa Bugis.
Ketiga kata umpatan tersebut biasanya dipakai untuk memaki orang dengan cara menyamakannya dengan binatang menyeramkan, liar, galak, dan suka menggigit, yakni anjing.
Kata anjing sendiri merupakan bahasa umpatan yang cukup sering digunakan di berbagai daerah. Sementara kata kongkong dan asuh masih cukup asing bagi orang di luar Sulsel.
Zombi, Telang, Sombong
Kata umpatan berikutnya di Sulsel yaitu zombi, telang, dan sombong. Ketiga kata tersebut merupakan umpatan dari istilah bagian tubuh yang berhubungan dengan seksualitas.
Zombi, telang, dan sombong memiliki arti yang sama, istilah ini dalam bahasa Makassar berarti vagina atau alat kelamin perempuan.
Telaso
Sama seperti zombi, telang, dan sombong, umpatan ini juga istilah bagian tubuh yang berhubungan dengan seksualitas, namun merujuk ke kelamin laki-laki. Kata makian ini biasanya dipakai di beberapa daerah Sulawesi seperti di Makassar, Palu, serta Kendari.
Jika diterjemahkan secara harfiah, arti telaso adalah kotoran penis. Umpatan ini berasal dari kata 'te' atau 'tai' yang berarti kotoran atau ampas serta 'laso' atau 'lacu' yang berarti penis atau alat kelamin laki-laki.
Bahasa umpatan ini bisa dimaknai sebagai keburukan dari hal yang paling buruk. Karena maknanya yang sangat kasar dan kurang pantas, kata ini tidak boleh diucapkan sembarangan.
Kabulamma, Kabulampe
Kabulamma atau kabulampe adalah umpatan yang dalam bahasa Makassar berarti 'kurang ajar'. Umpatan ini juga kerap diucapkan sebagai sumpah serapa saat mengalami kesialan pada diri sendiri.
Istilah ini merupakan bahasa kotor di Makassar dan kurang pantas diucapkan kepada orang lain. Oleh karena itu, perlu berhati-hati agar tidak menggunakan kata umpatan ini sembarangan.
(urw/asm)