Peneliti mengungkap perjalanan orang pertama yang menduduki Amerika. Ia menyebut sekelompok masyarakat pemburu-pengumpul berkelana dari Eropa dan Asia (Eurasia) Timur sekitar 20.000-30.000 tahun lalu dan menjadi orang-orang Amerika pertama.
Dilansir dari detikEdu, disebutkan bahwa rute bolak-balik orang prasejarah Amerika yang melintasi Selat Bering dan tempat lain di Eurasia telah ditemukan oleh peneliti. Dalam sejarah, orang-orang itu menyeberang Selat Bering ke Eurasia beberapa kali sehingga perjalanannya tidak hanya satu arah.
Perpindahan pemburu-pengumpul itu terjadi jauh sebelum orang Eropa mulai berdatangan ke Amerika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nenek Moyang yang Lebih Dinamis
Baru-baru ini para ilmuwan menemukan DNA purba berupa tulang dan gigi sepuluh orang Eurasia Timur. DNA mereka terawetkan dengan baik karena kondisi iklim yang dingin.
Menurut pakar arkeogenetik di University of Tubingen Jerman, Cosimo Posth, DNA di tulang fosil itu masih bisa tersisa 70 sampai 80 persen saat ditemukan di lingkungan tempat tersebut.
Melalui penemuan yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, sejumlah populasi nenek moyang manusia rupanya lebih dinamis dan saling bercampur lebih dari yang dapat dibayangkan. Hal itu ditunjukkan dari pantai Amerika dan Jepang sampai pedalaman Siberia.
Posth dan para rekannya membagi genom sepuluh fosil penemuan mereka ke dalam tiga bagian, di antaranya manusia purba Pegunungan Altai Siberia, Semenanjung Kamchatka, dan bagian lain Timur Jauh Rusia yang dikutip dari Smithsonian Magazine.
Sejumlah fakta mengenai migrasi purba didapatkan saat analisis DNA.
Pertama, Populasi yang hidup di Pegunungan Altai Siberia membuktikan luasnya pergerakan manusia purba dan budaya melintasi Eurasia. Menurut para ilmuwan tersebut, keturunan dari pelintas Eurasia itu merupakan orang-orang yang kemudian menghuni Eropa dan Amerika.
Kedua, penduduk asli Amerika bermigrasi kembali ke Asia beberapa kali dalam rentang ribuan tahun. Selain itu, masyarakat dari budaya Jomon Jepang bermigrasi kembali ke daratan Asian.
Dalam studi ini ditemukan sejumlah Individu berusia 7.500 tahun merupakan bagian dari populasi pemburu-pengumpul. Sebelumnya mereka tidak diketahui jika pernah menempati Pegunungan Altai.
Sementara pada zaman Holosen awal setidaknya 10.000 tahun lalu populasi Altai tinggal di wilayah yang menghangat.
Dalam analisis Posth diketahui bahwa populasi tersebut merupakan campuran genetik dua kelompok berbeda yang hidup di berbagai penjuru Siberia selama Zaman Es terakhir, yaitu Paleo Siberia dan Eurasia utara kuno.
Posth mengatakan, Pegunungan Altai kemungkinan adalah tempat bercampurnya berbagai populasi.
Pada penelitian ini mengungkap sejumlah penduduk asli Amerika telah kembali ke Eurasia sebelum 500 tahun lalu, mungkin sekitar 5.000 tahun lalu. Menurut antropolog di Southern Methodist University, David Meltzer, temuan soal penduduk asli Amerika di Eurasia bukan lah hal yang mengejutkan.
"Saat Beringia (jembatan darat) tenggelam sekitar 12.000 tahun lalu, tidak mungkin untuk manusia berjalan dari timur laut Asia ke Amerika. Mungkin sekitar 6.000 tahun lalu atau sedikit lebih awal, manusia menggunakan perahu untuk menyeberangi Laut Bering," paparnya.
(alk/alk)